Bab 2. Siapa An Lan
Keluarga An adalah keluarga kecil di kota angin, kepala keluarga bernama An Fei, rata-rata semua anggota keluarga seorang perkembun atau pedagang keliling, mereka berdagang ke penjuru dunia Nirvana. Dunia Nirvana terbagi menjadi sembilan kota besar, salah satunya ini kota yang dikelilingi delapan kota besar.Kota Kaisar (Ibukota)Kota Angin (Keluarga An)Kota LiontinKota Bunga PerakKota LogamKota GandumKota Kota BintangKota Kura KuraKota Bunga DosaKota Kaisar berada di titik tengah dunia Nirvana, kota tersebut dikelilingi delapan kota lainnya, setiap kota memiliki keunikan masing-masing, setiap penduduk memiliki tradisi berbeda dan kebiasaan unik. Dunia Nirvana juga memiliki 12 sekte besar, dan dua tiga aliansi berbeda.Sekte Pedang NirvanaSeks Nirvana AbadiSekte Nirvana JiwaSekte Nirvana KultivasiSekte Prajurit NirvanaSekte Pertahanan NirvanaSekte Pilar Langit NirvanaSekte Nirvana FormasiSekte Bunga NirvanaSekte Petarung NirvanaSekte Lembah NirvanaSekte Gunung NirvanaDaftar Aliansi ada tiga yaitu:Aliansi Bendera Hitam Putih:Sekte Pedang NirvanaSeks Nirvana AbadiSekte Nirvana JiwaSekte Nirvana KultivasiAliansi Pedang Darah:Sekte Prajurit NirvanaSekte Pertahanan NirvanaSekte Pilar Langit NirvanaSekte Nirvana FormasiAliansi Gerhana:Sekte Bunga NirvanaSekte Petarung NirvanaSekte Lembah NirvanaSekte Gunung NirvanaDi ruangan VIP An Lan mengobrol bersama Bibi Lumini, setelah mendengar cerita An Lan Lumini mengatur rencana bersama semua prajuritnya, ia meminta untuk melonggarkan penjagaan agar kelompok pencuri berhasil masuk saat malam sudah larut, setelah itu mengepung semua perampok, satu persatu penjaga bersembunyi dan sebagian pura-pura tidur.Di lantai dua semua prajurit bersembunyi, mereka menunggu semua pencuri masuk ke perpustakaan, Sosok agung duduk minum teh bersama An Lan, perlahan malam sudah larut, beberapa sosok berjubah hitam melesat masuk ke dalam perpustakaan, saat itu juga semua pasukan melompat dari lantai dua mengepung semua pencuri."Haha… akhirnya tertangkap juga ikan besar!""Kita terkepung!""Turunkan senjatamu kalian, atau mati sekarang!" ucap Bibi Lumini menuruni tangga dari lantai dua.Semua pencuri menurunkan senjatanya, mereka berlutut mengangkat tangan."Siapa yang menyuruh kalian mencuri hah… dasar bodoh!" Bentak penjaga."Tolong jangan laporkan ke pemerintahan ibukota, kami bersedia melakukan apapun!"Penjaga mencengkram leher "Jawab dulu siapa yang menyuruhmu!""Sekte-!""Aaaaaaaaaaaaaa!" 10 pencuri tewas.Saat salah satu pencuri ingin bicara, 10 jarum beracun melesat ke tenggorokan 10 pencuri, Bibi Lumini tersentak kaget dengan kejadian tiba-tiba, ia langsung melesat keluar lalu melihat satu sosok berjubah hitam melesat terbang."Tunggu saja, aku akan menemukanmu!"Lan Shi melihat jarum di leher satu orang "jarum ini!""Jangan di pegang, itu berancun!"An Lan memegang jarum racun "tidaaaaaaaaak!" teriak An Lan panik.Cairan racun masuk melewati kulit Lan Shi, saat itu juga darah suci membakar hangus racun yang mencoba menyebar, An Lan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia tidak merasakan apapun."Aku keracunan, aku keracunan… tolong aku…!""Apa yang terjadi, kenapa dia tidak terkena racun?" gumam bibi Lumini melihat ke arah An Lan."An Lan tenanglah, kamu tidak keracunan!""Eh, benar juga!"Bibi Lumini dan semua orang melihat ke arah jarum racun, ahli racun rumah perpustakaan memeriksa jenis racun dan jarum-jarum emas."Tetua, jarum ini memiliki ukiran sangat rumit… meskipun ukurannya sangat kecil namun ruang di dalamnya sangat banyak, pandai besi biasa tidak akan bisa membuatnya, hampir mustahil ada orang yang bisa membuatnya!" ucap ahli racun."Bagaimana dengan jenis racun itu?""Jenis racun dari ular biasa, namun racun ini sangat mematikan, aku tidak tahu ular apa yang mereka gunakan… tapi bagaimana bisa anak ini tidak terdampak racun ini… apakah ini semua ada hubungannya dengan anak itu Tetua?""Kita masih