Share

KUBUAT SUAMIKU SEMAKIN LAYU
KUBUAT SUAMIKU SEMAKIN LAYU
Penulis: Putri putri

NAMA PEREMPUAN LAIN

“Dini...” 

Mas Arga, suamiku memekik tertahan dengan mata terpejam. Seketika telingaku memanas mendengar nama wanita lain yang disebut olehnya. Tanganku bergerak cepat mendorong tubuh yang sedang menindihku hingga  terpental agak jauh. Hasrat yang semula telah berada di ubun-ubun menguap entah ke mana.

“Siapa Dini, Mas!” bentakku dengan mata menatap nyalang padanya.

Mas Arga gelagapan saat mendengar pertanyaanku. Sepertinya ada yang sedang ia sembunyikan. Coba lihat, matanya saja enggak berani membalas tatapanku.

“Dini siapa? Aku enggak kenal,” elak mas Arga. 

“Jangan bohong! Dini yang kamu sebut namanya barusan.” 

Aku kembali mencecarnya dengan pertanyaan yang sama. Sudah jelas-jelas ia menyebut nama perempuan lain di penghujung surga dunia yang ia capai. Kok masih bisa bilang enggak kenal. 

Bukannya menjawab apa yang aku tanyakan, mas Arga justru melayangkan tamparan pada pipi kiriku. 

“Berani sekali kamu membentakku!” hardik mas Arga, “kalau aku bilang enggak kenal ya sudah, kamu jangan ngeyel!” imbuhnya. 

Aku menundukkan wajah sambil memegangi pipi yang terasa panas ini, rasa sakit yang ditimbulkan oleh tangan mas Arga, berhasil memaksa bulir bening jatuh dari sudut mata.

“Kamu menamparku, Mas!” ucapku lirih. 

“Itu pantas untuk istri yang berani membentak suaminya!” tegasnya tanpa merasa bersalah. 

Tak kuat dengan perlakuan mas Arga, segera kusambar handuk yang tergantung di balik pintu. Dengan sedikit berlari, aku masuk ke kamar mandi yang ada di sudut kamar ini. 

Kusandarkan tubuh ini pada daun pintu kamar mandi agar tetap bisa berdiri. Namun sayangnya kaki yang gemetaran ini tak cukup kuat menopang berat tubuhku. Hingga akhirnya aku pun luruh, terduduk dengan tangan melingkari kedua kaki dan kepala bertumpu pada lutut. 

Aku tak menyangka pernikahan yang belum genap tujuh bulan ini harus diterpa badai. Mas Arga, laki-laki yang selama ini kusebut suami telah tega berkhianat.  Dia yang dulu memperlakukan aku dengan lembut, kini telah berubah 180 derajat. Bahkan tadi ia sudah menamparku hanya karena aku menanyakan sebuah nama.

Tak ingin terus larut dalam kesedihan, gegas aku bangkit lalu membersihkan diri. Percuma saja aku menangisi laki-laki yang tak tahu diri itu. Lebih baik aku mencari tahu apa yang telah mas Arga lakukan selama ini. Kalau sampai dia benar-benar selingkuh, tak akan pernah aku maafkan perbuatannya.

“lihat saja nanti, Mas! Kamu akan menyesal!” gumamku dalam hati.

Selesai dengan aktivitas di kamar mandi, aku keluar dengan handuk melilit tubuhku. Pandanganku menyapu seluruh sudut kamar mencari sosok mas Arga. Aku pikir dia akan menungguiku untuk meminta maaf, tapi ternyata dia menghilang entah ke mana.

Setelah selesai berpakaian, kuayunkan langkah ke luar kamar untuk mencari suamiku. Siapa tahu ia sedang tidur di kamar tamu atau sedang menghubungi selingkuhannya. 

Benar saja, kulihat mas Arga tengah berbaring di sofa ruang tamu. Ponselnya tergeletak di atas meja. Aku mendekat ke arahnya yang tampak tertidur pulas. Setelah memastikan ia tak terbangun, dengan cepat kusambar ponsel milik suamiku. Segera kubuka ponselnya yang memang tak pernah terkunci. 

Sekian lama mengotak-atik ponsel mas Arga, aku tak kunjung menemukan apa yang aku cari, tak ada satu pun pesan yang terlihat mencurigakan. Begitu juga dengan panggilan. Tak ada panggilan keluar atau masuk pada aplikasi W* milik suamiku. Setengah kecewa, kuletakkan kembali benda pipih ini pada tempat semula. Dengan lesu aku beranjak meninggalkan tempat ini.

Belum sempat melangkah jauh, aku dikejutkan oleh bunyi nada pesan dari ponsel mas Arga. Segera kuambil kembali benda tersebut dari atas meja. Sebuah pesan W* dari nomor tanpa nama tertera pada layar. Rasa penasaran memaksa aku membukanya, siapa tahu ini yang sedang aku cari.

Sepasang bola mataku terbelalak sempurna saat membaca isi pesan tersebut. Jantungku terasa berdegup lebih cepat dari biasanya. Wajahku memerah menahan amarah.

“Kurang ajar sekali orang ini! Berani-beraninya dia mengatai aku!” geramku dalam hati. 

(Ceraikan saja istrimu itu, Mas! Untuk apa dipertahankan kalau dia tidak bisa memuaskan hasratmu.)

Itulah bunyi pesan yang tertera pada layar ponsel suamiku. Sekilas Kulirik mas Arga yang masih terbuai mimpi. Tak disangka ternyata dia sudah memutar balikkan fakta. 

Selama ini justru akulah yang jarang terpuaskan. Tiap kali kami melakukan ritual, belum apa-apa mas Arga sudah KO dulu. Akhirnya aku harus memendam hasrat yang tak tersalurkan. 

“Awas kamu, Mas! Aku akan membalasmu!” batinku.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu balas kelakuan Arga yg sdh menghianati kmu .Arga sdh bermain dgn wanita lain jadi sampe rmh dh cape gada semangat lagi karena udah d keluarkan d ladang lain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status