Share

Bab 41.A

"Neng, kasian sekali ya Bu Nisya."

Hari ini tepat setelah tujuh hari Bu Nisya pergi Naura pulang ke rumahnya dengan sang ibu, tak dapat dipungkiri menginap di sana membuatnya sedikit tak betah oleh sikap Jeni yang sering sekali menyindir.

"Nasibnya ga jauh beda sama Ibu, sama-sama ditinggalin suami."

"Udah ah, Ibu jangan banyak pikiran sekarang istirahat ya."

"Neng, kapan Ibu berhenti minum obat? Ibu udah sembuh kok."

Naura menatap ibunya dengan tersenyum. "Iya Ibu udah sembuh, tapi minum obat juga harus karena yang suka Ibu minum itu vitamin bukan obat, aku juga suka minum vitamin kok ga hanya Ibu aja." Naura terpaksa berbohong

"Oh gitu ya." Bu Nendah masih mikir.

"Udah istirahat."

Setelah ibunya tertidur Naura segera menghampiri Feri di kamarnya.

"Perusahaan lagi pailit, Ra, uang buat menggaji karyawan dipakai Papa buat nikah kemarin."

"Apa, jadi mahar satu milyar itu uang perusahaan?"

Feri mengangguk.

Bertahun-tahun menjadi karyawan ia faham betul jika perusahaan telat memberi gaji
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status