Share

Bab 5. Melarikan diri

Bab 5. Melarikan diri

Matahari Pagi menyinari dunia Nirvana, embun memabashi dedaunan, terlihat seperti berlian berkelap-kelip, An Lan membuka matanya dari tidur, di pagi itu juga tiga anak berlari lebih dulu meninggalkan kediaman An, setelah itu An Lan keluar dari rumah berpamitan dengan kakek An Hui, bersama anggota keluarga An Lan berjalan berdampingan, ia melihat keramaian orang berlalu lalang menuju kebun dan melakukan aktifitas masing-masing.

"Kakek, aku pergi dulu!"

Kakek An Hui melambaikan tangannya "Hati-hati...!"

"Hari ini aku harus berlatih sampai bisa menembus tahap awal!"

30 menit kemudian An Lan tiba di rumah perpustakaan, disana terlihat tiga temannya, saat itu juga Lumini menghampiri mereka, empat anak berdiri dengan berbaris rapi, Lumini melihat ke arah An Lan.

"An Lan, kenapa kamu tidak menjalankan tugas yang ku berikan dan pulang lebih awal?"

"Guru, aku yang memindahkan batu-batu itu, aku pingsan karena kelelahan!" ucap An Lan melihat ke arah tiga temannya.

"Mereka berbohong, mereka yang tidak memindahkan batu-batu itu!"

An Yin menujuk ke arah An Lan "kenapa kamu menuduh kita?"

"Dia menuduh kita guru!"

"Iya guru!"

"Kalian.. !" ucap An Lan memukul wajah An Yin.

"Aaaa... pipiku!"

"An Lan, hentikan!" bentak Lumini.

"Maafkan aku guru!"

"An Lan, karena kamu sudah memukul wajah temanmu? Aku memberikan hukuman cambuk 100 kali!"

"Tidak, jangan!"

"Penjaga, bawa dia ke ruang hukuman!"

"Baik Tetua!"

Penjaga menarik tangan An Lan, ia membawanya ke ruang hukuman, setelah di sana tangan dan kaki di ikat menggunakan tali spiritual, An Lan di suruh berlutut, penjaga mengayunkan cambuknya.

"Aaaaa!"

"Aaaaa!"

"Aaaaaaa!"

"89 kali!" ucap penjaga mengayunkan cambuknya.

Wajah An Lan memucat menahan rasa sakit, tanpa memiliki rasa kasihan penjaga mencambuk An Lan sekeras mungkin.

"Ayah, ibu tolong aku ...!"

"Aaaaa...!" An Lan berteriak meringis kesakitan.

"Yeaaaaaaaaaaaaaaaa!" Simbol pedang muncul di tengah kening.

Sebuah pedang melayang di samping An Lan, kesadarannya di ambil alih oleh jiwa Dewa pedang, An Lan beridiri menangkap pedang yang melayang di sampingnya, setelah itu mengayunkan pedang menusuk jantung Prajurit penjaga hingga tewas, kesadaran An Lan kembali pulih setelah prajurit penjaga tewas, simbol pedang di dahi menghilang seketika.

Tubuh An Lan bergetar hebat "A-apa yang telah aku lakukan?"

Mendengar tidak ada suara teriakan, Lumini menghampiri ruangan hukuman, pandangannya memucat melihat satu prajurit penjaga tewas terbunuh, tiga anak menelan ludah mereka melihat An Lan berani membunuh, keringat dingin dan rasa takut membuat tiga anak menyesali perbuatannya.

"An Lan, apa yang kamu lakukan?"

"Guru, maafkan aku... aku tidak melakukan apapun!"

"Tidak melakukan apapun? Lihat apa yang di depan matamu... kamu telah membunuh!"

"Guru aku tidak melakukannya!"

"Aku memberimu hati untuk menjadi muridku, tapi sekarang aku sangat kecewa....!"

"Penjaga, tangkap anak itu dan penjarakan di ruang bawah tanah!'

"Siap tetua!"

"Tidaaaaaaaaak!"

"Lepaskan aku, aku tidak melakukan apapun!"

"Ini semua, kalian bertiga? Aku bersumpah akan membunuhmu kalian di masa depan!" ucap An Lan.

An Lan di ikat menggunakan rantai, ia di seret menuju penjara bawah tanah, sosok anak beruang enam tahun meneteskan air mata, saat itu juga ia berharap kedua orang tuanya menyelamatkan dirinya.

"Guru... aku tidak bersalah!"

"Guru...!"

Tidak butuh waktu lama An Lan sudah berada di lorong bawah tanah, ia di lempar masuk ke dalam sel tahanan.

"Bocah, sesali perbuatanmu karena sudah membunuh!"

