Satria, Nekora, Grey dan Vina terus berjalan menuju arah barat dan mulai memasuki wilayah Kerajaan Grimer. Satu setengah hari berlalu sejak mereka menyusup ke Kerajaan Grimer. Grey berhasil melihat keberadaan pasukan Grimer di kejauhan dengan menggunakan skill khususnya. Siang ini rombongan pasukan Kerajaan Grimer terpantau sedang berjalan di hutan belantara.“Apakah kita tidak akan bergerak lebih dekat lagi? Dari sini aku belum dapat melihat seberapa banyak jumlah pasukan mereka,” tanya Grey yang kembali menapak di tanah.“Tidak perlu. Mereka pasti menggunakan item mythical detection untuk mengantisipasi serangan yang mungkin datang, jika kita sampai terdeteksi maka pertarungan tidak akan dapat dihindari lagi,” kata Satria sambil turun dari kudanya.“Mereka juga mungkin saja sudah mengerahkan assassin atau ranger di barisan terdepan pasukan. Terlalu berbahaya jika kita mendekat,” sambung Satria.“Tapi untuk apa kita ke sini jika hanya melihat dari kejauhan? Kita tidak akan mendapatka
“Mungkin saja diantara pasukan mereka ada yang berasal dari ras raksasa,” ucap Grey.“Tidak. Ras raksasa dan ras naga akan tetap terdeteksi oleh item mythical detection dan akan muncul level mereka di aurora location,” sanggah Satria sambil memegang dagunya menandakan sedang berpikir keras.“Mereka sudah melintasi tempat kita berhenti sebelumnya, apa kita akan langsung masuk?” tanya Vina.“Tidak. Kita tunggu ruang kosong itu bergerak ke depan melewati tempat kita akan keluar, kita akan berbaur dengan pasukan belakang Grimer saja,” ucap Satria.“Entah mengapa aku punya firasat buruk tentang hal ini. Raja Grimer yang sudah kehilangan seven deadly beast seharusnya tidak akan seberani ini hingga ingin bergerak mendekati perbatasan dengan Kerajaan Lunar. Dia pasti punya senjata rahasia yang dapat dia andalkan kali ini, kita tidak boleh gegabah dalam melangkah,” sambung Satria seraya berdiri dan mulai mengganti armornya dengan milik para petualang demi human.Mereka berempat kembali menungg
Suara dentuman keras terdengar saat kedua pisau Satria berbenturan dengan kuku tajam yang ada di tangan Glace. Semua prajurit Grimer yang ada di dekat Satria seketika terhempas jauh karena terkena dampak ledakan skill assassin. Sontak saja prajurit lain yang ada di kejauhan mengalihkan perhatiannya ke arah Satria.“Ini buruk. Ternyata para bos dungeon ini masih bisa merasakan keberadaan manusia,” gumam Satria. Sekarang dia paham kenapa para bos lantai dungeon itu tidak menyerang para demi human, si raja iblis pasti sudah memerintahkan mereka agar tidak menyerang pasukan demi human. Jadi ketika mereka menyadari keberadaan manusia di dekatnya akan langsung bereaksi.Glace dengan cepat mengayunkan kedua kakinya mengincar tubuh Satria, tapi dengan tangkas Satria menahan serangan Glace menggunakan kedua pisau di tangannya. Tubuh Satria sampai terdorong ke belakang dan meninggalkan jejak kakinya di tanah saking kuatnya serangan Glace.Tidak hanya sampai di sana saja, tubuh Glace mendadak le
Saat itu juga tubuh Satria memancarkan aura biru terang bersama dengan api biru yang muncul di sekujur tubuhnya, lapisan-lapisan perisai transparan juga muncul di sekelilingnya bersama dengan titik api merah membara yang berputar mengelilingi tubuhnya. Udara terasa begitu panas ketika angin berhembus.Getaran tanah dapat dirasakan begitu kuat oleh para prajurit Grimer. Di saat yang sama ribuan petir menghantam tubuh Satria bersama serangan tiga skill gunner Skorpius dan serangan skill assassin milik Glace de Rouge. Saat itu juga pusaran api yang menyelimuti tubuh Satria langsung membesar luas layaknya pusaran angin topan yang menyapu pasukan Grimer di bawahnya.‘Bhaammmrrrr’‘Ddhhooommmrrrr’Suara dentuman demi dentuman terdengar dengan jelas saat semua skill yang mereka gunakan beradu di udara. Pancaran petir yang berhamburan terlihat jelas di tengah-tengah bunga-bunga api yang terhempas oleh angin kencang. Para prajurit Grimer yang ada di bawah titik ledakan sampai berhamburan terhe
