Kekaisaran Qing terbagi menjadi empat bagian wilayah. Wilayah bagian Timur di kuasai oleh kerajaan Zhou, wilayah selatan kerajaan Senwu, wilayah barat kerajaan Shang, dan wilayah utara di kuasai oleh kerajaan Xinjiang.
Di wilayah bagian selatan Kekaisaran Qing yang di kuasai oleh Kerajaan Senwu terdapat sebuah Kota bernama Kota Naga Langit.Di Kota Naga Langit itulah, berdiri sebuah klan yang bernama klan Liu.Dalam waktu semalam, klan Liu di hancurkan oleh orang-orang yang tidak di kenal identitasnya. Mereka merupakan organisasi bayaran yang sangat kejam dan beringas. Entah siapa dalang di balik kehancuran klan Liu, tindakan Mereka sangatlah keji dan brutal.Di dunia itu, kekerasan, pertikaian, pertumpahan darah, pertempuran, dan peperangan bukanlah suatu hal yang tabu. Meskipun begitu, penghancuran klan Liu benar-benar tidak bisa di maafkan.Di sebuah perbukitan daerah pegunungan, seorang tetua dari Klan Liu bernama Liu Cheng berlari sambil mencengkram dengan erat seorang bocah bernama Liu Shin. "Ah ... sial ... Aku tidak bisa melawan Mereka."Disaat penyerangan ke Klan Mereka, Liu Cheng memilih untuk melarikan diri dan menyelamatkan Liu Shin. Dia memiliki sebuah gulungan rahasia yang di berikan oleh Patriark Klan Liu.Gulungan rahasia itu merupakan sebuah catatan keberadaan orang-orang dari Klan Liu yang tersebar ke dalam Sekte-sekte. Tidak banyak yang mengetahui akan hal itu karena klan Liu menutupnya rapat-rapat.Liu Cheng berharap Liu Shin suatu saat kelak mampu mewujudkan cita-cita konyolnya jika Liu Shin berhasil selamat. Dia berharap Liu Shin dapat membangun kembali klan Liu melalui gulungan rahasia klan dan membalas dendam akan kematian tragis orang-orang dari Klan Liu.Pemimpin penghancuran Klan Liu tidak tinggal diam. Dia menyuruh lima orang bawahannya untuk mengejar Liu Cheng."Terus kejar!" salah seorang Pemimpin pengejaran menyuruh kepada empat orang lainnya.Mereka adalah lima orang organisasi bayaran yang tanpa lelah mengejar Liu Cheng selama lebih dari seminggu memasuki kawasan pegunungan di wilayah Kerajaan Senwu."Sial... Mereka semakin dekat. Nak... Aku harap Kamu mengingat setiap kata-kata dan nasehatku," Liu Cheng bersiap meladeni lima orang yang mengejarnya.Liu Shin memandangi Liu Cheng yang sudah tampak kelelahan, "Baik Tetua.""Tidak ada jalan lain ... Aku akan melempar kamu ke sungai ... semoga Kamu bisa bertahan," Liu Cheng memandang ke arah sungai di depannya.Liu Cheng melompat di atas sungai yang beraliran deras. Begitupun dengan salah satu Pemimpin kelompok pengejaran yang sudah sangat dekat dengan Liu Cheng.BukkkkPemimpin pengejaran meninju punggung Liu Cheng saat berada di udara di atas sungai.Sesaat sebelum terkena pukulan, Liu Cheng melempar Liu Shin ke sungai. Dia sendiri terpental ke pinggiran sungai. Liu Cheng sempat membuat perisai pelindung yang mengelilingi tubuhnya sehingga Dia tidak mengalami luka yang cukup serius.BommmBommmBommmLiu Cheng beradu tinju dengan Pemimpin pengejaran. Sementara itu, keempat orang lainnya berusaha mengejar Liu Shin yang terbawa arus sungai yang cukup deras."Pak tua menyerahlah!" ucap Pemimpin pengejaran."Persetan." Liu Cheng melesat mengejar keempat orang lainnya yang sedang menghujani Liu Shin yang terbawa arus sungai dengan anak panah, tombak, dan pisau.TrangggTrangggTrangggLiu Cheng berusaha menghalau empat orang agar tidak mengejar Liu Shin di pinggiran sungai dengan pedangnya."Aku harus bertahan sampai bocah itu tidak terlihat oleh mataku," Gumam Liu Cheng memandangi Liu Shin yang terbawa oleh arus sungai.Berkat usaha yang gigih dari Liu Cheng meskipun harus tewas, Liu Shin sudah berada sangat jauh dari kelima orang yang berusaha mengejarnya."Pemimpin ... apa Kita harus mengejarnya?" tanya salah seorang pengejar dari organisasi bayaran."Tidak perlu ... Bocah itu juga akan mati ... sungai ini merupakan sungai hitam yang menuju ke hutan tengkorak ... siapa yang dapat bertahan di hutan tengkorak? apalagi bocah kecil sepertinya," balas Pemimpin pengejar, "Kita kembali saja dan laporkan misi Kita."Hutan tengkorak merupakan wilayah yang sangat menyeramkan dan mengerikan bagi banyak orang. Hutan itu sangat luas mencakup wilayah di Kerajaan Senwu hingga Kerajaan Shang."Baik Pemimpin," jawab keempat bawahannya.Tubuh Liu Shin terus terbawa oleh arus sungai yang sangat deras. Liu Shin saat ini sudah kehilangan kesadaran akibat benturan bebatuan dan benda-benda tajam yang ada di sungai.Sekitar satu bulan berlalu Liu Shin terombang-ambing oleh derasnya aliran sungai hitam. Liu Shin sudah mencapai wilayah hutan tengkorak yang sangat di takuti oleh banyak orang.Di depannya kini merupakan sebuah tebing dengan air terjun yang sangat dalam. Entah dikatakan hidup ataupun mati, nyatanya Liu Shin masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan.BommmmRiak air memuncrat ke segala arah terkena hantaman Liu Shin yang terjatuh dari atas tebing air terjun dengan sangat kencang.Liu Shin meluncur menuju ke dasar sungai. Tubuhnya mengeluarkan banyak darah dari luka-luka yang di alaminya, membuat air di sekitarnya memerah.Saat Liu Shin akan mencapai dasar sungai, darah Liu Shin mengaktifkan sebuah segel transparan.Tulisan-tulisan aneh muncul dan terlihat memenuhi lingkaran segel.Beberapa saat kemudian, cahaya terang keluar dari lingkaran segel transparan membuat tubuh Liu Shin terserap masuk ke dalam lingkaran itu sebelum tubuhnya mengenai dasar sungai.Tanpa Liu Shin sadari, Dia telah masuk ke dalam sebuah dunia lain yang tersegel.Liu Shin terbaring di tanah lapang seperti seonggok daging tanpa tulang. Tulang-tulangnya seakan remuk akibat benturan dan terjatuh dari atas air terjun.Jika Seseorang melihat Liu Shin, Mereka akan berpikiran bahwa Liu Shin sudah tewas. Meskipun Dia hidup, Dia hanya mayat hidup yang akan mati sesegera mungkin karena mustahil dapat selamat dengan kondisi luka-luka tubuhnya yang amat menyeramkan untuk dilihat.Sesosok Pemuda misterius berdiri di atas sebuah ranting pepohonan yang cukup tinggi. Dia memandang dan mengamati Liu Shin dari atas ketinggian, "Akhirnya, ada juga yang memasuki Dunia ini."Di dalam alam bawah sadar Liu Shin, Dia melihat kembali kejadian tragis yang menimpa Klannya sebelum Dia di bawa kabur oleh Liu Cheng.Liu Shin yang hanya berusia 5 tahun begitu ketakutan melihat pertempuran antara orang-orang dari Klannya dengan kelompok organisasi bayaran. Dia tidak bisa menghentikan air mata yang terus menetes membasahi pipinya. Perutnya terasa mual melihat kekejaman kelompok organisasi bayaran.Kelompok organisasi bayaran itu begitu kejam dalam membunuh. Liu Shin melihat kedua orang tuanya di bunuh dengan cara yang sangat brutal baginya yang baru pertama kali melihat kekejian seperti itu.Liu Shin melihat gambaran bagaimana kehancuran dari Klannya seolah Liu Cheng tidak pernah membawanya.Liu Shin tidak lagi menangis. Dia berdiri mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat. Matanya membelalak tanpa rasa takut dan ngeri seolah mati rasa saat melihat darah dan bagian-bagian tubuh yang saling terpisah, Dia berjalan di antara mayat dan orang-orang yang saling bertarung.Sedikit demi sedikit, Orang-orang terdekatnya tewas berguguran satu demi satu dengan sangat mengenaskan.Semakin Liu Shin melihat kebiadaban kelompok organisasi bayaran, hatinya semakin tersayat-sayat. Tubuh Liu Shin menggigil, Tatapan matanya dalam penuh kebencian, dan amarahnya begitu memuncak, "Tidak ... Aku tidak boleh mati ... Aku harus hidup ... Aku harus tetap hidup ... Aku tidak akan membiarkan binatang-binatang kejam seperti Mereka merajalela di Dunia ini."Liu Shin terbatuk memuntahkan air yang masuk kedalam tubuhnya. Perlahan Dia mulai membuka mata dan sadarkan diri."Aku tidak mati," batin Liu Shin.Liu Shin tidak bisa menggerakkan bagian tubuhnya. Dia