Share

Bertahan Hidup 3

Bommmm

Kadal raksasa mengibaskan ekornya ke tubuh Liu Shin ketika Harimau emas mencoba menerkamnya. Liu Shin terpental dan melayang di udara. Kadal raksasa itu tidak mau Liu Shin di mangsa oleh Harimau emas.

Beruang hitam yang melihat Liu Shin melayang, menunggunya di tanah dengan gigi taringnya bersiap mencabik dan melahap Liu Shin.

Bommmm

Liu Shin kembali terpental melayang di udara terkena sabetan ekor sebuah Beast Kalajengking raksasa saat tubuhnya hampir mengenai taring Beruang hitam. Kalajengking itu juga tidak mau Liu Shin di mangsa oleh Beruang hitam.

Liu Shin menjadi bulan-bulanan puluhan Beast yang saling berebut memangsanya. Tubuhnya terpental, melayang, dan terombang-ambing kesana kemari.

"Monster-monster sialan," umpat Liu Shin saat tubuhnya melayang di udara terkena sabetan ekor Kalajengking raksasa.

Seekor Kelelawar meraih pundak Liu Shin dengan cakarnya. Kelelawar itu akan membawa Liu Shin terbang menjauh.

Eakkkk

Seekor elang berusaha menghalau Kelelawar untuk mendapatkan Liu Shin. Elang itu mengeluarkan api dari mulutnya. Akan tetapi, Kelelawar berhasil menghindarinya. Pertarungan sengitpun terjadi di antara Elang dan Kelelawar saling berebut untuk mendapatkan Liu Shin.

Liu Shin kembali terjatuh dari atas ketinggian. Di bawahnya, beberapa Beast sudah menunggu untuk kembali berebut.

"Kalian pikir Aku bola yang bisa di lempar kesana kemari?" Liu Shin hanya mengutuk Para Beast yang membuatnya terpontang-panting.

Wussss

Beruang hitam melesat ke udara meraih Liu Shin kedalam genggaman tangannya.

Goarrrr

Bommm

Beast yang lain terlihat marah dengan Beruang hitam yang akan membawa Liu Shin kabur. Mereka mengepung Beruang hitam untuk mendapatkan Liu Shin.

Liu Shin terus menerus mendapatkan penderitaan akibat para Beast yang saling memperebutkannya. Sesekali, Dia akan kembali berlari kabur saat ada kesempatan. Akan tetapi, itu hanya sesaat karena kecepatannya masih sangat lambat di banding para Beast yang mengejarnya.

Saat Liu Shin kembali melayang di udara oleh salah satu Beast, Seekor ular raksasa tiba-tiba muncul dari dalam semak-semak melahap Liu Shin dengan mulutnya yang terbuka lebar. Ular raksasa itu sudah mengintai cukup lama dari balik semak-semak. Saat melihat sebuah kesempatan, Ular raksasa itu melesat dan berhasil menelan tubuh Liu Shin.

Beberapa Beast yang melihatnya tampak kesal buruannya di lahap oleh Ular raksasa yang barusaja muncul. Kecepatan gerakan Ular itu sangat cepat, tubuhnya meliuk-liuk dan menghilang di semak-semak meninggalkan para Beast yang murka dengannya.

Liu Shin tertelan hidup-hidup oleh Ular raksaksa. Dia mencoba bertahan hidup di dalam perut ular yang berlendir dengan udara yang sangat sedikit sekali.

Liu Shin di bawa oleh Ular raksasa mengikuti arah kemana Ular itu melangkah.

"Aku harus keluar dari sini, perut Ular ini sangat menjijikkan sekali" desah Liu Shin.

Liu Shin mencoba keluar dari dalam perut Ular raksasa. Dia berusaha meninju dan mencakar bagian dalam tubuh Ular itu.

Setelah beberapa hari di dalam perut Ular, Ular itu menggeliat kesakitan karena Liu Shin yang terus menerus membombardir bagian dalam tubuhnya. Selain itu, daging dan organ dalam ular itu menjadi santapan Liu Shin sehari-hari saat berada di dalam perut Sang Ular.

"Berapa hari lagi Aku harus berada di tempat menjijikkan ini?" Liu Shin sedikit frustasi, "Daging dan organnya sangat keras, tubuhku juga terasa tersiksa karena memakannya, Aku tidak tahan lagi."

