Share

Mimpi Buruk Dunia Persilatan
Mimpi Buruk Dunia Persilatan
Penulis: Dz

Bab 1. Kehidupan di keluarga An

(Novel ini sisi lain dari novel Pembalik Langit Dunia Persilatan)

Bab 1. Awal

Di rumah kecil seorang anak duduk sambil menangis, ia baru saja di bully oleh teman-temannya yang berada di keluarga An, anak tersebut bernama An Lan atau Lan Shi. Sosok tua mengusap punggung An Lan mencoba memberi semangat, suara tangis terdengar merdu dan lembut, An Lan merengek meminta agar di latih bela diri.

"Kakek, mereka terus mengejekku… aku ingin jadi petarung!"

"Cucuku, kakek bukan seorang petarung, bagaimana cara kakek melatih mu!"

"Aku ingin sekali membalas mereka!"

"Sebaiknya temani kakek pergi ke kebun, memanen buah apel!"

"Iya kek!"

An Lan berjalan mengikuti kakeknya, mereka menuju kebun memanen buah, setelah selesai memanen mereka akan menjual buah di pasar. Satu jam berlalu An Lan dan kakek An Hui tiba di kebun, mata mereka disambut pemandangan pohon apel, buah-buah bergelantungan di pohon, dengan cepat Peri kecil keluar dari kantong kecil milik An Lan, ia terbang ke salah satu pohon apel.

"Apel! aku datang!" teriak Peri kecil memeluk buah apel yang tergantung.

"Cucuku, setelah memetik semua buah ini… kita jual ke pasar, aku akan membelikan gulungan tehnik dasar bela diri!"

"Benarkah, terimakasih kakek!"

"Ini wadah, sekarang ayo kita petik buah yang sudah matang!"

"Siap kek!"

Dengan penuh semangat An Lan memetik buah lalu memasukkannya ke keranjang bambu, peri kecil duduk di ranting pohon, ia melihat wajah An Lan bahagia.

"Ada apa?"

"Aku akan dibelikan buku dasar bela diri sama kakek!"

"Ouh, pelajarilah buku itu… tapi ingat, kekuatan bukan penentu segalanya!"

"Aku akan mengingatnya!"

"Bagus!"

Sambil menunggu, peri kecil mencoba mengaktifkan sedikit inti energi, pasir muncul dari dalam tanah lalu melayang di sekitar, ia menghela nafas panjang.

"Sebentar lagi aku akan tertidur, setelah itu pasir ini akan berubah warna putih dan aku bisa menyatu di tubuh Lan Shi, semua orang tidak akan mengetahui keberadaanku!" gumam peri kecil memainkan butiran pasir.

Setelah beberapa jam, An Lan dan kakeknya sudah selesai memetik semua buah apel, mereka berangkat menuju pasar, di tengah perjalanan An Lan melihat seorang anak yang berjalan bersama kedua orang tuanya, jiwa terasa sedih, perasaan iri kepada sosok yang di lihat membuat An Lan menjadi murung, An Hui menyadari kesedihan cucunya.

"An Lan, sudahlah nak… semua sudah takdir kita, tidak perlu merasa sendiri, ada kakek disini!"

"Iya kek!"

Mereka tiba di pasar, meja sudah tersedia, An Lan menaruh semua buah apel diatas meja, semua orang menghampiri penjual buah.

"Aku beli satu!"

"Aku dua!"

"Aku 10!"

"Ini!"

"Ramai sekali!" gumam peri kecil mengintip semua orang.

"Aku beli enam!"

"Baik paman!"

Disisi lain pedagang buah lainnya merasa iri dengan hasil penjualan An Lan dan kakeknya, ia membawa kapak besar menghampiri.

"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!" meja tempat buah terbalik.

Semua orang tersentak kaget, mereka buru-buru pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Kalian, merebut semua pelangganku… dasar bodoh, cepat tinggalkan pasar ini atau aku bunuh kalian!"

An Lan melihat ke arah pria yang memegang kapak "Hei paman, kenapa kamu begitu… hasil tetap saja akan sama, makanya jangan menjual dengan harga mahal… kamu ingin mencari keuntungan saja!"

"Hei bocah kecil, tutup mulutmu atau aku robek!"

An Hui membungkukkan badan "maafkan cucuku, kami akan segera pergi!"

"Bagus, cepat pergi sana!"

"Tapi kek?"

"Nak, ayo kita bereskan barang-barang!"

"Iya!"

An Lan dan An Hui membereskan semua barang, mereka berjalan ke perpustakaan kota, An Hui ingin membelikan buku beladiri untuk cucunya An Lan, tidak butuh waktu lama mereka sudah berada di sana, keluarga bangsawan berlalu lalang, jubah mahal dan jubah sekte digunakan beberapa orang penting, An Lan dan An Hui berada di depan pemilik perpustakaan.

"Ada yang bisa aku bantu tuan?" ucap Pemilik perpustakaan.

"Aku ingin membeli gulungan beladiri untuk dia!"

"Nak, ayo silahkan pilih yang mana kamu inginkan… gulungan dari kulit kayu berharga 10 keping emas, gulungan berhias perak 50 keping emas, dan gulungan berwarna emas 100 keping emas, dan tiga gulungan berwarna putih hanya bisa dibeli dengan bertukar barang yang setara!"