belum bisa melemparkan tuduhan atau curiga kepada An Lan, sebaiknya kita selidiki latar belakang An Lan…!""Baik tetua!""Sekarang bereskan mayat-mayat ini, aku akan mengantarkan An Lan pulang!""Siap Tetua!"Bibi Lumini menghampiri An Lan yang duduk sendiri, ia meminta An Lan mengambil satu gulungan sebagai hadiah, wajah An Lan terlihat senang setelah mendapatkan hadiah dari Bibi Lumini, ia berjalan melihat-lihat semua gulungan, langkahnya berhenti di depan gulung berwarna emas."Nak, silahkan pilih… aku akan memberikannya?""Terimakasih Bibi, aku mau yang itu!" ucap An Lan menunjuk kesalah satu gulungan emas.Tubuh Lumini begetar melihat gulungan yang di pilih An Lan, ia menyesali sudah memberikan hadiah."An Lan, gulungan itu tidak berguna untukmu… bagaimana kalau aku menjadi gurumu?""Benarkah, aku mau jadi murid bibi!""Sekarang kamu pilih gulungan yang bukan dari tiga gulungan emas itu ya!""Baik bi, yang itu saja!" ucap An Lan menunjuk ke gulungan kulit kayu di dalam wadah kaca."Apa… kenapa anak ini selalu mengincar gulungan berharga, meskipun gulungan itu berkulit kayu, tapi itu adalah gulungan penting!" gumam Lumini menghela nafas panjang.Bibi Lumini mengambil gulungan di dalam kaca "ini nak, kamu simpan baik-baik!"An Lan melihat judul gulungan "Kultivasi Nirvana Dasar!""Ayo, aku antarkan kamu pulang.. tapi kamu pulang kemana?""Keluarga An!""Oke, besok kamu bisa datang kesini untuk berlatih… aku akan melatihmu!""Iya bibi!Dua sosok berjalan menuju kediaman keluarga An, sambil berjalan Lumini masih memikirkan jenis racun dan jenis jarum sebelumnya, ia melihat ke arah anak berusia enam tahun di sampingnya."Dia kelurga An, apakah keluarga An menyimpan kekuatan… kalau itu benar, pemberontakan besar akan terjadi di masa depan, sebaiknya aku selidiki dulu!"An Hui melihat ke arah An Lan "cucuku, kemana saja kamu, malam-malam berkeliaran itu tidak baik!""Hehe!" tawa kecil An Lan.An Hui membungkuk badan "Tetua, terimakasih sudah mengantarkan An Lan pulang, kalau boleh tau apa yang terjadi?""Perpustakaan Nirvana hampir saja kecurian, untungnya An Lan menberitahu lebih dulu, kalau tidak perpustakaanku akan di tutup oleh kaisar Nirvana!""Siapa pencuri itu?""Aku tidak mengetahuinya, mereka terbunuh sebelum memberi tahu!""Emm… ayo masuk dulu, aku akan buatkan jamuan hangat!""Terimakasih, aku akan segera kembali!""Baiklah!"Bibi Lumini berbalik pergi, An Hui mengajak cucunya segera tidur karena sudah larut malam, An Lan menberitahu kalau ia mendapatkan hadiah dari Lumini dan di angkat sebagai murid, wajah sosok tua terlihat senang mendengar kabar."Mulai besok aku akan berlatih!""Baguslah nak, sekarang kamu memiliki guru… ayo tidur!""Iya kek!"An Lan berbaring tidur, An Hui menutup pintu kamar cucunya, setelah itu pasir waktu keluar dari kantong kecil, ia membuka gulungan di samping An Lan."Tidak buruk, sekarang aku akan mencoba kultivasi Nirvana dasar ini!" gumam peri kecil memejamkan mata.Bersambung…Bab 3. BerlatihMalam gelap memperlihatkan sinar cahaya di salah satu ruangan, sosok peri kecil mencoba kultivasi Nirvana, perlahan Matahari pagi menyinari dunia, peri kecil membuka matanya, dalam waktu singkat ia berhasil menguasai kultivasi Nirvana, An Lan membuka matanya melihat ke arah peri kecil."Peri kecil, sedang apa kamu?""Aku baru saja mencoba kultivasi ini, untuk dasar pemula memang sangat bagus, tapi memiliki beberapa kelemahan!""Apa itu?""Terlalu lambat, tapi energi yang diserap sangat murni!""Apakah kamu memiliki cara untuk mempercepatnya!""Ada? Menyerap langsung dari sumber energi di dunia Nirvana ini… tapi aku tidak tahu dimana tempat itu… sebaiknya kamu bersiap, hari ini kamu latihan bersama Bibi Lumini!""Oh iya, aku hampir lupa!" ucap An Lan berbangun dari tidur.30 menit kemudian, An Lan sudah membersihkan diri dan sarapan pagi, peri kecil masuk ke kantong kecil milik An Lan, mereka melesat pergi menuju rumah perpustakaan."Kakek, aku pergi dulu!""Hati-hati!"