Semua prajurit Grimer terlihat pucat pasi melihat bekas pertarungan yang terjadi. Mereka baru bergerak setelah panglima perang Grimer meminta pasukannya mengubur mayat-mayat prajurit yang tewas dan mengobati para prajurit yang terluka. Glace yang terbang tinggi di langit segera mengepakan sayap es miliknya dan turun mendekati permukaan tanah.“Lapor tuan! Di sekitar sini tidak ada tanda-tanda orang mencurigakan tertangkap dalam item aurora location,” lapor seorang prajurit yang mendekati panglima perang Grimer.“Cih. Lalu bagaimana saat tadi terjadi pertarungan? Apakah kalian melihat sesuatu yang mencurigakan?” tanya panglima perang.“Ma-maaf tuan. Tapi unit pengawas yang membawa item aurora location tidak melaporkan apapun. Saya sudah menanyakan hal serupa kepada mereka, tapi saat itu mereka lebih fokus ke area di luar barisan pasukan. Waktu para bos monster mengamuk mereka juga tidak memperhatikannya sebab panik melihat para monster,” jawab prajurit.“Dasar tidak berguna! Ganti unit
“Pasukan Grimer tidak mengendalikannya, tapi mereka hanya bisa memanfaatkannya,” sela Satria yang baru masuk ke dalam ruangan.“Tuan,” ujar Toru dan beberapa orang yang ada di sana.“Maaf jika saya lancang,” tutur Satria sembari duduk di kursi yang kosong. Grey dan Vina kemudian diperbolehkan tinggal di ruangan atau meninggalkan ruangan jika mau setelah selesai menyampaikan laporannya, tapi mereka berdua memilih untuk meninggalkan ruangan dan beristirahat di tempat lain.“Apa yang tuan maksud?” tanya Foxi.“Para bos lantai dungeon itu tidak bisa dikendalikan oleh prajurit Grimer. Mereka hanya berpihak kepada pasukan Grimer,” jawab Satria.“Tidak mungkin. Bagaimana bisa?” tanya Rou seakan tidak percaya.“Apakah para monster itu dapat berkomunikasi dan membuat kesepakatan dengan pasukan Grimer?” timpal Durrandal.“Tidak juga. Yang membuat kesepakatan dengan mereka adalah raja iblis, dialah yang mengendalikan para monster itu dan membuatnya berpihak kepada Kerajaan Grimer,” jelas Satria.
“Perintahkan juga pimpinan setiap pasukan khusus tersebut untuk mengatur dan memimpin kerjasama mereka secara mandiri, biarkan mereka mendapatkan pengalaman bertempur semaksimal mungkin. Kita akan lihat sejauh mana potensi kemampuan mereka, barulah dengan begitu kita bisa menemukan cara memaksimalkan potensi mereka saat menghadapi pasukan raja iblis nanti,” tutur Satria.“Tapi tuan bukankah itu berlebihan? Jika ada penyusup diantara pasukan kita maka musuh akan tahu juga kekuatan pasukan kita semuanya,” ucap Rou.“Lalu bagaimana cara mencari penyusupnya? Aku sendiri tidak memiliki cara yang cepat, ada juga cara tapi memerlukan waktu untuk menemukannya. Yang bisa aku lakukan dalam waktu sesingkat ini hanyalah membatasi pergerakan musuh, yakni dengan membagi dua pasukan itu menjadi yang bisa dipercaya penuh dan setengah-setengah. Itu juga belum tentu efektif,” balas Satria.“Kita berpacu dengan waktu yang singkat, tidak boleh berpikir terlalu banyak hingga menghambat kesempatan yang bis
“Hahaha.. Raja Grimer sudah menitip pesan kepadaku untuk disampaikan kepada orang bodoh bernama Foxi Deantarius! Kau akan kami eksekusi setelah semua orang bodoh bersamamu itu meregang nyawa di sini!” balas panglima perang Kerajaan Grimer.“Serang pasukan orang bodoh-bodoh itu!” perintah panglima perang sambil mencabut pedangnya ke udara.Saat itu juga pasukan archer, ranger, lancer, sorcerer dan wizard dari Kerajaan Grimer langsung menggunakan skillnya masing-masing untuk menyerang Foxi dan pasukannya. Cahaya terang berbagai warna mulai bermunculan di barisan pasukan Grimer. tapi Foxi tidak mundur sedikitpun.“Kalian telah memilih pilihan yang salah!” teriak Foxi sambil menggenggam perisai di tangan kanannya.“El shield!” ucap Foxi menggunakan skill guardian terkuatnya. Saat itu juga debu-debu dan kerikil di permukaan tanah yang ada di bawah kudanya mulai berhamburan ke udara. Titik-titik api muncul di sekitar tubuh dan kuda Foxi hingga membentuk perisai api berbentuk lingkaran.“Apa