Share

Empat puluh enam

Mas Karim yang sudah terlihat segar dan tampan dengan baju koko berwarna hijau tua plus peci hitam itu matanya terlihat berkaca-kaca. Ia tersenyum sehingga lesung pipinya kelihatan jelas.

Saat melihat Mas Karim, bayangan bapak tiba-tiba melintas. Perawakannya yang tinggi tegap memang mewarisi bapak. Kata ibu, Mas Karim sangat mirip dengan bapak saat masih muda.

"Sepertinya kamu sangat senang, Rim? Ada kejutan apa untuk Ibu?" tanya ibu.

"Adnan sudah besar, Bu, sehingga kalau naik motor rasanya sesak jika bertiga." Mas Karim memulai pembicaraan. Ia menjeda napasnya sebelum melanjutkan ucapannya.

"Iya, terus?"

"Bu, aku sudah punya motor baru di hari raya ini. Rencananya buat Adnan nanti agar ia bawa motor sendiri saat keliling silaturahim nanti," kata Mas Karim.

"Apa nggak terlalu dini memberi motor pada Adnan. Bahaya, lho, Mas, anak kecil seperti dia sudah bawa motor sendiri?" sahut Mas Ubay.

"Mau bagaimana lagi, Bay. Motor kami sudah terlalu berat kalau buat bonceng tiga apalagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status