Share

mereka panik

Sampai di rumah kami langsung mengembalikan mobil milik tetangga. Setelah itu baru berjalan kaki pulang. Om Bram menatap heran ke arah kami berdua. Rupanya dia sudah pulang kantor.

“Kalian dari mana? Kok jalan kaki?” tanya Om Bram sembari menyeruput kopi di depannya.

“Dari rumah Mbak Suci,” jawab Tante.

“Ngapain?” Om Bram mengernyitkan kening, menatap penuh selidik pada kami berdua.

“Begini, Pah....” Tante Yani mengisahkan apa yang telah kami lakukan seharian ini. Juga perjuangan kami mengorek informasi. Pokoknya, Tante begitu semangat bercerita.

Om Bram menggeleng perlahan. Mungkin dia tak menyangka kakak iparnya akan berbuat senekat itu. Atau, dia memang sudah menebak ini bakal terjadi?

“Kakakmu itu sudah sangat keterlaluan. Harus di kasih pelajaran dia!” Om Bram mendengkus sambil sesekali mengatur nafasnya yang tak beraturan.

“Iya! Kita laporkan polisi saja, Pah!” timpal Tante.

Ah! Rupanya Tante serius dengan ucapannya. Satu keluarga akan saling memusuhi karena uang.

“Tapi, T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status