“Sekarang!” teriak archer Heptagram. Saat itu juga swordman Heptagram yang tidak jauh dari mereka segera berbalik dan menebaskan pedangnya, ternyata sejak tadi dia masih belum menggunakan skillnya sama sekali.
“Slayer!” teriak swordman Heptagram sembari menebaskan pedangnya mengarah kepada ketiga rekannya yang tadi ada di belakang. Saat itu juga tekanan udara tajam diselimuti api membara langsung melesat mengarah kepada archer, priest dan sorcerer Heptagram. Di saat yang bersamaan mereka bertiga segera menunduk ke bawah.
‘Bhaammrrrr’
“Heukh!” pekik assassin Golden Wing yang tidak keburu menghindar karena sudah bergerak menyerang priest dari Heptagram. Kedua pisau yang dia gunakan untuk menyerang priest segera dialihkan guna menahan tebasan jarak jauh yang datang kepadanya. Suara dentuman keras terdengar seiring dengan hancurnya armor milik assassin Golden Wing, kedua pisau di tangannya juga sampai terpental karena tidak kuasa menahan serangan skill swordman. Tubuhnya terpental jauh ke belakang, sementara dari mulut dan hidungnya tampak mengeluarkan darah segar.
‘Brakh’
Tubuh assassin Golden Wing jatuh tepat di hadapan Satria bersama yang lainnya yang sejak tadi masih memperhatikan pertarungan. Pandangan Satria seketika tertuju kepada priest dari Golden Wing yang tampaknya berhasil tepat waktu menggunakan sihir healingnya untuk menyelimuti tubuh assassin.
“Priest itu, tindakannya cukup cepat juga,” puji Satria di dalam hatinya, jika saja priest itu tidak sempat menggunakan sihir penyembuhannya kepada si assassin pastilah luka yang dia derita lebih parah dari saat ini.
“Cih,” gerutu Rexa yang melihat salah satu rekannya sudah tumbang begitu saja. dia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa karena jauh diluar dugaan ternyata Alexa mampu mengimbanginya dengan baik.
“Kelihatannya mereka menjalankan strategimu dengan baik,” kata Noir seraya menggunakan skill khususnya untuk mengikat assassin yang terbaring menggunakan akar-akar pepohonan dari dalam tanah.
“Ya. Kelemahan Heptagram adalah tidak adanya guardian diantara mereka. Akan sangat beresiko jika mereka menghadapi squad atau pasukan yang memiliki assassin di dalamnya, barisan belakang mereka harus senantiasa waspada sebab pasti akan menjadi sasaran dari para assassin,” timpal Satria.
Untuk mengatasi kelemahan Heptagram itu, Satria sudah memberikan beberapa strategi pertempuran yang jitu kepada mereka bertujuh. Salah satunya adalah dengan menugaskan archer sebagai telinga dan mata bagi rekan-rekannya yang lain, sebab hanya dia saja yang memiliki indera penglihatan dan pendengaran lebih tajam dibandingkan yang lainnya. Kelebihannya itu akan digunakan untuk mengantisipasi serangan assassin.
Satria juga menyarankan agar salah satu swordman Heptagram menjaga jaraknya dengan tujuan bisa membantu pertahanan kepada tiga rekannya yang merupakan petarung jarak jauh. Tugas pelindung tersebut bisa saja dilakukan yang lainnya tergantung situasi yang mereka hadapi. Dan sepertinya tumbangnya assassin terkuat Golden Wing membuktikan bahwa strategi Satria memang tepat.
“Jadi sejak awal mereka sengaja membuat pergerakan agar swordman itu terlihat seakan meninggalkan rekannya untuk menyerang kami. Padahal sejak awal mereka menempatkannya sebagai pelindung barisan belakangnya, aku tidak menyangka jika itu hanya jebakan saja. Siapapun orang yang merencanakannya, jelas-jelas dia sangatlah cerdas,” tutur priest dari Golden Wing.
