Share

Pemuda Misterius

Seperti seorang petapa di dalam air, Liu Shin terus berpikir bagaimana cara melepaskan diri dari beberapa Beast yang mengintai dan menunggunya.

"Aku hanya harus memperkuat diri untuk mengalahkan Mereka," gumam Liu Shin menatap beberapa Beast di balik pohon.

Liu Shin mulai berlatih tinju dan kuda-kuda di dalam air seperti Para Pendekar yang pernah di lihat olehnya saat sedang berlatih di dalam Klannya. Beban berat di kaki, tangan, dan tubuhnya akibat sengatan petir tidak menghalanginya untuk terus berlatih.

Perlahan namun pasti gerakan kaki, tangan, dan tubuh Liu Shin terlihat semakin lincah. Jika saja Dia bergerak di permukaan, pastilah akan semakin lincah dan bertenaga karena tanpa ada beban berat dari air yang mengandung sengatan petir.

"Aku akan coba menghadapi Mereka," Liu Shin mencoba memulai peruntungannya menghadapi Beast yang sudah lama menunggu dan mengintainya.

Hari demi hari terus berganti, bulan demi bulan telah Liu Shin lalui. Kini Usianya sudah 10 tahun, tak terasa baginya sudah 5 tahun berada di dunia itu.

Liu Shin sudah mengelilingi Dunia itu. Meskipun tidak semua tempat Dia ketahui, tetapi hampir seluruh tempat yang pernah Dia lewati merupakan hutan dan Pegunungan yang di penuhi oleh jutaan Beast. Penderitaan demi penderitaanpun telah Dia rasakan. Selain itu, banyak manfaat dan pejalaran yang berhasil Dia dapatkan.

Liu Shin tumbuh menjadi sesosok anak yang berbeda seperti lainnya. Bagi anak seusianya, Dia akan menjadi sesosok monster yang mengerikkan.

Meskipun Liu Shin belum berkultivasi, kemampuan dan kekuatan tempurnya tidak bisa di anggap remeh dan kemungkinan akan setara atau bahkan melebihi beberapa pendekar yang sudah berkultivasi. Bahkan, Kultivator hebat sekalipun kemungkinan akan tewas menghadapi Binatang-binatang buas di dunia tempatnya sekarang berada.

Kondisi memaksa Liu Shin untuk bertahan, bertarung dan bertarung dengan Binatang buas yang terus menerus muncul satu demi satu memburunya. Pertumbuhan dan kemampuannya menjadi momok yang menakutkan di luar nalar manusia lainnya, apalagi di usianya yang tergolong masih sangat belia, bahkan para Beast satu persatu menjadi takut karenanya dan perlahan mulai menjauhi keberadaannya.

"Dulu ... Akulah yang berlarian dan bersembunyi dari kejaran Kalian, sekarang Kalianlah yang bersembunyi dariku." Liu Shin berjalan santai untuk menemukan Binatang buas yang akan menjadi santapannya.

Dari atas langit, Pemuda misterius yang pernah Liu Shin jumpai lima tahun sebelumnya turun ke hadapannya, "Kau masih hi...."

Perkataan Pemuda itu terpotong tatkala Liu Shin secara reflek akan meninju wajah Pemuda tampan itu karena kemunculannya yang tiba-tiba, "Se ... Se ... Senior, bukankah Kau Senior yang dulu?."

Pemuda tampan itu mengangguk "Huh, Apa Kamu mau membunuhku?" umpat Pemuda itu karena tinju Liu Shin hampir saja mengenai wajahnya.

Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Maaf Senior ... Kau mengagetkanku, tadi hanya reflek."

"Ya ... ya ... Sesuai janjiku, Aku akan membantumu keluar dari Dunia ini. Tetapi, Aku akan menjelaskan sesuatu terlebih dahulu padamu tentang Dunia ini."

"Bolehkah Aku bertanya terlebih dahulu Senior?" tanya Liu Shin.

"Silahkan, tapi Kita lebih baik pergi ke suatu tempat terlebih dahulu." Pemuda itu memegang erat lengan dan menyeret Liu Shin. Dia melesat dengan sangat cepat di udara.

Dalam beberapa saat saja, Mereka sudah sampai di tempat yang sangat jauh. Liu Shin mengeluarkan isi perutnya mual, tidak pernah terbang apalagi dengan sangat cepat melesat di udara.

Mereka sampai di suatu tempat yang belum pernah Liu Shin lihat sebelumnya. Di depannya terdapat sebuah Gubuk kecil tua. Mereka duduk di sebuah batu saling berhadapan di depan Gubuk tua itu.

