Share

Susah Lahir Batin

“Aku laper Syif, makan yuk!” Rachel berkeluh seraya memegangi perut, kedua netranya mengedarkan pandangan mencari tempat untuk makan.

Syifa mengekor langkah sahabatnya itu. Setelah sampai di tempat tujuan, Rachel sibuk memilih jenis makanan yang terpampang di balik etalase ruangan.

“Ayo kamu mau makan apa?” ujar Rachel menarik tangan Syifa tanpa menoleh karena pandangannya fokus memilah jenis menu yang beragam tersebut.

Manik mata Syifa membola memperhatikan harga yang tertera di bawah menu, ia hanya bisa menelan ludah.

“Walaupun terlihat sangat enak, tapi harganya membuat pusing kepala,” ucap Syifa sama hati, tanpa sadar ia menggarukkan kepalanya yang berbalut hijab meski tidak gatal.

Syifa termenung sejenak, ia harus memikirkan alasan untuk tidak memilih menu makanan.

“Kalau bilang puasa nanti aku dosa karena aku memang lagi nggak puasa, kalau bilang lagi ngirit ... ah! Nggak mungkin harus terus terang begini,” pikir Syifa berkecamuk.

Saat netranya melihat lemari pendingin yang be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status