Bab 87. Lan Shi & kucing besarDi tengah hutan seekor singa dan pemuda sedang berjalan kaki, Lan Shi dan Kucing besar hampir mati terjatuh dari ketinggian, untuk saja mereka berhasil selamat karena armor emas yang baru saja diberikan Kaisar Nirvana Pertama, tidak lama setelah itu mereka bertemu dengan rombongan satu sekte, semua murid sekte dan tetua menarik pedangnya saat melihat seekor Singa berukuran besar. Lan Shi turun dari punggung singa "Eh… jangan takut, dia tidak akan melukai kalian!" "Siapa pemuda ini, dia bisa menjinakkan seekor singa raksasa, di tambah lagi armor di tubuh anak itu sangat kuat… sebaiknya aku tidak menyinggungnya!" gumam sosok tua berjalan kedepan. "Anak muda, senang bisa bertemu denganmu… kalau boleh tau kamu ingin kemana?" "Aku hanya berkeliling mencari angin segar, kalau boleh tau ini sekarang dimana?" Sosok mengamati pemuda di depannya "Sepertinya mereka orang baru di Nirvana ini!" "Kamu berada di kota logam. Perkenalan aku tetua keempat dari sekte
Bab 88. Mengatur RencanaIzin Lan Shi kepada akademi berhasil disetujui dengan alasan akan kembali setelah latihan tertutup, putri Venesa dan Putri Sahara berencana meminta hadiah karena sudah membantu merahasiakan kepergiannya, disisi lain Kaisar Nirvana sudah mengirimkan sumberdaya daya, pangeran Morin juga sudah dikembalikan ke istana kerajaan.Pangeran Morin tidak bisa bicara, semua basis kultivasi sudah dihancurkan oleh Lan Shi. Dengan cepat pasukan Aliansi Gerhana kembali pulih setelah mendapatkan sumberdaya, Hou Tian mengajak penduduk kota bintang dan kota kura-kura untuk bergabung dalam pertempuran, semua orang setuju dengan ajakan Hou Tian. Di tengah hutan Lan Shi bersama kucing besar, tidak berapa lama mereka melihat Gerbang kota kura."Akhirnya kita sampai…!" "Ada monster, cepat beritahu tetua!" teriak penjaga gerbang.Semua orang berlari menuju gerbang kota."Posisi siap…!"Lan Shi memanjat kepala Singa "Hoi… Tetua Hou Tian, ini aku Lan Shi!' "Lan Shi!" "DUARRRRRRRRRRRR
Bab 89. Gejolak NirvanaDua hari berlalu, semua orang sudah melakukan perjalanan menuju kota Angin, disana adalah tempat berdirinya Alliansi Hitam putih, barisan pasukan melalui hutan lebat, perjalan dilakukan pada malam hari, saat siang hari mereka akan beristirahat, di barisan paling belakang Lan Shi dan Maya duduk di atas punggung singa, sepanjang perjalanan Lan Shi hanya diam berkultivasi, sedangkan sosok cantik menggerutu kesal saat ia diabaikan."Lan Shi, bisa-bisanya kamu mengabaikanku!""Lebih baik begini, mengumpulkan energi!" gumam Lan Shi menahan tawa."Nona muda, kekasihmu itu tidak mengenal apa itu cinta… dia hanya tahu bagaimana hidup sendirian sejak kecil, kuat adalah tujuannya, hingga nafas terakhir… jauh di dalam hatinya, ia sangat penyayang!" ucap Singa berjalan santai."Bagaimana bisa, baru kali ini aku menemukan pria yang aneh!" Guru Tin tersenyum hangat "Itu benar, kalau kamu bersamanya, kemungkinan banyak ancaman menimpamu… anak ini memiliki takdir khusus, dia h
Bab 90. Gejolak Kota Angin (Nirvana)Lan Shi menelan tiga pil energi, dalam waktu singkat semua energi kembali pulih, ia melihat banyak musuh yang ingin mencari kesempatan membunuhnya. Guru Tin berbalik pergi ke tempat lain untuk membantu pasukan yang terluka. Semua musuh yang ingin mencari kesempatan membunuh Lan Shi memucat saat melihat pemuda berjubah emas tersenyum dingin."Ingin mati ya, akan aku berikan!"Kucing besar mundur beberapa langkah "Bocah, sekarang aku serahkan mereka kepadamu!"Maya dan semua murid sekte melihat ke arah Lan Shi, wajah mereka kembali bersemangat."Kalian mundurlah, serahkan semuanya kepadaku!" ucap Lan Shi menghilang dari pandangan lalu muncul di sekeliling musuh."Pedang Kayu Pemusnah Raga!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Ledakan keras terdengar membuat semua tetua yang bertarung mengalihkan perhatian ke arah pemuda dengan pedang kayu. "Cucuku, akhirnya kamu bangun lagi…!"Satu sosok muncul di belakang mengayunkan pedang, Lan Shi berbalik mencengkram leher
