Bab 8. Misi PenyelamatanSatu hari berlalu di sekte Lembah Nirvana, semua murid junior berbasis rapi, mereka akan dilatih oleh kakak senior, disana terlihat An Lan menggunakan jubah ungu bercorak kura-kura, jubah indah dan paras tampan membuat semua murid wanita mengagumi sosok murid baru, mereka ingin sekali berkenalan dengan murid baru yang bernama An Lan."Yah…!" teriak semua murid melakukan gerakan secara bersamaan."Terus lakukan, kalian harus terbiasa bergerak untuk membuat respon tubuh!""Yah…!" ucap An Lan melakukan gerakan."Aku berhasil mengingatnya… ini mudah sekali!" gumam An Lan.Murid senior yang bernama Su Yang melihat ke arah An Lan "Dia sepertinya sudah hafal, ini terlalu cepat… padahal gerakan ini cukup rumit untuk diingat!""Semuanya, sekarang duduk bersila!""Siap kak!" ucap semua murid.Semua murid duduk bersila, mereka memfokuskan pikiran, perlahan energi alam masuk kedalam tubuh semua murid, cahaya setiap murid memperlihatkan sinar cahaya pelangi, namun tidak un
Ep 9. Berlatih kerasLangit menurunkan hujan deras, sosok anak berlari berkeliling kota kura-kura, tidak peduli malam atau siang, hujan atau panas, semangat An Lan untuk menjadi kuat adalah tujuannya, ia harus mencari keberadaan kedua orang tua, semua murid melihat dengan jelas perjuangan An Lan dalam berlatih, murid senior memberitahu kalau ingin memiliki kekuatan spiritual besar harus meningkatkan kekuatan fisik."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!" batu hancur dipukul."Haha… ayo kita hancurkan batu-batu ini!""Ayo!" ucap peri kecil. Sepanjang hari dengan setia peri kecil menemani An Lan berlatih, mereka sambil bermain tanpa mengenal kata lelah, namun setiap malam An Lan sering tidur mengigau, ia memimpikan kedua orang tuanya karena menahan rasa rindu, sesekali pari kecil membangunkan An Lan dari tidur.Tepat tengah malam tiga sosok tua berjalan di alun-alun, keadaan kota sudah sepi dan semua orang tertidur pulas, Tetua Min, Tetua Si Lu dan Kakek An Hui mendengar suara anak kecil, mereka sali
Bab 10. Tingkat Kultivasi Spiritual SoulDi atas langit tetua Min melayang di kehampaan, aura ganas melonjak-lonjak, ia sedang berusaha agar kekuatan tersembunyi muridnya memperlihatkan diri, panah ditarik dengan aura besar, An Lan berkeringat dingin dengan rasa takut."Guru, apakah kamu ingin membunuhku!" teriak An Lan berlari."Kamu tidak bisa kabur… panah Jiwa!" Panah melesat merobek kehampaan, An Lan berteriak memanggil nama peri kecil, namu peri kecil tidak juga bangun, kalau keberadaannya ketahuan? Maka kehancuran akan segera tiba. Pandangan An Lan memucat melihat kematian di depan mata, sumbol pedang dan aura hitam menyelimuti tubuh, sosok An Lan meledakan energi spiritual."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" panah Jiwa tetua Min hancur menjadi butiran cahaya."Haha… berhasil, akhirnya kamu berhasil membangkitkan kekuatanmu… tapi, kamu hilang kendali!""Aaaaaaaaaaaaaaaaaa!" teriak An Lan memunculkan tiga buah pedang.Tetua Min melesat terbang menghindari tiga buah pedang, sosok tua me
Bab 11. Teman lamaDi tengah kegelapan malam, halaman belakang sekte lembah Nirvana, Tetua Min sedang melatih muridnya memanah, untuk melatih penglihatan dan ketepatan harus dilakukan pada malam hari, karena waktu itu adalah titik buta semua orang, satu persatu anak panah dilesatkan namun tidak mengenai target satupun."Gunakan hatimu untuk melihat, mata bisa buta tapi tidak untuk hati!""Iya guru;" Tetua Min berbaring tidur di kursi bawah pohon, disisi lain An Lan masih belajar memanah, sampai sekarang belum ada satupun yang kena, buah apel masih berada di atas meja, peri kecil duduk di atas buah apel."Sampai kapan kamu akan berhasil!""Sampai besok!" "Haha…!" An Lan mendengus kesal "Kenapa terus gagal!""Kamu harus belajar sabar, semua butuh waktu dan proses!" sahut peri kecil berbaring di atas buah apel.Perlahan Matahari pagi menyilaukan mata An Lan, karena sudah pagi, peri kecil berbalik masuk ke kantong kecil, tidak sengaja anak panah terlepas dari pegangan lalu mengenai bua
