Share

Legenda Pendekar Pedang Liu Shin
Legenda Pendekar Pedang Liu Shin
Author: Alie-Afie

Prolog

Kekaisaran Qing terbagi menjadi empat bagian wilayah. Wilayah bagian Timur di kuasai oleh kerajaan Zhou, wilayah selatan kerajaan Senwu, wilayah barat kerajaan Shang, dan wilayah utara di kuasai oleh kerajaan Xinjiang.

Di wilayah bagian selatan Kekaisaran Qing yang di kuasai oleh Kerajaan Senwu terdapat sebuah Kota bernama Kota Naga Langit.

Di Kota Naga Langit itulah, berdiri sebuah klan yang bernama klan Liu.

Dalam waktu semalam, klan Liu di hancurkan oleh orang-orang yang tidak di kenal identitasnya. Mereka merupakan organisasi bayaran yang sangat kejam dan beringas. Entah siapa dalang di balik kehancuran klan Liu, tindakan Mereka sangatlah keji dan brutal.

Di dunia itu, kekerasan, pertikaian, pertumpahan darah, pertempuran, dan peperangan bukanlah suatu hal yang tabu. Meskipun begitu, penghancuran klan Liu benar-benar tidak bisa di maafkan.

Di sebuah perbukitan daerah pegunungan, seorang tetua dari Klan Liu bernama Liu Cheng berlari sambil mencengkram dengan erat seorang bocah bernama Liu Shin. "Ah ... sial ... Aku tidak bisa melawan Mereka."

Disaat penyerangan ke Klan Mereka, Liu Cheng memilih untuk melarikan diri dan menyelamatkan Liu Shin. Dia memiliki sebuah gulungan rahasia yang di berikan oleh Patriark Klan Liu.

Gulungan rahasia itu merupakan sebuah catatan keberadaan orang-orang dari Klan Liu yang tersebar ke dalam Sekte-sekte. Tidak banyak yang mengetahui akan hal itu karena klan Liu menutupnya rapat-rapat.

Liu Cheng berharap Liu Shin suatu saat kelak mampu mewujudkan cita-cita konyolnya jika Liu Shin berhasil selamat. Dia berharap Liu Shin dapat membangun kembali klan Liu melalui gulungan rahasia klan dan membalas dendam akan kematian tragis orang-orang dari Klan Liu.

Pemimpin penghancuran Klan Liu tidak tinggal diam. Dia menyuruh lima orang bawahannya untuk mengejar Liu Cheng.

"Terus kejar!" salah seorang Pemimpin pengejaran menyuruh kepada empat orang lainnya.

Mereka adalah lima orang organisasi bayaran yang tanpa lelah mengejar Liu Cheng selama lebih dari seminggu memasuki kawasan pegunungan di wilayah Kerajaan Senwu.

"Sial... Mereka semakin dekat. Nak... Aku harap Kamu mengingat setiap kata-kata dan nasehatku," Liu Cheng bersiap meladeni lima orang yang mengejarnya.

Liu Shin memandangi Liu Cheng yang sudah tampak kelelahan, "Baik Tetua."

"Tidak ada jalan lain ... Aku akan melempar kamu ke sungai ... semoga Kamu bisa bertahan," Liu Cheng memandang ke arah sungai di depannya.

Liu Cheng melompat di atas sungai yang beraliran deras. Begitupun dengan salah satu Pemimpin kelompok pengejaran yang sudah sangat dekat dengan Liu Cheng.

Bukkkk

Pemimpin pengejaran meninju punggung Liu Cheng saat berada di udara di atas sungai.

Sesaat sebelum terkena pukulan, Liu Cheng melempar Liu Shin ke sungai. Dia sendiri terpental ke pinggiran sungai. Liu Cheng sempat membuat perisai pelindung yang mengelilingi tubuhnya sehingga Dia tidak mengalami luka yang cukup serius.

Bommm

Bommm

Bommm

Liu Cheng beradu tinju dengan Pemimpin pengejaran. Sementara itu, keempat orang lainnya berusaha mengejar Liu Shin yang terbawa arus sungai yang cukup deras.

"Pak tua menyerahlah!" ucap Pemimpin pengejaran.

"Persetan." Liu Cheng melesat mengejar keempat orang lainnya yang sedang menghujani Liu Shin yang terbawa arus sungai dengan anak panah, tombak, dan pisau.

Tranggg

Tranggg

Tranggg

Liu Cheng berusaha menghalau empat orang agar tidak mengejar Liu Shin di pinggiran sungai dengan pedangnya.

"Aku harus bertahan sampai bocah itu tidak terlihat oleh mataku," Gumam Liu Cheng memandangi Liu Shin yang terbawa oleh arus sungai.

Berkat usaha yang gigih dari Liu Cheng meskipun harus tewas, Liu Shin sudah berada sangat jauh dari kelima orang yang berusaha mengejarnya.