Bab 4. Nasib Tidak BaikSatu hari berlalu latihan An Lan bersama Bibi Lumini, di pagi hari empat anak berdiri di halaman belakang, sosok tua berjalan menghampiri mereka, kedatangan tiga teman membuat An Lan mendengus kesal, An Sen, An Yin, dan An Yun menahan tawa sambil mengejek An Lan, mereka terdiam setelah kedatangan Bibi Lumini."Selamat pagi anak-anak!""Pagi guru!" "Sebelum memulai latihan, guru akan jelaskan beberapa tingkatan seorang petarung sejati!" "Iya guru!""Tingkat kekuatan terbagi menjadi dua, tingkat tubuh fisik dan tingkat kultivasi!""Tingkat kultivasi itu apa guru?" tahta An Yin."Tingkat kultivasi adalah sumber kekuatan yang mendukung tubuh fisik, contohnya seperti ini!"Bibi Lumini menjentikkan jari "DUARRRRRRRRRRRR!""Wah… batu itu hancur!" Lumini menjelaskan semua daftar tingkat kekuatan seorang petarung:Tubuh Fisik:Forging BodySoldier BodyKing's BodyGolden Body Purple Gold BodyDragon King BodyImmortal BodyGold immortal bodyImmortal Emperor Emper
Bab 5. Melarikan diriMatahari Pagi menyinari dunia Nirvana, embun memabashi dedaunan, terlihat seperti berlian berkelap-kelip, An Lan membuka matanya dari tidur, di pagi itu juga tiga anak berlari lebih dulu meninggalkan kediaman An, setelah itu An Lan keluar dari rumah berpamitan dengan kakek An Hui, bersama anggota keluarga An Lan berjalan berdampingan, ia melihat keramaian orang berlalu lalang menuju kebun dan melakukan aktifitas masing-masing."Kakek, aku pergi dulu!"Kakek An Hui melambaikan tangannya "Hati-hati...!" "Hari ini aku harus berlatih sampai bisa menembus tahap awal!"30 menit kemudian An Lan tiba di rumah perpustakaan, disana terlihat tiga temannya, saat itu juga Lumini menghampiri mereka, empat anak berdiri dengan berbaris rapi, Lumini melihat ke arah An Lan."An Lan, kenapa kamu tidak menjalankan tugas yang ku berikan dan pulang lebih awal?" "Guru, aku yang memindahkan batu-batu itu, aku pingsan karena kelelahan!" ucap An Lan melihat ke arah tiga temannya."Merek
Bab 6. Perjalanan Menuju Kota Kura-kura, Sekte Lembah NirvanaDi tengah hutan seorang anak berlari dengan ketakutan, di belakangnya 10 prajurit mengejar sambil memegang senjata, prajurit berteriak keras meminta An Lan berhenti berlari, tidak lama kemudian langkah An Lan terhenti di pinggir jurang, prajurit mengepung sambil menodongkan pedang, setelah itu semua prajurit melesat ke arah An Lan. An Lan berusaha melawan 10 prajurit, saat itu juga sebuah tendangan dan pukulan diterima anak berusia enam tahun, An Lan terbaring menahan rasa sakit, ia berusaha berdiri kembali, berharap ada yang menyelamatkannya saat ini."Ayah, ibu… tolong aku… aku tidak mau mati sebelum bertemu denganmu!" ucap An Lan."Bocah, menyerah saja… kamu sudah tidak bisa lari!" ucap satu prajurit menendang An Lan.Buah apel berhamburan keluar dari kantong kain, An Lan merangkak memasukkan kembali semua buah apel, disisi lain semua prajurit tertawa lantang melihat bocah di depannya."Kamu bodoh, saat seperti ini masi
Bab 7. Tiba di kota Kura-kuraDi jalur utama menuju kota Kura-kura, seorang anak kecil berjalan, ia membawa beberapa buah apel di kantong kain, apel makanan untuk peri kecil, jubah kusam dan robek digunakan anak tersebut, tidak lama setelah itu An Lan melintasi padang rumput, mata terasa dicuci dengan pemandangan indah akan sekitar, An Lan berlari sambil berteriak-teriak."Indah sekali!""Damai sekali!" teriak peri kecil melayang-layang. "Aaaaa..!" teriak dua sosok merasakan kedamaian.An Lan melihat barisan pasukan kerajaan Nirvana, ia berdiri melihat semua prajurit."Wah, pasti mereka kuat… peri, aku akan ingin menjadi pahlawan terkuat!""Kamu harus berlatih dengan giat!""Tentu saja… aku harus menjadi kuat dan aku harus mencari kedua orang tuaku!""Aku setuju!"An Lan dan peri kecil melanjutkan perjalanan, 30 menit kemudian mereka melihat gerbang dengan simbol kura-kura, saat itu juga mereka tersadar kalau itu adalah kota Kura-kura, meskipun kota besar, kota Kura-kura tidak memili
