Entah ada kisah apa antara Lady Sina dan Raja tak pernah ada yang tau, yang diketahui oleh penduduk Kerajaan Goro turun temurun jika Lady Sina adalah dayang terbaik, tercantik dan awet muda dari seluruh dayang di istana. Semua penghuni istana tahu jika Lady Sina adalah dayang kepercayaan Raja dan permaisuri. Bahkan saat Raja mandi saja, Lady Sina yang menyiapkan semua air kembang yang akan di pakai Raja. Begitu pula pakaiannya, tak akan ada yang menyangka jika sekarang Lady Sina sedang berupaya membunuh cucu Raja. Telinga Lady Sina berdenging pertanda ada panggilan mendesak dari istana. Tanpa pikir panjang Lady Sina segera keluar dari biliknya. Dia melirik sebentar ke arah Rully yang tertidur lelap kemudian dia menghilang."Hamba datang menghadap paduka," ucap Lady Sina sambil membungkuk memberi hormat ketika dia sudah tiba di hadapan Raja."Hmm mendekatlah."Lady Sina dengan patuh menghampiri Raja, di sebelah Raja, Ratu duduk dengan anggunnya. Matanya menatap Lady Sina tak berkedip.
Permaisuri tahu persis apa yang terjadi kala itu, dia yang hanya seorang gadis biasa terlahir cantik namun tak beruntung karena orang tuanya hanyalah petani biasa. Sampai suatu ketika Putera Mahkota kerajaan Goro pergi berperang. Demi untuk melupakan rasa bersalahnya pada kekasihnya Lady San dia sengaja memimpin pasukan dan berharap terbunuh di medan perang.Nasib baik masih berpihak padanya, saat dia terluka dia diselamatkan oleh seorang gadis yang sangat cantik jelita. Disitulah awal perkenalan Raja dan permaisurinya yang sekarang. Raja jatuh cinta lagi dan berhasil melupakan kekasihnya yang sudah meninggal dunia. Kala itu Ratu Goro ibunda Raja Goro yang sekarang, dia tau bagaimana hati anaknya, akhirnya menyetujui pernikahan putranya dengan gadis cantik itu. Dari penikahan itu lahirlah puteri sulung Raja yang di beri nama Sahara, putera keduanya diberi nama Abilon dan puteri ketiga diberi nama Kalina. Pernikahan mereka sangat bahagia, Raja.bahkan tak lagi memikirkan rasa bersalahn
Lady Sina tak menyangka dia bertemu dengan Nela, padahal dia sudah mengirimkan angin agar membuat orang tertidur. Saat ini dia berharap Nela tak mengenalinya, tapi dia salah ternyata Nela masih mengingatnya. Dan ini menjadi tidak aman baginya. Kesalahan terbesarnya dia hanya menyamar menggunakan baju perawat tetapi tidak menyamarkan wajahnya.Nela sendiri duduk diam di kursi, dia mencoba memahami keadaan. Dia mencoba membawa kembali pikirannya ke dunia lain. Dia ingat wanita itu yang membantunya kembali ke dunia manusia. Dia adalah teman Nathan namun mengapa wanita itu terlihat mencurigakan ? Nela terus berpikir keras sampai ketika terdengar azan subuh berkumandang. Kyai Lukman menggeliat dia terbangun, dia terkejut saat melihat Nela yang tertidur di kursi di samping ranjang pasien, tapi karena waktunya sholat dia membiarkannya. Setelah Kyai selesai menunaikan sholat, satu persatu bangun, Rafik lebih dulu bangun kemudian disusul Linda."Nela bangun nak, kenapa tidur di kursi ?" pak
Nathan merasa ada yang tak beres ketika dia mendengar nama Lady Sina disebut. Walau masih sedikit pusing tetapi dia ingin tahu mengapa Nela menyebut nama itu. Seingatnya tak ada yang memiliki nama itu di sini, Nathan harus tahu ada apa, mungkinkah Lady Sina diperintahkan Raja untuk menolongnya ? Nathan sarapan bubur yang sudah diantarkan oleh petugas lalu meminum obat yang telah di resepkan dokter kemudian berbaring kembali. "Bisakah kalian mengatakan padaku apa yang barusan kalian bicarakan ?" pinta Nathan dengan pelan. Nela dan paman Badar saling memandang satu sama lain, Kyai Lukman hanya diam karena diapun ingin mendengarkan cerita yang sesungguhnya. Cukup menarik dan harus dicarikan jalan keluarnya agar tidak semakin membingungkan. "Mungkin aku masih terbawa dengan suasana kak, seperempat malam yang lalu aku melihat Lady Sina datang hendak menyuntikmu dengan sesuatu yang menurutku itu sangat membahayakan nyawamu," ucap Nela. Nathan terdiam saat mendengar cerita Nela, dia men
