Share

8. Kemarahan Raja

"Kak, mengapa hari ini terasa sangat lama ya ?" tanya Nela setelah tiba di sebuah gubuk bagi Nela, namun bagi Nathan ini adalah kamar di Istana Timur.

"Maksudmu ?" Nathan belum bisa mencerna pertanyaan adiknya.

"Maksudku, di desa sehari itu rasanya sangat pendek, begitu datang pagi lalu hanya beberapa saat sudah malam lagi, tapi disini kok siangnya kayak berhari-hari lamanya."

Nathan merasakan hal itu, namun dia tak ingin membuat Nela terus bertanya akhirnya hanya menjawab sepintas. "Itu hanya perasaanmu dek, sekarang tidurlah, nanti juga kau akan terbiasa dengan situasi ini"

Nela diserang kantuk yang sangat hebat, dia terus menguap. Suara Nathan seakan menghipnotisnya, tak lama berselang Nela terlelap.

Nathan menarik nafas lega, dia sebenarnya ingin mengajak Nela menunggang kuda, sayangnya Nela tidak bisa melihat kerajaan ini. Nathan ingat jika ibunya pernah berkata di hutan ini ada sebuah kerajaan, namun seingatnya orang-orang desa tak pernah sekalipun membicarakannya. Teka-teki ini akan dipecahkan sendiri olehnya.

Dewi adalah putri seorang panglima kerajaan Bangsa Goro, dia segera dipanggil menghadap sang raja. Keberadaannya di istana ini atas permintaan permaisuri yang ingin dia menemani putri ketiga Raja Goro yang bernama Putri Kalina yang berusia 5 tahun.

Dewi segera bersimpuh dan bersujud menghadap Baginda Raja di ruang balairung Istana. Nampak Raja dengan di damping para dayang duduk di singgasana dengan mahkota bertengger di kepalanya, wajahnya sangat tampan, matanya menusuk bagaikan elang, mirip mata seseorang yang ditemui Dewi baru-baru ini. Ya...Nathan memiliki mata yang sama dengan sang raja. Disisi Raja nampak dayang istana mengipas dengan sebuah kipas yang terbuat dari bulu burung cendrawasih. Di sudut kiri Raja nampak seorang kasim yang terus menunduk menunggu perintah.

"Mendekatlah!" suara berat sang raja namun penuh wibawa menyuruh Dewi mendekatinya.

Masih terus menunduk, Dewi menggeser tubuhnya lebih dekat ke arah Raja.

"Aku dengar kau membawa dua anak manusia masuk ke istana ini," suara Raja terdengar sangat datar, tapi Dewi tau dibalik itu tersimpan sebuah kemarahan. Jika dia bukan putri seorang panglima kerajaan, mungkin saja dia akan dihukum gantung.

"Benar paduka, hamba mohon maaf, saat itu mereka sedang dikejar oleh beberapa manusia jahat, hamba mendengar rintihan mereka dan tanpa berpikir panjang segera membawa mereka berdua kesini"

"Bodoh ! kau tahu apa konsekwensinya ? siapa yang memerintahkanmu membawa mereka dan menyembunyikannya di Istana Timur," Raja Goro sangat marah.

Permaisuri mendengar Dewi dipanggil Raja segera datang tergesa-gesa.

"Lapor Paduka, permaisuri datang menghadap," salah seorang penjaga di istana itu segera melapor.

"Biarkan dia masuk."

"Maafkan Dewi paduka, hamba yang mengizinkannya membawa dua manusia itu ke Istana Timur."

Perlu diketahui bangsa Goro untuk orang-orang tertentu memiliki yang namanya telepati, jadi mereka cukup memejamkan mata dan memusatkan pikiran ke orang yang dituju, maka mereka akan langsung berkomunikasi. Melalui telepati itu Dewi menyampaikan kepada permaisuri jika dia menemukan dua orang anak yang tersesat. Makanya permaisuri segera memerintahkan pasukan untuk menjemput mereka.

"Apakah kau sudah lupa kejadian beberapa tahun silam ?" Raja sangat gusar. Teringat anak pertamanya yang dibuang ke hutan karena mencintai manusia. Lalu dia diserang oleh kerajaan tetangga karena berusaha menyelamatkan anaknya, Raja tau anaknya itu kini telah mati, tak ada yang bisa mengobati racun yang menempel di ujung senjata mematikan milik mereka kecuali dirinya. Namun sebelum dia bisa menyelamtkan putrinya itu, sang putri lebih memilih kembali kedalam pelukan suaminya.

Bangsa Goro adalah makhluk kasat mata sebangsa jin yang hidup bagaikan manusia pada umumnya, keberadaan mereka tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, kecuali orang-orang tertentu yang dikehendaki mereka bisa melihatnya. Mereka hidup bertahun-tahun dalam sebuah kerajaan, mereka memiliki usia yang panjang bahkan bisa berabad-abad lamanya. Yang berumur pendek diantara mereka kecuali yang sudah berbaur dengan manusia.