tetap terbaring kesakitan dan berusaha menenangkan dirinya.Liu Shin mengingat terakhir kali terbawa oleh arus sungai sebelum kepalanya terbentur sebuah batu besar dan bagian tubuhnya tertusuk sebuah benda tajam, "Dimana Aku sekarang? keberadaanku saat ini tidak masuk akal bagiku."Jika Liu Shin selamat, seharusnya Dia sekarang berada di pinggiran atau tidak jauh dari sungai. Tetapi, bola mata hitamnya yang melirik kesana kemari tidak menemukan keberadaan sungai sama sekali, "Apa ada Seseorang yang menyelamatkanku?" gumamnya.Liu Shin terbaring tidak berdaya karena lukanya yang amat parah. Dia sudah sedikit bisa menggerakkan tangannya tetapi masih tidak bisa membangunkan dirinya. Tulang-tulangnya seakan patah dan remuk, hanya sedikit bergerak saja Dia akan merasakan sakit yang amat sang
Seekor Beast merasakan aura keberadaan asing manusia. Beast itu merupakan seekor Harimau dengan kulit berwarna perak dan sedikit bercorak hitam.Liu Shin belum mengetahui Pemilik suara yang Dia dengar. Dia tidak mau mengambil resiko, suara itu terdengar menakutkan. Hanya ada satu kata di pikirannya bahwa Pemilik suara itu adalah Monster. Liu Shin kembali mulai meyakini perkataan Pemuda misterius yang Dia temui barusan, dan nasihatnya segera Dia lakukan.Bunyi raungan harimau berkulit warna perak semakin mendekat ke arah Liu Shin. Suara pepohonan yang berjatuhanpun terdengar semakin nyaring. Berbahaya ataupun tidak, Liu Shin berlari sekencang-kencangnya menjahui sumber suara raungan.Sesosok Beast mulai menampakkan dirinya, membuat Liu Shin ketakutan karena baru pertama kali baginya melihat makhluk berbentuk aneh dengan sorot mata yang tajam dan mengerikkan."Binatang apa itu?" gumam Liu Shin melihat Harimau tetapi kulitnya berwarna Perak bercorak hitam tidak jauh di belakangnya.Beast
"Tinju Beruang Hitam"BommmBommmBommmLiu Shin kembali melatih kekuatan tinjunya dengan menghantam bebatuan lainnya sampai hancur.Beberapa Kelinci yang sebelumnya berada di sekitar Liu Shin menghilang bagai di telan Bumi. Mereka menjadi bulan-bulanan sebagai ajang pelatihan bagi Liu Shin. Dia sesekali beradu pukulan dengan Kelinci dan mengejar Mereka untuk meningkatkan kecepatan berlarinya.Sekarang, seekor Kelinci bukanlah masalah bagi Liu Shin. Daging kelincipun bukan lagi khayalan dan seringkali Dia akan memakannya. Hanya saja, Dia masih memakannya mentah-mentah."Sial, beruang itu datang lagi," Liu Shin melihat beruang hitam yang masih saja berada tidak jauh di sekitar gua tempatnya berlindung. Dia mencoba untuk kembali masuk ke dalam gua.GoarrrrBeruang itu dengan kecepatan penuh melesat ke arah gua menutup jalan Liu Shin yang akan bergegas masuk kembali ke dalam gua.Beruang hitam itu menatap Liu Shin tampak senang berdiri di depan mulut gua. Dia selama ini di buat kesal ole
BommmmKadal raksasa mengibaskan ekornya ke tubuh Liu Shin ketika Harimau emas mencoba menerkamnya. Liu Shin terpental dan melayang di udara. Kadal raksasa itu tidak mau Liu Shin di mangsa oleh Harimau emas.Beruang hitam yang melihat Liu Shin melayang, menunggunya di tanah dengan gigi taringnya bersiap mencabik dan melahap Liu Shin.BommmmLiu Shin kembali terpental melayang di udara terkena sabetan ekor sebuah Beast Kalajengking raksasa saat tubuhnya hampir mengenai taring Beruang hitam. Kalajengking itu juga tidak mau Liu Shin di mangsa oleh Beruang hitam.Liu Shin menjadi bulan-bulanan puluhan Beast yang saling berebut memangsanya. Tubuhnya terpental, melayang, dan terombang-ambing kesana kemari."Monster-monster sialan," umpat Liu Shin saat tubuhnya melayang di udara terkena sabetan ekor Kalajengking raksasa.Seekor Kelelawar meraih pundak Liu Shin dengan cakarnya. Kelelawar itu akan membawa Liu Shin terbang menjauh.EakkkkSeekor elang berusaha menghalau Kelelawar untuk mendapat
