Share

Part 18

Bukankah cinta itu rela berkorban dan tidak harus memiliki?

Setalah kehilangan keremajaan, entah mengapa aku merasa bebas melakukan apa saja. Bahkan jiwa petualangku terus saja mendesak agar aku melakukannya lagi dan lagi, sampai setiap malam melakukannya dengan Mas Bima tanpa sepengetahuan Velly.

Pun ketika menemui kolega Pak Haidar. Aku rela diajak menginap di hotel, karena selain proposal yang diajukan disetujui aku juga mendapatkan uang jajan yang cukup fantastis. Lima puluh juta rupiah sekali kencan.

“Mbak, sudah sampai!” ucap driver ojek online menarikku dari lamunan.

Aku segera melepas helm, menyodorkan selembar uang dua puluh ribuan kemudian lekas masuk ke dalam.

Di lobi tanpa sengaja aku berpapasan dengan si tua bangka, dan seperti biasanya dia memalingkan muka seolah sedang berpapasan dengan makhluk astral.

Namun bukan Imelda kalau tidak memiliki seribu cara. Sengaja kutabrak pria gendut itu, berharap dia menolongku saat terjatuh, meminta maaf lalu berlanjut dengan makan mal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status