Bab 8. Misi PenyelamatanSatu hari berlalu di sekte Lembah Nirvana, semua murid junior berbasis rapi, mereka akan dilatih oleh kakak senior, disana terlihat An Lan menggunakan jubah ungu bercorak kura-kura, jubah indah dan paras tampan membuat semua murid wanita mengagumi sosok murid baru, mereka ingin sekali berkenalan dengan murid baru yang bernama An Lan."Yah…!" teriak semua murid melakukan gerakan secara bersamaan."Terus lakukan, kalian harus terbiasa bergerak untuk membuat respon tubuh!""Yah…!" ucap An Lan melakukan gerakan."Aku berhasil mengingatnya… ini mudah sekali!" gumam An Lan.Murid senior yang bernama Su Yang melihat ke arah An Lan "Dia sepertinya sudah hafal, ini terlalu cepat… padahal gerakan ini cukup rumit untuk diingat!""Semuanya, sekarang duduk bersila!""Siap kak!" ucap semua murid.Semua murid duduk bersila, mereka memfokuskan pikiran, perlahan energi alam masuk kedalam tubuh semua murid, cahaya setiap murid memperlihatkan sinar cahaya pelangi, namun tidak un
Ep 9. Berlatih kerasLangit menurunkan hujan deras, sosok anak berlari berkeliling kota kura-kura, tidak peduli malam atau siang, hujan atau panas, semangat An Lan untuk menjadi kuat adalah tujuannya, ia harus mencari keberadaan kedua orang tua, semua murid melihat dengan jelas perjuangan An Lan dalam berlatih, murid senior memberitahu kalau ingin memiliki kekuatan spiritual besar harus meningkatkan kekuatan fisik."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!" batu hancur dipukul."Haha… ayo kita hancurkan batu-batu ini!""Ayo!" ucap peri kecil. Sepanjang hari dengan setia peri kecil menemani An Lan berlatih, mereka sambil bermain tanpa mengenal kata lelah, namun setiap malam An Lan sering tidur mengigau, ia memimpikan kedua orang tuanya karena menahan rasa rindu, sesekali pari kecil membangunkan An Lan dari tidur.Tepat tengah malam tiga sosok tua berjalan di alun-alun, keadaan kota sudah sepi dan semua orang tertidur pulas, Tetua Min, Tetua Si Lu dan Kakek An Hui mendengar suara anak kecil, mereka sali
Bab 10. Tingkat Kultivasi Spiritual SoulDi atas langit tetua Min melayang di kehampaan, aura ganas melonjak-lonjak, ia sedang berusaha agar kekuatan tersembunyi muridnya memperlihatkan diri, panah ditarik dengan aura besar, An Lan berkeringat dingin dengan rasa takut."Guru, apakah kamu ingin membunuhku!" teriak An Lan berlari."Kamu tidak bisa kabur… panah Jiwa!" Panah melesat merobek kehampaan, An Lan berteriak memanggil nama peri kecil, namu peri kecil tidak juga bangun, kalau keberadaannya ketahuan? Maka kehancuran akan segera tiba. Pandangan An Lan memucat melihat kematian di depan mata, sumbol pedang dan aura hitam menyelimuti tubuh, sosok An Lan meledakan energi spiritual."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" panah Jiwa tetua Min hancur menjadi butiran cahaya."Haha… berhasil, akhirnya kamu berhasil membangkitkan kekuatanmu… tapi, kamu hilang kendali!""Aaaaaaaaaaaaaaaaaa!" teriak An Lan memunculkan tiga buah pedang.Tetua Min melesat terbang menghindari tiga buah pedang, sosok tua me