"Apa yang mau Kamu tanyakan?" tanya Pemuda itu kepada Liu Shin.

Muka Liu Shin masih terlihat pucat pasi, nafasnya memburu, detak jantungnya masih tidak karuan dan terengah-engah, "Hhhh ... hhhh ... Siapa senior sebenarnya? apa senior bukan manusia? dan siapa nama Senior?"

"Apa Kamu bisa tenang sedikit?" ucap Pemuda itu.

"Bagaimana Aku bisa tenang setelah di seret terbang dengan kecepatan seperti itu." Liu Shin mengerutkan keningnya.

"Aku sudah memperlambatnya." Pemuda itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Namaku adalah Zhu Lao, Tuanku terdahulu yang memberiku nama itu, dan Aku memang bukan manusia."

"Kalau bukan manusia lantas mahkluk apa Tuan Lao sebenarnya?" Liu Shin penasaran.

"Aku seekor Beast spirit," balas Zhu Lao dengan wajah tenang.

Liu Shin menahan tawa mendengarnya seolah itu sebuah lelucon baginya, tetapi Dia mempercayainya. Aura kewibawaan dan keagungan Zhu Lao mengatakan bahwa Dia tidaklah mungkin membual, "Baiklah, kalau itu yang di katakan Tuan Lao ... Aku percaya."

"Memang seperti itulah kenyataannya, tidak percayapun bukanlah suatu masalah bagiku" Balas Zhu Lao.

"Dunia ini pada awalnya merupakan Dunia jiwa dari Tuanku terdahulu," Zhu Lao mulai menjelaskan tentang Dunia lain tempat Mereka berada, "Sebuah pertempuran dahsyat membuat Tuanku hampir terbunuh, begitupun dengan Aku yang kala itu bertarung membantu Tuanku."

"Di detik-detik terakhir hidupnya, Tuanku menyuruhku masuk ke dalam Dunia jiwanya. Dia kemudian membuat segel terlarang untuk memisahkan sebuah Dunia yang sudah ratusan tahun Dia ciptakan di jiwanya," lanjut Zhu Lao menerangkan.

Liu Shin mendengarkan kata demi yang di sampaikan oleh Zhu Lao dengan penuh perhatian. Dia sangat kagum dengan Tuan dari Zhu Lao dahulu yang membuat Dunia jiwa yang di dalamnya begitu mengerikkan baginya, "Lalu apa yang terjadi selanjutnya Tuan Lao?"

"Sebenarnya hanya sebatas itu yang Aku tahu. Aku tidak mengetahui apapun lagi setelah Dunia ini terpisah dari jiwa Tuanku," Zhu Lao menghela nafas panjang, "Namun, Aku sedikit mengetahui tentang segel terlarang yang Tuanku lakukan."

"Apa yang Tuan Lao ketahui tentang segel terlarang itu?" tanya Liu Shin.

"Aku pernah mendengar dari Tuanku bahwa Segel terlarang seperti itu mempertaruhkan nyawa orang yang melakukannya," Zhu Lao mulai berbinar matanya, mengingat Tuannya dahulu.

"Mungkin saja Tuan dari Tuan Lao masih hidup di suatu tempat," hibur Liu Shin.

"Tidak mungkin ... Aku juga menemukan sebuah catatan yang di tinggalkan oleh Tuanku di Gubug tua itu," balas Zhu Lao menunjuk Gubug di samping tempat Mereka duduk.

"Tuan Lao tidak perlu bersedih, itu sudah menjadi suratan takdir," ucap Liu Shin.

"Ngomong-ngomong, apa Aku bisa membuat Dunia seperti ini di jiwaku?" Liu Shin berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Entahlah ... Kamu mungkin bisa mempelajarinya dari sebuah Kitab" jawab Zhu Lao.

"Sebuah Kitab?" Liu Shin bertanya-tanya dalam hati.

Zhu Lao mengetahui rasa keinginan tahuan Liu Shin. "Mari Aku tunjukkan beberapa Kitab."

Zhu Lao melangkah masuk ke Gubug di ikuti oleh Liu Shin di belakangnya.

"Ini semua merupakan Kitab milik Tuanku dahulu," Zhu Lao menunjukkan ribuan Kitab yang berjejer rapi di sebuah rak panjang di dalam Gubuk.

Liu Shin menelan ludahnya melihat ribuan Kitab. Dia pernah melihat berbeda Kitab di perpustakaan Klan Liunya, "Apa Kitab-kitab ini merupakan Kitab yang berguna bagi Para Pendekar?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status