Share

Empat puluh empat

Ibu buru-buru menekan tombol hijau dan menghadap kamera.

"Assalamu'alaikum, Bu?" Terdengar suara wanita seorang menyapa, tetapi bukan Mbak Vita, Mbak Sindi, maupun Mbak Nurma melainkan Rida.

"Waalaikumsalam, Da." Ibu tersenyum lebar meski aku tahu ia sangat kecewa saat ini.

"Maaf, ya, Bu. Baru bisa menghubungi Ibu hari ini karena kemarin sibuk. Sebenarnya sudah berencana mau telepon tadi malam, tetapi malah ketiduran. Ibu sampai di rumah Asty jam berapa? Jauh, ya, rumah Asty? Oh, ya, Ibu mabuk perjalanan nggak? Setahu aku, ibu suka mabuk kendaraan makanya enggak pernah mau kalau diajak ke rumah Astu yang jauh dan hanya bisa ditempuh dengan mobil, itu pun sampainya lama. Ibu baik-baik saja, kan? Ibu sekarang ada di mana? Apakah itu rumah Asty? Wah, sepertinya rumahnya bagus dan nyaman, ya, Bu? Pantesan Ibu sampai lupa tidak memberiku kabar saat sudah sampai." Rentetan pertanyaan keluar dari mulut Rida tanpa jeda yang ditanggapi senyum lebar oleh ibu.

"Iya, Da. Alhamdulillah, Ibu b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status