Bab 12. Menempa tubuh di gunung petirDi pagi hari tetua Min berjalan di alun-alun kota bersama teman lamanya, suara langkah kaki kuda terdengar, embun sejuk menyegarkan pernapasan, dari kejauhan anak berusia enam tahun melihat kepergian gurunya, An Lan berbalik setelah tidak melihat gurunya, di halaman belakang ia berlatih memanah dan cara bertarung jarak dekat."Yeaa…!" "Yeaah!"An Lan melakukan gerakan "Yeaaah…!""Ayo terus!" ucap peri kecil duduk di ranting pohon."Yeaah ..!""Ayah, ibu… tunggu aku di masa depan, aku akan menjadi kuat!" "Yeaah!""Gelombang Cangkang Kura-kura!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!""Aku harus menjadi kuat!""Aku harus berusaha!""Aku harus mencari ibu dan ayah!""Cangkang Kura-kura penghancur!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Peri kecil melayang di samping An Lan "Fokuslah setiap aliran energi di tubuhmu, rasakan energi itu!""Em!" "Yeaaaaaaaaaaaaaaaaa!"Aura kuat terlihat, An Lan melesatkan ke arah batu, saat itu juga batu hancur menjadi kerikil, setelah mengg
Bab 13. Keluarga JinTetua Min dan Mu Yu melakukan perjalanan menuju ibukota, di padang rumput dua sosok tua menunggangi kuda masing-masing, kuda berjalan santai sambil memakan rumput, canda tawa terdengar di keduanya."Min Che, asal kamu tahu… waktu itu aku benar-benar ketinggalan uang, aku tidak tahu bagaimana cara membayar uang makan di penginapan!" "Terus?""Aku mencuci piring!""Haha!" Tidak lama kemudian, lima perampok menghadang jalan, wajah membunuh terlihat jelas di wajah lima perampok."Serahkan barang kalian, atau ku potong-potong!""Apa Potong?" "Benar, kami adalah perampok jubah merah… !"Tetua Min turun dari kuda "Haha… berlagak sombong, bagaimana kalau kita bertarung saja!" "Bos, dia tidak takut!""Keroyok saja!""Saudaraku, hajar dia!" perintah Mu Yu.Empat orang mengelilingi tetua Min "Serang..!""Teknik Bertarung Ombak Lautan!""Yaaa!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Empat orang terlempar mundur, mereka memuntahkan seteguk darah segar lalu jatuh pingsan, pimpinan peramp
Bab 14. Tetua Min tertangkapSatu hari berlalu di kediaman keluarga Jin, tetua Min bersama Mu Yu beristirahat di rumah kecil, mereka disediakan pelayanan cukup oleh Jin We, batuan Mu Yu kepada keluarga Jin sangat membantu, semua orang menghela nafas panjang saat mendapatkan kabar bahagia, di tengah kebahagiaan semua orang? Puluhan prajurit kekaisaran mengepung kediaman keluarga Jin, salah satu seorang jenderal berdiri di depan gerbang, dan di sampingnya Lumini."Cepat cari dia!" teriak Jendral Hin memerintahkan pasukan.Jin We berjalan keluar "ada apa ini?""Kami menemukan salah satu orang tinggal disini, cepat serahkan orang itu sebelum kami memeriksa semua tempat!""Siapa yang anda maksud?" "Pria membawa busur panah!" "Min?" gumam Jin We."Apa yang terjadi sebenarnya?""Dia telah melakukan kejahatan dengan membebaskan seorang pembunuh!" "Apa?"Jin We teridam membisu, ia tidak Bernai mengatakan kalau tetua Min ada di kediamannya. Lumini meminta Jendral Hin memerintahkan semua pasu
Bab 15. Kabar BurukSetelah melakukan perjalanan beberapa hari, Mu Yu tiba di kota kura-kura, selama perjalanan Mu Yu tidak berhenti sedikitpun, pengawal pribadi menerimanya upah, ia kembali berkuda menuju ibukota, perlahan sosok petarung misterius menghilang dari pandangan, Mu Yu berjalan menuju sekte Lembah Nirvana. "Apa yang harus aku katakan kepada pemimpin sekte lembah Nirvana, dia pasti sangat marah?""Kapan aku datang ke sekte lembah Nirvana, murid tetua Min pasti akan mengetahuinya, dia bisa nekat untuk menyelamatkan gurunya? Kalau tidak memberitahu, kepada siapa aku meminta bantuan!" Sambil melamun seorang anak kecil menegur Mu Yu, sosok anak adalah An Lan."Paman, apa yang terjadi dengan guruku?" tanya An Lan."Apakah dia yang bernama An Lan, murid tetua Min?" gumam Mu Yu."Ah, tidak ada… siapa namamu?""Aku An Lan!" "Tanya sekali lagi!" bisik peri kecil di dalam jubah."Paman, apa yang terjadi dengan guruku tetua Min? Aku yakin kamu menyembunyikannya!""E-itu, tidak ada!