Sama seperti jamur, buah, herbal, racun, akar-akaran, dan dedaunan yang Liu Shin makan di tempat itu, daging dan organ dalam Ular itu juga memiliki efek yang sangat menyiksa dan menyakitkan. Akan tetapi, daging dan organ dalam Ular yang Dia makan menjadikan fisiknya bertambah semakin kuat.

Setelah berhari-hari Liu Shin mencoba, akhirnya Dia berhasil menerobos keluar dari perut Ular besar yang melahapnya. Dia meninju terus menerus Ular itu dan membuat tubuhnya hancur.

Daging Ular yang berceceran Liu Shin kumpulkan dan sembunyikan di semak-semak. Dia hanya menyimpan seperlunya saja sebagai bekal di kantong penyimpanan miliknya.

Di sekitar tempatnya sekarang, terdapat sebuah mata air berbentuk kolam yang cukup luas. Liu Shin sangat senang melihat kolam air itu setelah sekian lama tidak menemukan air setetespun. Beberapa bulan Dia berada di Dunia itu, Dia hanya minum dari perasan tumbuh-tumbuhan dan dedaunan yang berefek bagi organ dalam dan fisik tubuhnya, dan tentu melalui rasa sakit yang begitu luar biasa.

"Akhirnya, Aku menemukan sumber air. Aku akan mandi dan minum sepuasnya," gumam Liu Shin.

Byurrr

Liu Shin melompat ke dalam kolam air di depannya.

"Aaaaaa." Liu Shin berteriak sangat keras saat tubuhnya menyentuh air. Dia sangat kesakitan akibat air yang mengandung sengatan-sengatan petir.

Dunia itu menjadi semakin aneh di benak Liu Shin, tidak ada satu haripun Dia tidak mengalami penderitaan di Dunia itu. Bahkan, airpun dapat membahayakan nyawanya.

Liu Shin hanya bisa menahan sakit dari percikan dan sengatan petir yang di timbulkan oleh air itu, kakinya terasa berat untuk segera melangkah keluar, tubuhnya mati rasa, jiwanya seakan berpisah dari raganya, "Apa perjalanan hidupku hanya sebatas ini?" gumamnya.

Liu Shin bagaikan mayat hidup yang tidak berdaya. Perlahan Liu Shin memejamkan matanya, Dia berusaha menahan sakit akibat sengatan petir yang menjalar ke seluruh bagian tubuhnya.

Liu Shin menggigit lidahnya saat akan kehilangan kesadaran. Tubuhnya tidak mampu menahan rasa sakit yang amat sangat. Sengatan petir yang di keluarkan oleh air membuat kulit, daging, organ dalam, dan tulang-tulangnya serasa terbakar dan gosong.

Liu Shin menjadi pucat pasi. Saat aliran petir menjalar naik ke kepalanya, mukanya menjadi hitam seperti arang, terkadang hitam kecoklatan, terkadang merah, terkadang menjadi normal, begitu seterusnya.

Liu Shin mulai membiasakan dirinya dari sengatan dan percikan petir yang merasuk ke semua bagian tubuhnya. Sesekali Liu Shin terpaksa minum air yang mengandung petir itu.

"Apa daging ular bisa matang terkena air ini?" gumam Liu Shin kemudian mengeluarkan seonggok daging ular yang ada di kantong penyimpanannya.

"Hahaha, akhirnya Aku bisa memakan daging matang" Liu Shin tertawa senang karena uji cobanya berhasil. Daging ular yang Dia bawa, matang oleh air yang mengandung sengatan petir.

Sejenak kemudian, Liu Shin mulai menyadari sesuatu hal yang aneh dan Dia mengerutkan keningnya, "Kenapa tubuhku baik-baik saja sementara daging ini dengan mudahnya matang hanya beberapa kali Aku celupan ke air?" gumamnya, tetapi tidak terlalu memikirkan hal itu.

Waktu terus berlalu, selangkah demi selangkah Liu Shin menggerakkan kakinya dan mulai naik ke permukaan. Dia bernafas lega setelah berhasil keluar dari dalam kolam yang airnya mengandung sengatan petir.

"Sial, apa tidak ada sedetikpun kenyamanan di Dunia ini?" Kelegaan Liu Shin hanya berlangsung sekejap mata. Singa bertanduk telah menunggunya di permukaan. Dia hanya bisa menghela nafas sebelum kembali melompat ke dalam air itu. Singa itupun kembali menjauh mengamati dari balik pepohonan menunggu Liu Shin keluar.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ruddy Kasenda
Keren cerita nya lebih banyak membaca semakin tertarik jalur cerita
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status