Share

kalah dari benalu

“Arum, kamu masuk dulu! Minta suamimu pulang. Nanti bicarakan semua secara kekeluargaan,” perintah Bu Ayu.

Mbak Arum menurut. Dia berjalan gontai masuk ke rumah. Aku menatap sinis pada perempuan yang disebut kakak ipar itu. Benar-benar tak menyangka dia masih merasa jemawa meski sudah miskin.

“Sekar, kita ke rumah Ibu saja. Ajak Ibu sekalian. Kalau tetap di sini takutnya kamu terbawa emosi lagi.” Bu Ayu menggamit lengan, memaksaku mengikuti langkahnya.

Tanpa diminta, salah satu tetangga membantu ibu berdiri lalu menggandengnya berjalan mengekori kami.

Bu Ayu membuka pintu rumahnya, mempersilakan kami masuk. Aku, Ibu, dan Sang pemilik rumah duduk di ruang tamu, sedangkan tetangga yang memapah Ibu langsung pergi.

Aku membuka tas yang sedari tadi terselempang di pundak, mengeluarkan ponsel lalu menghubungi suamiku untuk segera datang kesini. Untungnya Mas Damar bersedia.

Sejenak hening menyelimuti kami. Tak ada obrolan apalagi canda dan tawa. Semua menghilang entah ke mana.

“Sejak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wagirin
Sayangnya seorang Ibu yg berlebihan sehingga membuat kelakuan Rendy seperti itu..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status