An Hui melihat ke arah cucunya "An Lan pilih gulungan berkulit kayu, kita cuma mendapatkan 20 keping emas!"

"Iya kek!"

"Silahkan!"

An Lan melihat tumpukan gulungan di lemari, peri kecil berbisik-bisik menyuruh mengambil salah satu gulungan yang paling bawah, gulungan tersebut berjudul teknik kultivasi murni.

"Yang ini!"

"Anak ini sangat tahu kalau itu gulungan bagus untuk pemula, apakah cuma kebetulan?" gumam penjual.

"Ini 10 keping emas!"

"Terimakasih!"

"Ayo pulang!"

"Iya kek, besok aku akan mulai berlatih sendiri!"

"Oke… kakek akan siapkan makan malam!"

Dua sosok meninggalkan tempat tersebut, perasaan An Lan atau Lan Shi sangat senang setelah mendapatkan gulungan beladiri, sambil berjalan pulang An Lan melihat beberapa sosok berjubah hitam melintasi tempat tersebut, ia menoleh ke belakang dengan perasaan bingung.

"Sedang apa mereka ya? Sepertinya sedang mengintai perpustakaan kota itu?" gumam Lan Shi.

"Apa mereka ingin mencuri semua gulungan?"

"Sebaiknya malam ini aku lihat saja!"

—---------

Matahari terbenam menggelapkan dunia Nirvana, di kediaman keluarga An semua anak sedang bermain, setelah menikmati makan malam An Lan berjalan keluar rumah, ia duduk di bawah pohon untuk melihat isi gulungan, api obor dinyalakan sebagai penerangan lalu di pasangkan di batang pohon.

"Sekarang aku ingin melihat, bagaimana cara berlatih!"

Tiga orang anak berbisik satu sama lain, mereka melihat An Lan dan gulungannya, niat jahat muncul saat itu juga.

"Hei, dia baru membeli gulungan bela diri… ayo kita ambil!" ucap An Sen

"Ayo!"

"Ayo!"

An Sen, An Yin, dan An Yun berlari ke arah An Lan, dengan cepat mereka merampas gulungan di tangan anak yang sedang duduk di bawah pohon, tiga anak tertawa sambil berlari meninggalkan tempat tersebut.

"Kita mendapatkannya!"

"Hore…!"

An Lan berlari mengejar "Kembalikan gulungan itu!"

Tiga anak bersembunyi di balik semak, An Lan terhenti melangkah melihat sekeliling.

"Kemana mereka ya, aduh… sial!"

"Oh iya, sore tadi aku melihat beberapa orang berjubah hitam… sebaiknya aku ke tempat itu lagi!" gumam An Lan berbalik pergi meninggalkan kediaman keluarga.

Tiga anak yang berada di semak saling berpandangan satu sama lain, mereka mengerutkan dahinya melihat An Lan pergi begitu saja.

"Mau kemana An Lan?"

"Mungkin dia mau mengadu dengan kakek An Hui, sudah tidak apa, dia juga kakek aku!"

"Sekarang ayo kita kesana melihat isi gulungan, disini gelap!"

"Ayo!"

30 menit berlalu, An Lan yang meninggalkan kediaman keluarga sudah tiba di dekat bangunan yang menyimpan semua gulungan bela diri, di tengah kegelapan malam satu sosok anak kecil berjalan mengintip aktivitas sekitar, ia melihat ke atas atap rumah-rumah, beberapa sosok berjubah hitam mengintai tempat semua gulungan di simpan.

"Apa mereka pencuri? Sebaiknya aku beritahu pemilik rumah perpustakaan!"

Angsi berjalan menghampiri penjaga perpustakaan, ia memberitahu kalau ada yang ingin mencuri semua gulungan disini, namun penjaga tidak percaya begitu saja dan langsung mengusir An Lan.

Penjaga mendorong An Lan hingga terjatuh "Bocah bodoh, cepat pergi!"

"Aduh… kenapa aku didorong, aku cuma memberitahu!"

"Bocah, siapa yang ingin datang kesini untuk melawan semua orang, itu hanya mengantarkan nyawa mereka!" teriak penjaga.

Bibi Lumini berjalan ke luar "Ada apa ribut-ribut!"

Penjaga memberikan hormat "tetua, anak ini datang mencari masalah… dia bilang ada yang ingin mencuri semua gulungan, menurutku itu hanya lelucon, kalau benar orang itu hanya mengantarkan nyawa!"

Bibi Lumini menghela nafas panjang "Minta maaf dengannya, atau aku pecat malam ini!"

"Ba-baik!"

"Anak kecil, maafkan paman ya!"

"Heh..!" An Lan memalingkan wajahnya.

"Nak, ayo masuk dan ceritakan apa yang kamu ketahui!"

"Iya!"

"Penjaga, perketat penjagaan dan panggil semua pasukan khusus!" ucap Bibi Lumini memerintahkan prajuritnya.

"Siap bos!"

Bersambung…

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Frederick Tantra
ceritanya agak panjang
goodnovel comment avatar
Riswan Af
wah cerita yang sangat menarik.
goodnovel comment avatar
Fertikal Ama Gabrian Ndruru
mantap anak belajar sendiri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status