Bab 96. Pertempuran selesaiPertempuran sudah selesai, kemunculan tiga sosok membuat semua orang bertanya-tanya dari mana mereka berasal, Lan Shi tertawaan kecil mengatakan tidak tahu, semua orang langsung menuju kota angin, dalam perjalanan canda tawa menghiasi suasana hati, kemenangan membawa kabar bahagia."Haha… sekarang tidak ada orang yang bisa melawan kita!" "Tentu saja!"Barisan paling belakang singa besar berjalan kaki, di atas kepala sosok pemuda berbaring tidur."Akhirnya selesai juga, untung saja ada tiga sosok itu… tapi siapa mereka dan bagaimana bisa ada di dalam lencana ini?" "Lan Shi setelah ini apakah kamu akan kembali?""Mungkin, tapi bagaimana caraku membawamu istana ya?" "Ya tinggal masuk saja, bukannya kamu putra mahkota?""Iya, tapi aku sedikit ragu kalau di izinkan!""Haha… kalau tidak diizinkan untuk apa lencana itu!" "Tapi kita harus kembali diam-diam, karena aku pergi tanpa izin!""Memang anak nakal!""Ya, aku kurang enak saat berada di banyak orang!""Su
Bab 97. Kembali ke Akademi Kekaisaran Pagi sudah tiba, matahari masih belum terlihat, suhu dingin menusuk tulang, di pagi itu Lan Shi bangun lebih awal, ia memanggil pelayan untuk menyiapkan air obat dalam suhu panas, sambil menunggu Lan Shi memberitahu Kucing besar untuk tetap bersembunyi di halaman belakang, pelayan berjalan menghampiri Lan Shi."Tuan muda, air obat suhu panas sudah disiapkan!""Terimakasih… oh iya, apakah kamu melihat Phoenix berbulu emas?""Dia bersama Putri Sahara!""Em… satu lagi, di belakang ada kucing besar… itu temanku!""Baik Tuan!""Ayo lihat dulu!" Pelayan mengikuti Lan Shi ke halaman belakang, setelah berada di sana raut wajah berubah."Tidak perlu takut, dia tidak akan melukaimu!""Hoi… kamu!" ucap kucing besar"Halo.. ka-kamu bisa bicara!" "Tentu saja, aku Raja Hutan tidak terkalahkan!""Pelayan, tolong jaga dan jangan sampai ada Prajurit mengepungnya… beritahu kalau dia adalah milikku!""Baik tuan!" Lan Shi berendam di air obat, sedangkan pelayan m
Bab 98. Hari Pertama di Akademi KekaisaranKedatangan Lan Shi tidak membuat semua orang meremehkannya, meskipun memiliki status sebagai putra mahkota, namun di akademi tidak berguna karena kekuatan yang menentukan segalanya, karena izin terlalu lama membuat semua orang penasaran dengan kemampuan yang dimiliki murid baru tersebut, di lapangan luas dua sosok berdiri saling berpandangan.Dewa Ashura melihat ke arah Lan Shi "Aku tidak akan menahan kekuatanku, sekarang perlihatkan semua kemampuanmu!""Baik tetua!" ucap Lan Shi menarik pedang kayu sambil meredakan kuda-kuda."Apakah dia bodoh, hanya menggunakan pedang kayu… mana bisa energi mengalir?""Entah?" Dewa Ashura muncul di hadapan mengayunkan pedang, Lan Shi melompat ke samping kiri lalu mengayunkan pedang kayu, saat pedang kayu ingin menyentuh tubuh Dewa Ashura, ia memutar badan menangkis serangan.Dewa Ashura tersenyum hangat "Tidak buruk?""Cepat sekali!" guman Lan Shi melihat dewa Ashura kembali dalam posisi siap setelah menye
Bab 99. Pil PelangiDi salah satu ruangan Alkemis Lan Shi sudah memunculkan Tungku api Phoenix, di luar bangunan Putri Sahara duduk menunggu Lan Shi selesai meracik pil, di pelukan sosok cantik terlihat seekor Phoenix emas, di sisi lain Lan Shi sudah mulai memanaskan tungku menggunakan api biru, di sekeliling bahan obat berkualitas tinggi tersusun rapi."Setidaknya aku membutuhkan waktu 20 menit!""Ibu, tunggu aku selesai membuat pil pemulih ingatan untukmu!" Putri Sahara merasakan suhu meningkat "Sudah mulai!" Kembali ke dalam ruangan, tidak terasa sudah 20 menit, Lan Shi memasukkan semua bahan obat kecuali Lotus Pelangi, setelah bahan obat di masukan, Lan Shi memunculkan kobaran api hitam di tangan kanan dan langsung menggabungkan dua api sekaligus."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Ledakan keras terdengar membuat bangunan yang ditempati bergoyang, Putri Sahara merasakan bangunan begoyang, ia mencoba membangunkan Tetua Biyu namun sosok tua mengabaikan ucapan Putri."Kau… Kalau terjadi sesu