Awalnya kerajaan ini dipimpin oleh seorang perempuan yang bernama Ratu Angela, beliau adalah ratu yang paling bijaksana. Diusianya yang ke 150 tahun, beliau wafat dan digantikan oleh anaknya yang kini duduk sebagai Raja bernama Raja Goro sesuai nama kerajaannya. Makanya jangan heran jika di pintu utama Istana terdapat mahkota bersusun tiga, melambangkan jika kerajaan ini dulunya dipimpin oleh seorang wanita.

Raja Goro memiliki seorang permaisuri dan sepuluh orang selir yang kesemuanya sangat cantik jelita. Dari permaisuri, Raja dikaruniai dua putri dan seorang putra mahkota. Dan dari para selir Raja dikaruniai masing-masing Selir memiliki dua orang putri. Jadi sudah bisa dipastikan penerus kerajaan ini adalah anak ke dua permaisuri. Putri ketiga di beri nama Kalina yang berusia 5 Tahun.

Putri tertua Raja dan Permaisuri bernama Sahara, dia adalah putri yang sangat cantik jelita, hampir semua kerajaan tetangga mengirimkan lamaran untuk mempersunting sang putri, namun putri meolak semua lamaran itu.

Ternyata putri menolak lamaran para Putra Mahkota kerajaan tetangga karena dia telah jatuh cinta pada seorang pemuda yang dilihatnya sedang duduk bersama keempat pemuda yang tak jauh dari tempatnya bermain bersama hewan-hewan liar.

Laki-laki tampan itu bernama Aries. Awalnya dia tak melihat apa dan siapapun selain kayu di hutan itu, bahkan saat itu tak terdengar sedikitpun suara burung berkicau. Sahara yang sudah jatuh cinta segera merapal mantera dan masuk kedunia manusia. Disitulah awal pertemuannya dengan Aries dan dari pernikahan mereka lahirlah Nathan. Laki-laki tampan yang nantinya mengikuti jejak sang ayah. Ditubuhnya ternyata mengalir darah mahluk mistik.

Mengingat putri pertamanya, membuat Raja sangat marah. Kemarahannya nampak dari rahangnya yang tiba-tiba mengeras, sorot matanya bagaikan elang yang siap menelan mangsa.

"Apa kau ingin mengulang sejarah ? Dulu Sahara memilih menjadi manusia lalu kau lihat apa yang terjadi dengannya ? apa kau mau mengikuti jejaknya ?"

Semua orang atau mahluk bangsa itu tau kisah Sahara, di sekolah kerajaan kisah Sahara dijadikan sebagai contoh, sehingga anak-anak mereka tak ingin lagi bertemu dengan manusia. Lalu kini Dewi dibantu permaisuri malah membawa kedua manusia itu ke kerajaan ini.

"Hamba bersedia menerima hukuman paduka, tapi ijinkan hamba mengatakan satu hal. Saya membantu anak itu karena matanya mengingatkan saya pada paduka."

Sebelum menemui Raja, Dewi sudah memikirkan masak-masak alasan yang bisa menyelamatkan nyawanya. Dia tahu jika Nathan adalah manusia terpilih di lingkungan kerajaannnya. Dengan harap-harap cemas, Dewi terus menunduk, menunggu hukuman dari sang Raja.

Mendengar penuturan Dewi, Raja mengambil sebuah bola terbuat dari kristal. Raja memutar tangannya di bola kristal itu lalu nampaklah olehnya wajah Nathan dengan sorot mata yang tajam sama dengannya. Raja terhenyak dan mundur ke belakang, dia teringat seorang bocah yang tersesat dihutan dan di sekap oleh Raja hutan, ketika dia ingin menolongnya tiba-tiba pasukan kerajaan tetangga mengepungnya. Saat itu Raja yang sedang berburu sendiri dan hanya ditemani seorang Kasim tak mampu berbuat banyak, lalu dia menyaksikan bagaimana putrinya Sahara dengan gigih melawan pasukan itu dan berhasil menyelamatkan bocah yang bernama Nathan.

Membayangkan kejadian itu, matanya berembun. Apakah manusia yang dibawa Dewi ke istana ini adalah cucunya ?

"Bangunlah, bawa anak manusia itu menemuiku," Titah raja membuat Dewi mendongak.

Dewi tak henti-hentinya memberi hormat sebagai bentuk rasa terima kasihnya karena tidak mendapat hukuman. Permaisuri yang melihatnya segera bernafas lega dan segera undur diri bersama Dewi.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nene Nane
cerita yg menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status