“Cih. Aku pikir swordman itu berniat menggunakan serangannya untuk menyerangku,” gerutu guardian yang kesal karena skill pertahanan yang dia gunakan terasa percuma.“Tuan pengembara memang mengerikan. Aku tidak menyangka jika hanya dengan menahan skillku saja, assassin musuh akan terpancing dengan mudahnya,” batin swordman Heptagram seraya menatap Satria di kejauhan.“Semua pergerakan yang dilakukan oleh Heptagram berhasil membuat lawan bertindak gegabah dan menurunkan kewaspadaannya, sejak awal mereka kelihatannya jauh lebih percaya diri karena level mereka jelas-jelas sudah 70an ke atas. Tapi itu ternyata jadi bumerang bagi mereka sendiri,” batin Noir.“Sejak awal kelihatannya mereka memang sengaja mengincarnya,” pikir Rexa seraya menatap rekannya yang sudah terikat oleh akar-akar pohon di depan Satria.“Ada apa? Apakah kau mulai ragu bisa mengalahkanku hanya karena satu rekanmu sudah tumbang?” ejek Alexa kepada Rexa.“Cih. Jangan bercanda! Kau masih belum melihat kemampuan guild ka
“Apa kau yakin?” tanya lancer Heptagram.“Ya. Ingatlah setiap perkataan tuan pengembara saat melatih kita beberapa hari terakhir ini. Jika kita menghadapi lawan yang jauh lebih kuat dari kita maka akan lebih baik kita tidak mengulur waktu menunggu kesempatan yang datang, tapi kita harus bergerak membuat kesempatan demi kemenangan kita sendiri,” jelas archer Heptagram.“Semakin lama mereka mengulur waktu maka akan semakin jelas kelemahan mereka dan semakin jelas juga musuh lebih unggul dari mereka, satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah membuat kesempatan dengan memanfaatkan musuh yang belum banyak tahu tentang kelemahan mereka. Mereka harus menggunakan semua kemampuan yang mereka miliki untuk mengejutkan musuh,” gumam Satria.“Sebab sudah jelas perbedaan level, pengalaman dan kekuatan tidak akan bisa ditutupi. Sekarang atau mengulur waktu hingga nanti tetap saja kemungkinan mereka kalah akan lebih besar. Tapi berbeda jika mereka mengambil keputusan cepat, kemungkinan mereka
Tiba-tiba saja tanah kembali bergetar seiring dengan kepulan debu yang ada terhempas oleh gemuruh angin yang menderu. Semua orang terkejut bukan main sebab saat ini ketujuh anggota Heptagram masih berdiri di tempatnya tanpa bergerak dan terluka sedikitpun, mereka berdiri tepat di tengah-tengah cekungan tanah yang tadi berhamburan karena efek benturan sihir tingkat tujuh. Terlihat jelas archer Heptagram sudah mengarahkan busur panahnya kepada para petualang terkuat Golden Wing.“Frozen mountain!” ucap archer Heptagram segera melesatkan panahnya yang telah diselimuti oleh es.“Burning mountain!” balas archer Golden Wing yang juga langsung menggunakan skill archer level 60 miliknya untuk menahan serangan yang datang.‘Wwrrrr’‘Bhoomrrr’Suara gemuruh angin melesat dari dua sisi serangan yang berbeda, tak lama kemudian terdengar suara dentuman keras saat dua skill archer level 60 tersebut bertemu di udara. Permukaan tanah kembali berhamburan menghempaskan kerikil dan batuan kecil yang ber
‘Bhamrrr’Suara dentuman keras terdengar saat dua skill swordman level 60 tersebut bertemu, permukaan tanah ddi bawahnya langsung bergetar hingga membuat kerikil dan debu-debu di atasnya berhamburan ke udara. Mendadak saja wujud Rexa sudah ada di belakang Alexa sembari menebaskan pedangnya yang sudah diselimuti petir mengincar lehernya.‘Srink’‘Sret’Suara nyaring bersamaan dengan percikan api tampak terpancar saat tebasan Rexa berhasil mengenai bahu kanan Alexa, bahkan darah mulai mengucur karena bilah pedang Rexa yang diselimuti petir berhasil menembus armor yang dia pakai. Jika saja Alexa tidak segera menghentakan kakinya untuk menjauh mungkin luka yang dia derita akan lebih parah dari saat ini.“Dia, kecepatannya mendadak meningkat drastis,” gumam Alexa sembari memegang luka di bahu kanannya.“Wanita ini, padahal aku sudah bertindak secepat mungkin. Tapi respon pergerakannya benar-benar cepat,” pikir Rexa sambil menghunuskan kedua pedangnya lagi.“Apa yang terjadi?” ujar Noir saa