Bab 100. Ingatan Anin Shi kembali pulihSalah satu ruangan kelas, kelompok Pangeran Ren Shili sedang mendengarkan penjelasan Dewa Be-heng, tidak ada yang berani berbicara karena mereka tahu bisa babak belur di hajar Dewa Be-heng, Lan Shi melihat penjelasan sambil memikirkan ibunya, di sampingnya Putri Sahara membeli Phoenix berbulu emas."Apakah kalian mengerti?!" "Mengerti!" jawab semua murid."Hari sudah mulai gelap, kalian kembalilah? besok kita akan melakukan latihan!" "Baik guru!" Semua murid keluar dari kelas, saat itu juga semua murid di kelas lainnya juga keluar, semua murid berbisik satu sama lain."lihat, itu pangeran mahkota!""iya, mentang-mentang dia pangeran mahkota bisa berbuat seenaknya dan membakar bangunan Alkemis tingkat satu!""iya, pangeran kurang ajar... untuk apa kita menghormatinya!""Ayo pergi, aku tidak ingin dekat dengannya!" "Ayo!"Lan Shi menggaruknya kepalanya yang tidak gatal "Sepertinya mereka begitu membenciku, tapi kenapa ya?" gumam Lan Shi kebing
Bab 101. Latihan TandingPagi Buta dengan suhu udara begitu dingin terasa menusuk tulang, di pagi itu Lan Shi sudah terbangun, ia menyiapkan air obat untuk berendam, Anin Shi membuka matanya, ia mendengar suara dari arah dapur, tidak butuh waktu lama Ratu Anin Shi melihat putranya sedang mengisi air dan bahan obat."Lan Shi?""Ah ibu… aku sedang menyiapkan air obat!""Dimana pelayan rumah?" "Aku dengar dia sedang sakit, jadi aku suruh tidak di sana?""Oh benarkah, apakah dia tidak ingin berobat?" Ratu Anin Shi berjalan ke arah kamar pelayan, ia langsung membuka pintu lalu melihat pelayan terbaring pingsan."Lan Shi, cepat kesini?""Iya…!""Kenapa dia?"Ratu Anin Shi memeriksa denyut nadi "dia sudah tiada!""Biar aku periksa?" Lan Shi mengalirkan semua energi, saat itu juga ia merasakan seluruh organ tubuh dipenuhi racun mematikan."Dia keracunan, siapa yang melakukan ini?""Coba periksa makanan di dapur dan periksa semua bahan yang ada!" "Iya!" Lan Shi berlari ke arah dapur, ia m
Bab 102. Bakat SesungguhnyaSemua terdiam melihat hasil pertarungan dua kelompok, keringat dingin mengalir di wajah semua orang, pemimpin kelompok gerbang keadilan meminta tiga temannya untuk meninggalkan arena, begitu juga dengan kelompok samudra, akibat ledakan keras membuat dua belah pihak mengalami luka-luka. Kelompok Gunung Utara melihat ke arah kelompok Lan Shi."Siapa lagi yang ingin bertanding?" tanya Dewa Chu Ren."Kami… ingin menantang kelompok darah suci!" ucap Bi Chan.Lan Shi dan yang lainnya tersentak kaget, putri Sahara menghela nafas."Apakah kalian tidak malu melawan kelompok lemah seperti kami?" ucap Putri Sahara."Dasar pecundang, kalian tidak pantas ada di akademi ini… orang bodoh!"Lan Shi muncul di hadapan BI Chan lalu mengepalkan tangannya, Dewa Chu Ren menangkap tangan Lan Shi."Tinju Petir!""Kuat sekali!" gumam Dewa Chu Ren menggunakan kekuatan spiritual untuk menahan energi Lan Shi."Maaf tetua!" "Haha… Lan Shi, putra mahkota ternyata memiliki emosi tingkat
Bab 103. Misi khususLan Shi Mengambil satu misi untuk mencari seorang, sekarang ia berada di kelas bersama tiga temannya, Putri Venesa, Putri Shara, dan Pangeran Ren Shili ingin ikut menjalankan misi, namun mereka harus izin terlebih dahulu kepada semua orang tua, meskipun hanya mencari keberadaan wanita yang bernama Helena namun tidak ada yang mengetahui dimana keberadaannya. "Hari ini semua murid sedang memperebutkan posisi teratas, sebaiknya kita mengatur rencana sebelum berangkat!""Lan Shi, memangnya misi apa yang kamu ambil?""Mencari wanita yang bernama Helena?" "Apa…. Selama ini tidak ada orang yang bisa menemukannya!"Dua sosok menghela nafas, Putri Venesa mengerutkan keningnya. Putri Venesa melihat ke arah Ren Shili "Memangnya siapa dia dan kenapa harus dicari?""Ibuku bilang, wanita yang bernama Helena adalah pengelolaan keuangan terbaik dari semua orang… dia juga sangat pintar masalah strategi perang.. Dia memiliki gelar Angsa Emas Dari Surga!"Lan Shi terdiam sesaat "