Nathan bergerak dengan gelisah, dia tak tahu mengapa Dewi memutuskan sambungan telepatinya begitu saja. Dia menengok ke kiri dan kanan, dilihatnya paman Badar dan Kyai sedang duduk membicarakan sesuatu dengan serius. Di sudut kanan Nela dan Linda sedang berbincang dan bersenda gurau dengan Rafik.Nathan mencoba berkonsentrasi untuk menghubungi salah seorang di dunia lain. Dalam upayanya itu dia melihat sebuah bayangan hitam berkelebat dari satu pohon ke pohon yang lain. Pohon-pohon itu berada di hutan lindung. Nathan merasa was-was, tidak seperti biasanya dia khawatir seperti itu.Sementara itu Lady Sina kini berada di ruang khusus Ruly. Untuk sementara dia tinggal di sana sampai tugasnya selesai. Hidup atau mati dia tetap akan melaporkan kondisi Nathan pada Raja."Apa yang kau pikirkan sayang ?" tanya Rully saat melihat kemurungan Lady Sina."Tidak ada, aku hanya merasa gerah mengurung diri di dalam kamar seperti ini, aku ingin sepertimu bisa bergerak kesana sini di duniamu," jawab L
Rully tertegun saat kekasihnya menghilang, dia membuka pintu perlahan lalu keluar. Dilihatnya Ningsih sedang membaca koran dan ketika melihatnya Ningsih segera meletakkan koran itu dan menyambutnya. Rully hanya menghempaskan tubuhnya di sofa tanpa sedikitpun menatap Ningsih.Lady Sina melihat semuanya, dia belum pergi dari rumah itu sampai dia tahu apa yang akan di lakukan Rully pada ibu sambungnya Nathan. Namun telinganya berdenging pertanda ada situasi darurat yang membuatnya harus segera pergi dari rumah itu. Dengan perasaan mendongkol dia melesat pergi menemui kelelawar yang memanggilnya tiba-tiba.Ningsih menghampiri Rully dan bergelayut manja di lengan pria kekar itu. Aroma parfum yang memikat menghadirkan sensasi aneh pada tubuh Rully sehingga membuatnya sedikit bereaksi tatkala Ningsih berusaha menciumnya."Jangan disini, ayo kita ke kamar," ajak Rully lalu menggandeng tangan Ningsih menuju kamar utama.Ningsih tahu apa yang di inginkan Rully, dia pura-pura merajuk tatkala Rul
Suasana terasa hening, baik paman Badar maupun Kyai Lukman saling memandang satu sama lain. Rafik dan Linda berhenti membaca Alqur'an."Kenapa berhent ? Baca terus!" Suara Nela begitu tegas bagai mengandung magnet sehingga kedua temannya itu kembali melanjutkan bacaannya.Kyai Lukman meraih pergelangan kaki Nathan namun Nela mendorongnya."Jangan mendekat!" ancam Nela.Dia berbisik ke telinga Nathan."Kakak bangunlah! jangan tidur, bantu aku!"Paman Badar kebingungan, dia meminta maaf pada Kyai Lukman atas perlakuan buruk Nela. Nathan mendengar apa yang di katakan Nela namun dia sulit bergerak, tubuhnya seakan terkunci bahkan matanya sulit untuk di buka. Ketika Kyai Lukman hendak menyentuh kaki Nathan lagi, Nela bereaksi dengan keras. Dia menunjuk sang Kyai lalu mengayunkan tasbihnya, yang membuat Badar tersadar gurunya itu terpental ke belakang, padahal Nela hanya mengayunkan tasbihnya.Badar mulai merinding, dia terus berzikir di dalam hati lalu sebisa mungkin mengambil ponsel di
Nathan terus berkilah ketika Kyai Lukman terus mencercanya dengan berbagai macam pertanyaan. Dia yang nyaris meregang nyawa karena di serang dari berbagai arah berusaha menunjukkan jika dia dalam keadaan baik-baik saja.Nathan sendiri merasa jika sakit yang dia derita raib entah kemana. Begitulah sakit non medis, saat sembuh sulit melukiskan bagaimana sakitnya. Hanya Nela yang memaklumi kondisi kakaknya."Apakah sekarang kakak sudah merasa baikan ?" tanya Nela dengan penuh perhatian."Aku baik-baik saja dek, sepertinya aku butuh vitamin untuk menambah daya tahan tubuh," jawab Nathan sambil merebahkan tubuhnya di atas pembaringan."Ceritakan pada kami yang sebenarnya kau alami, agar mudah bagi kami untuk mengobatimu secara tuntas. Kedatangan mahluk yang menyerupai aku sudah menunjukkan banyak hal yang kau sembunyikan dari kami. Tak ada manusia yang bisa berubah wujud seperti tadi, yang bisa melakukannya hanyalah mahluk astral," bujuk Kyai Lukman.Nathan terdiam, dia tengah menimbang-ni