“Sword storm!” ucap Alexa menggunakan skill swordman level 30. Kini di sekeliling tubuhnya mendadak muncul bilah-bilah pedang yang berputar layaknya pusaran angin melindungi setiap titik dari tubuhnya.‘Tap’Rexa yang tadinya hendak mendekati Alexa kini sudah menapak jauh, dengan cepat Alexa mengerahkan pusaran pedang tersebut mengarah kepada Rexa. Tapi dengan mudahnya Rexa menggunakan skill yang setara hingga terdengar suara dentingan senjata yang begitu nyaring beberapa kali.“Dia mencoba melindungi dirinya dengan serangan yang luas ya, kelihatannya dia sudah sadar terhadap kecepatanku ini,” gumam Rexa sambil menggenggam erat pedang di tangan kanannya.“Dimensional..” ucap Rexa berniat menggunakan skill swordman level 70 miliknya. saat itu juga permukaan tanah Dungeon Luxurie lantai 30 langsung bergetar hebat layaknya gempa bumi, riuh angin juga bergemuruh dari arah Rexa berada bersamaan dengan pedangnya yang memancarkan aura hitam gelap layaknya api hitam yang membara.Alexa yang s
Mendadak saja dari balik kepulan debu yang mengepul tepat di belakang Rexa, sosok Alexa yang berbeda melesat dengan pedang yang telah diselimuti kilatan petir. Tanpa ampun lagi dengan telak Alexa menusukan pedangnya tepat ke punggung Rexa yang telah mati langkah. Sesaat Rexa sebenarnya bisa melihat kilatan petir menyambar dari belakangnya, namun ketika dia hendak menggunakan skill khususnya untuk melompat dengan menghentakan kakinya, tubuhnya sudah melayang jatuh karena Alexa yang ada di depannya segera menyapu kedua kakinya.‘Srink’‘Bres’Dengan telak pedang Alexa berhasil menembus armor di punggung Rexa hingga pedangnya tembus ke depan, meski begitu pedang Alexa hanya berhasil menusuk punggung sisi kanan Rexa seakan-akan dia memang sengaja tidak berniat mengincar titik vital di tubuh lawannya itu. Rexa sontak memekik kesakitan dengan darah mengalir dari tepi mulutnya.“Argh!” pekik Rexa yang kini tubuh bagian kanannya tertembus pedang Alexa tanpa ampun.Sementara itu di tempat lain
Guardian Golden Wing langsung berdiri paling depan dengan skill pertahanan terkuatnya, sementara itu fighter Golden Wing menghantamkan pukulannya mengarah kepada fighter dan swordman Heptagram lainnya yang masih berdiri berdekatan tanpa bergerak sedikitpun. Lancer Golden Wing sendiri segera melemparkan tombaknya mengarah kepada lancer Heptagram yang masih belum bergerak sejak tadi, sementara itu skill black hole wizard Golden Wing sudah ada tepat di atas para anggota Heptagram dan mulai menyerap apapun yang ada di bawahnya.“Ini aneh, ketiga rekan mereka masih belum bergerak,” batin priest Golden Wing yang merasakan firasat buruk saat melihat lancer, fighter dan swordman Heptagram lainnya masih belum bergerak atau berkedip sedikitpun sejak tadi.“Padahal aku yakin tadi sebelumnya mereka bisa selamat karena di saat bersamaan mengerahkan skillnya untuk menahan dua serangan level 70 kami,” sambung priest Golden Wing. Padahal kini lawannya sudah menggunakan beberapa skill level 70 secara
Bongkahan-bongkahan tanah langsung berhamburan dari tempat ledakan terjadi, cekungan tanah yang dalam seketika tercipta dibalik kepulan debu tebal yang membumbung tinggi. Namun mendadak saja dari kepulan debu tersebut melesat dua skill tebasan pedang milik swordman Heptagram. Kedua skill tersebut melesat mengarah kepada priest, archer dan wizard dari Golden Wing.“Mustahil, bagaimana bisa serangannya tidak terhalau oleh skill guardian?” gumam priest Golden Wing yang langsung segera menggunakan sihir healingnya untuk mengantisipasi keadaan terburuk jika skill tersebut mengenai mereka bertiga.“Darkest nightmare!” teriak archer Golden Wing seraya menarik busur panahnya yang sudah memancarkan aura hitam gelap.‘Wwrrr’‘Dhooomrrrr’Suara riuh angin kembali bergemuruh dari tempat archer Golden Wing berdiri saat dia melepaskan skill archer level 70 miliknya untuk meredam serangan dua skill swordman yang datang. Tak lama kemudian tanah kembali bergetar kuat disertai suara dentuman keras yang