Share

168. Malam yang kelam 1

Semua orang di dalam pendopo ikut berdiri, karena mereka orang yang terlatih sehingga perubahan wajah kedua tamu tidak membuat mereka terkejut.

"Kami tidak punya urusan dengan kalian, aku datang untuk menjemput kedua isteriku," kata Raja Batista.

Terdengar tawa Nela, dengan beraninya dia menunjuk Raja Batista.

"Duniamu adalah duniamu, duniaku adalah duniaku, aku tak pernah menikah dengan siapapun. Jangan pernah melanggar batasanmu wahai Peri, sesungguhnya manusia lebih kuat dari bangsamu. Enyahlah dari sini sebelum kau akan terbakar menjadi abu," Nela berkata dengan berapi-api. Dia kini tidak takut lagi, sebelum dia mengatakan hal itu, sebelumnya dia sudah berzikir dan membaca ayat-ayat pendek di dalam hati.

Batista tersentak kaget, kata-kata Nela seakan mengandung hawa panas, dia sempat terhuyung. Nenek Kolona dengan sigap segera menopang tubuhnya.

"Kami tidak ingin berseteru dengan bangsa manusia, ini terkait dengan perjanjian di dunia kami jadi tolong jangan ikut campur," ucap nene
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status