Seperti seorang petapa di dalam air, Liu Shin terus berpikir bagaimana cara melepaskan diri dari beberapa Beast yang mengintai dan menunggunya."Aku hanya harus memperkuat diri untuk mengalahkan Mereka," gumam Liu Shin menatap beberapa Beast di balik pohon.Liu Shin mulai berlatih tinju dan kuda-kuda di dalam air seperti Para Pendekar yang pernah di lihat olehnya saat sedang berlatih di dalam Klannya. Beban berat di kaki, tangan, dan tubuhnya akibat sengatan petir tidak menghalanginya untuk terus berlatih.Perlahan namun pasti gerakan kaki, tangan, dan tubuh Liu Shin terlihat semakin lincah. Jika saja Dia bergerak di permukaan, pastilah akan semakin lincah dan bertenaga karena tanpa ada beban berat dari air yang mengandung sengatan petir."Aku akan coba menghadapi Mereka," Liu Shin mencoba memulai peruntungannya menghadapi Beast yang sudah lama menunggu dan mengintainya. Hari demi hari terus berganti, bulan demi bulan telah Liu Shin lalui. Kini Usianya sudah 10 tahun, tak terasa bagi
"Bukan hanya Pendekar biasa, Tuanku dulu merupakan Pendekar yang sangat kuat, di takuti lawan, dan di segani kawan," jawab Zhu Lao.Liu Shin mengangguk-anggukkan kepalanya sambil melihat-lihat apa yang ada di dalam Gubug itu. "Lalu ... kenapa Tuanmu bisa terkalahkan padahal memiliki ribuan Kitab hebat seperti ini sampai harus merelakan hidupnya?""Kalau bukan karena pengkhianatan tentu Tuanku tidak akan mengalami nasib seperti itu. Dan juga, Tuanku belum menguasai sepenuhnya lima Kitab yang menjadi rebutan," balas Zhu Lao, "Lima Kitab itulah yang menimbulkan pertempuran hebat yang membuat Tuanku celaka.""Tuan Lao saja terlihat sangat hebat, agung dan berwibawa, lantas sehebat apa seseorang yang menjadi Tuannya?" batin Liu Shin."Kenapa Kamu termenung?" tanya Zhu Lao melihat Liu Shin seperti sedang memikirkan sesuatu."Maaf Tuan Lao ... Aku hanya tidak habis pikir, pertempuran seperti apa yang membuat Pendekar hebat seperti Tuan dari Tuan Lao dapat terkalahkan?" jawab Liu Shin."Sebua
Sesaat setelah kepergian Liu Shin dan Zhu Lao, Dunia jiwa bergemuruh. Awan hitam menyelimuti segala penjuru Dunia jiwa itu, petir mulai turun menyambar apapun yang ada di Dunia itu. Dalam waktu yang singkat, Dunia itu luluh lantah dan hancur.Tidak lama setelah itu, Dunia itu berubah menjadi sebuah bola hitam transparan kecil dan hancur berkeping-keping menjadi debu, hilang entah kemana. Segel formasi pemisah jiwa hanya bekerja setelah ada seseorang yang mampu masuk dan keluar dari sana.Liu Shin dan Zhu Lao keluar dari dasar sungai tempat dimana Liu Shin dahulu masuk ke dalam Dunia jiwa tersebut. Zhu Lao berubah menjadi sesosok Serigala besar berwarna abu-abu kehitaman, bulunya halus dan tebal, matanya berwarna hitam pekat, perawakannya begitu anggun dan memukau, kewibawaannya tidak luntur meski Dia berubah ke wujud aslinya."Zhu Lao apa itu Kamu?" teriak Liu Shin melihat seekor Serigala keluar dari dasar sungai begitu anggun."Ya Tuan," jawab Zhu Lao dengan telepati jiwanya, "Tuan t
Liu Shin sampai di tempat di mana terjadi sebuah pertarungan antara seorang kekek tua melawan empat Beast spirit yang sangat kuat.Liu Shin mengamati Kakek tua itu dan mengagumi kehebatan jurus-jurus yang di keluarkan olehnya.Beberapa saat berlalu, Kakek tua itu berhasil membinasakan keempat ekor Beast spirit."Siapa Kau?" Secepat kilat Kakek tua itu sudah berada di belakang Liu Shin dengan pedang di arahkan ke lehernya setelah mengalahkan empat ekor Beast spirit."Bagaimana Kakek tua ini mengetahui keberadaanku?" Liu Shin menelan ludahnya.Liu Shin tidak memiliki kesempatan menghindar karena pergerakan Kakek tua itu yang sangat cepat dengan teknik meringankan tubuh. Bagi Liu Shin yang belum berkultivasi dan belajar satupun jurus, Kakek tua itu sangatlah hebat, bukanlah seseorang yang pantas untuk Dia remehkan. Selain kultivasinya berada di tingkat yang tinggi, teknik, jurus, dan pusakanya juga berada di tingkat yang tidak patut untuk di remehkan.Tahapan Kultivasi- Pendekar Pemula-