Bab 91. Lebih baik selingkuhSemua musuh yang tersisa berlutut memohon ampun agar tidak dibunuh, yang masih belum menyerah hanya semua tetua dari Aliansi Hitam putih, pertarungan masih terjadi, Hou Tian dan Di Hui membantu beberapa tetua yang masih bertarung, di sisi lain Lan Shi tertidur kelelahan, 80% pasukan musuh tewas di pedang kayu, darah suci di dalam tubuh menarik semua energi dewa pedang dan Dewi kematian untuk memulihkan kondisi Lan Shi."Dia tertidur… Maya tolong bersihkan tubuhnya dari darah, aku akan membantu murid lainnya!" ucap Guru Tin berbalik pergi."Iya Guru!" "Aduh… darah ini terlalu banyak, Lan Shi kamu seperti Monster pembunuh!" ucap Maya membersihkan darah di armor emas.Maya ingin melepaskan pedang kayu dari tanah, namun tidak bisa mengangkut pedang kayu tersebut, energi jiwa yang didapatkan sudah cukup banyak."Kuat sekali, pedang kayu ini? Pedang apa ini, pantas saja Lan Shi begitu senang menggunakan pedang kayu!""Berat sekali!""Sudahlah!" "DUARRRRRRRRRRR
Bab 92. Menyusun rencanaKota angin berhasil dikuasai, semua orang sedang dalam pemulihan, di tengah kegelapan malam semua pasukan tertidur pulas, alunan seruling indah menghiasi malam rembulan, Di Hui duduk di atas atap memainkan serulingnya, kedamaian tercipta setelah pertempuran, kupu-kupu malam melintas dengan cahaya berkelap-kelip.Matahari pagi menyinari kota Angin, semua orang berbangun menyiapkan barang bawaan, semua tetua berkumpul di satu tenda, rapat segera dilakukan, di dalam tenda ada Hou Tian, Tetua Yao, tetua Si Lu, Tetua Mosi, Tetua Dou Lin.Hou Tian melihat ke arah tetua Si Lu "Tetua Si Lu, berapa jumlah murid sekte Lembah Nirvana yang tersisa?""40 murid!""Kalian?""Sekte Petarung Nirvana 80 murid!""Sekte Bunga Nirvana 80 murid!""Sekte Gunung Nirvana ada 100 murid!" Hou Tian terdiam menghitung jumlah pasukan."Sekarang kita memiliki 300 murid, yang tersisa kemungkinan murid berbakat!" "Benar, tapi kita masih memiliki pasukan cadangan yaitu Murid Akademi dan pend
Bab 93. Pertempuran di pegunungan Kota Bunga PerakBatu api sudah dikumpulkan, Lan Shi sudah kembali ke kota angin, setelah memberitahu Hou Tian ia kembali melanjutkan perjalanan, sebelum itu Maya memberikannya makanan, ia tau bocah nakal hobi makan. Di atas langit berkabut seketika terbelah dua oleh singa bersayap dengan ukuran raksasa, di atas kepala Singa seorang pemuda duduk bersila, tidak lama melakukan perjalanan Lan Shi sudah melihat gerbang ibukota."Penjaga masih ada, namun sepertinya mereka tidak terlalu banyak!""Bocah, kalau aku masuk? Mungkin akan ketahuan karena tubuhku seperti ini!" "Haha… tapi kamu sangat lucu meskipun besar begini!"Singa melihat tubuhnya yang ditutupi bulu."Haiya … sebagai singa terkuat, ini paling memalukan!" "Sudahlah, tapi kamu juga sangat kuat!"Sambil menunggu malam tiba, Lan Shi dan Kucing besar bersantai sambil mengamati ibukota dari kejauhan, disisi lain semua murid Akademi obat, Penduduk, Pasukan Aliansi Gerhana sudah berkumpul, adanya ba
Bab 94. Terjebak Di IbukotaPertempuran besar sudah pecah di pegunungan kota bunga Perak, ledakan keras bisa terdengar sampai di ibukota, namun di ibukota juga terjadi ledakan beruntung, Lan Shi mengamuk semua pasukan yang berada di ibukota, sambil bertarung ia melemparkan kantong kain berukuran kecil, setelah itu ledakan membantu bangun hancur, semua penduduk ibukota berhasil keluar dari ibukota.Di atas langit kucing besar bertarung melawan Jendral Hin, perbedaan kekuatan membantu kucing besar kesulitan untuk memberikan perlawanan."Aku harus mengulur waktu untuk Lan Shi mengurangi jumlah pasukan di ibukota!""500!" ucap Lan Shi menebas satu prajurit menggunakan pedang kayu.Sosok pemuda bertopeng sudah berlumuran darah segar, semakin kuat energi pernah kayu, semakin bernafsu Lan Shi ingin menghabisi lebih banyak musuh, di tambah dengan aura Dewi kematian yang membuat nafsu membunuh semakin mengerikan."Maju kalian semua… aku tidak akan mundur!""Serang…!" "Tarian Pedang Dewa!""DU