"Aku sudah katakan, aku tidak membunuh!"

Penjaga berbalik pergi, An Lan bersandar di dinding, disisi lain Lumini memulangkan tiga muridnya, ia harus melakukan pemakaman dan memberitahu keluarga prajurit yang sudah tewas, wajah kekecewaan terlihat jelas wajah tua Lumini.

"Dari Luka yang di terima, ini adalah pedang tingkat tinggi, tidak ada sobekan menjalar kesuluruh, dan ini adalah bekas tusukan sebuah pedang tingkat God Material," ucap Ahli pandai besi

"Apa, tapi aku tidak melihat ada sebuah pedang saat itu!"

"Lumini, pedang God Material adalah pedang misterius yang sulit dilihat atau di ketahui keberadaannya... mungkin saja bukan An Lan yang membunuhnya?"

"Maksudnya?"

"Ada orang lain yang melakukan itu!"

"Saat itu aku tidak melihat ada orang masuk, dan ruangan itu hanya memiliki satu pintu!"

"Aneh sekali!"

"Sudahlah, aku akan segera melakukan pemakaman, setelah itu mengantar An Lan ke ibukota untuk menerima hukuman mati!"

"Aku pamit undur diri!"

"Em!"

Semua orang menyiapkan acara pemakaman, setelah selesai beberapa sosok Petarung tangguh menuju ruang bawah tanah bersama Lumini, setelah berada di sana? Wajah semua orang memucat tidak melihat keberadaan An Lan, padahal penjara tersebut sudah di pasang formasi segel.

"Penjaga, dimana An Lan?"

"Tetua, aku sudah mengurung dia disini!"

"Di sini, mana dia?"

"A-aku tidak tahu!"

"Cepat kerahkan semua pasukan untuk mencari keberadaan An Lan!"

"Baik tetua!"

Semua prajurit bergerak meninggalkan tempat tersebut, mereka menyebar kesuluruh wilayah kota, disisi lain kediaman keluarga An, An Lan berpamitan dengan kakeknya An Hui.

"Kakek, aku harus pergi meninggalkan tempat ini, mungkin banyak prajurit mengejarku!" ucap An Lan memeluk An Hui.

"Cucuku, bawa lencana emas ini dan pergilah ke kota Kura-kura, disana ada sebuah sekte lembah Nirvana, berikan lencana ini dan katakan kalau kamu membutuhkan perlindungan... selamat tinggal!" ucap An Hui memeluk erat tubuh An Lan.

"Di masa depan, aku akan kembali!"

"Berhati-hatilah!"

"Cepat cari seluruh bangunan!" teriak Prajurit yang sudah mengepung kediaman keluarga An.

An Hui melihat ke arah An Lan "Cepat pergi, lewat sini!"

"Iya kek!"

An Lan berlari lewat belakang, ia membawa beberapa buah apel untuk persediaan makanan, An Hui menghela nafas panjang melihat nasib cucunya tersebut, ia sangat yakin kalau cucunya memiliki hati lemah lembut dan suka berbagi kebahagiaan dengan orang lain, dari luar An Fei menujuk ke arah An Lan berlari.

"Penjaga, itu dia!"

"An Fei, apa kamu bodoh hah!" teriak An Hui.

"Ayah, ini semua demi keselamatan anggota keluarga!"

"Demi keselamatan anggota keluarga harus mengorbankan satu anak yang tidak bersalah? terlalu bodoh!"

"Tidak ada pilihan lain!"

"Kejar anak itu!" teriak satu prajurit.

Sambil berlari An Lan menoleh ke belakang "Peri bantu aku!"

"Baiklah!"

"Gelombang Kejut!"

"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"

Semua prajurit terlempar mundur, semua orang yang melihat mematung tidak percaya, kekuatan misterius yang berada di sekitar An Lan mampu mendorong mundur semua orang di sekitar, dengan perasaan takut An Lan tidak menurunkan kecepatan berlarinya, perlahan sosoknya menghilang dari pandangan semua orang.

"Di masa depan, lihat aku An Lan akan menjadi terkuat dari yang terkuat di dunia ini!" teriak suara anak menggema di telinga semua orang.

"Kakek akan merindukanmu An Lan!" ucap sosok tua melihat kepergian cucunya.

Bersambung...

Comments (22)
goodnovel comment avatar
ADITIO GAMING
masa koin nya harus 10 sih padahal baru mulai baca novel nya
goodnovel comment avatar
Dhino
Pantas aja pembacanya pada kabur oooiiii
goodnovel comment avatar
Fertikal Ama Gabrian Ndruru
anak yg kuat akan menjadi penguasa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status