Share

WARISAN

Menjelang magrib para tetangga berangsur-angsur pulang hingga menyisakan kami sekeluarga. Semua pekerjaan sudah selesai. Tinggal menunggu acara yang akan dimulai bada isya.

Sembari menanti magrib tiba, aku duduk di teras bersama Mas Rafly, Bapak dan Ibu.

“Sudah hampir magrib, tapi Rendy dan istrinya belum datang juga. Kenapa ya, Bu?” Bapak terlihat gelisah.

“Enggak tahu, Pak. Mungkin dia ada kepentingan jadi terlambat datang,” sahut Ibu tak kalah gelisah.

“Iya ... Mas Rendy kan sibuk.” Aku berusaha menenangkan mereka.

Bapak diam. Namun, raut gelisah masih tersirat dari wajahnya. Dia bangkit, mondar-mandir sebentar lalu duduk kembali.

Tak berselang lama, sebuah motor dengan tiga orang penumpang memasuki halaman. Mas Rendy, Mbak Arum dan Tiara, anak mereka segera turun. Mas Rendy mengambil ransel sementara Istrinya menggandeng anaknya yang baru kelas dua SD.

“Mobil kamu mana, Ren?” tanya Mas Rafly.

Mas Rendy tak langsung menjawab. Dia menyalami kami bergantian. Pun dengan Mbak Ar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status