"Pemimpin ... apa Kita harus mengejarnya?" tanya salah seorang pengejar dari organisasi bayaran.

"Tidak perlu ... Bocah itu juga akan mati ... sungai ini merupakan sungai hitam yang menuju ke hutan tengkorak ... siapa yang dapat bertahan di hutan tengkorak? apalagi bocah kecil sepertinya," balas Pemimpin pengejar, "Kita kembali saja dan laporkan misi Kita."

Hutan tengkorak merupakan wilayah yang sangat menyeramkan dan mengerikan bagi banyak orang. Hutan itu sangat luas mencakup wilayah di Kerajaan Senwu hingga Kerajaan Shang.

"Baik Pemimpin," jawab keempat bawahannya.

Tubuh Liu Shin terus terbawa oleh arus sungai yang sangat deras. Liu Shin saat ini sudah kehilangan kesadaran akibat benturan bebatuan dan benda-benda tajam yang ada di sungai.

Sekitar satu bulan berlalu Liu Shin terombang-ambing oleh derasnya aliran sungai hitam. Liu Shin sudah mencapai wilayah hutan tengkorak yang sangat di takuti oleh banyak orang.

Di depannya kini merupakan sebuah tebing dengan air terjun yang sangat dalam. Entah dikatakan hidup ataupun mati, nyatanya Liu Shin masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Bommmm

Riak air memuncrat ke segala arah terkena hantaman Liu Shin yang terjatuh dari atas tebing air terjun dengan sangat kencang.

Liu Shin meluncur menuju ke dasar sungai. Tubuhnya mengeluarkan banyak darah dari luka-luka yang di alaminya, membuat air di sekitarnya memerah.

Saat Liu Shin akan mencapai dasar sungai, darah Liu Shin mengaktifkan sebuah segel transparan.

Tulisan-tulisan aneh muncul dan terlihat memenuhi lingkaran segel.

Beberapa saat kemudian, cahaya terang keluar dari lingkaran segel transparan membuat tubuh Liu Shin terserap masuk ke dalam lingkaran itu sebelum tubuhnya mengenai dasar sungai.

Tanpa Liu Shin sadari, Dia telah masuk ke dalam sebuah dunia lain yang tersegel.

Liu Shin terbaring di tanah lapang seperti seonggok daging tanpa tulang. Tulang-tulangnya seakan remuk akibat benturan dan terjatuh dari atas air terjun.

Jika Seseorang melihat Liu Shin, Mereka akan berpikiran bahwa Liu Shin sudah tewas. Meskipun Dia hidup, Dia hanya mayat hidup yang akan mati sesegera mungkin karena mustahil dapat selamat dengan kondisi luka-luka tubuhnya yang amat menyeramkan untuk dilihat.

Sesosok Pemuda misterius berdiri di atas sebuah ranting pepohonan yang cukup tinggi. Dia memandang dan mengamati Liu Shin dari atas ketinggian, "Akhirnya, ada juga yang memasuki Dunia ini."

Di dalam alam bawah sadar Liu Shin, Dia melihat kembali kejadian tragis yang menimpa Klannya sebelum Dia di bawa kabur oleh Liu Cheng.

Liu Shin yang hanya berusia 5 tahun begitu ketakutan melihat pertempuran antara orang-orang dari Klannya dengan kelompok organisasi bayaran. Dia tidak bisa menghentikan air mata yang terus menetes membasahi pipinya. Perutnya terasa mual melihat kekejaman kelompok organisasi bayaran.

Kelompok organisasi bayaran itu begitu kejam dalam membunuh. Liu Shin melihat kedua orang tuanya di bunuh dengan cara yang sangat brutal baginya yang baru pertama kali melihat kekejian seperti itu.

Liu Shin melihat gambaran bagaimana kehancuran dari Klannya seolah Liu Cheng tidak pernah membawanya.

Liu Shin tidak lagi menangis. Dia berdiri mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat. Matanya membelalak tanpa rasa takut dan ngeri seolah mati rasa saat melihat darah dan bagian-bagian tubuh yang saling terpisah, Dia berjalan di antara mayat dan orang-orang yang saling bertarung.

Sedikit demi sedikit, Orang-orang terdekatnya tewas berguguran satu demi satu dengan sangat mengenaskan.

Semakin Liu Shin melihat kebiadaban kelompok organisasi bayaran, hatinya semakin tersayat-sayat. Tubuh Liu Shin menggigil, Tatapan matanya dalam penuh kebencian, dan amarahnya begitu memuncak, "Tidak ... Aku tidak boleh mati ... Aku harus hidup ... Aku harus tetap hidup ... Aku tidak akan membiarkan binatang-binatang kejam seperti Mereka merajalela di Dunia ini."

Comments (11)
goodnovel comment avatar
Tri Prasetyo
bagusss bgt sukaa pokoknya
goodnovel comment avatar
Awang Herman
wah... hebatnya
goodnovel comment avatar
Awang Herman
bagus novel bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status