Share

Bab 24

"Eh? Nggak, Mas. Tadi Ibu datang, bawa beras. Tolong angkutin ke rumah Bunda, ya? Kebetulan nanti sore Nadia mau pulang," ucapku.

Nadia adalah adikku yang kuliah di luar kota. Ia selalu pulang sebulan sekali di akhir bulan. Jika Nadia pulang, Bunda akan memasak super banyak karena adikku satu-satunya itu doyan sekali makan.

"Ya sudah, pakunya tolong taruh di dapur ya, Rum? Sekalian bikinkan es teh."

Aku mengangguk sambil menerima paku dari Mas Haris dan segera membuatkan minuman pesanannya tadi.

--

"Apa? Ibu mau apa?" tanya Mas Haris.

"Dia, mau kamu menikahi Rumi, Mas."

"Astaghfirullah! Seumur hidup aku nggak pernah pengen punya istri dua. Kenapa Ibu bisa berpikiran seperti itu?"

Aku hanya menggelengkan kepala. Lepas salat isya, aku mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan Ibu tadi pagi. Meski menahan pedih, tetap kubicarakan dengannya.

"Kalau begitu, menikah lah dengan Rumi, Mas," ucapku.

"Kan aku sudah bilang tadi. Aku, nggak mau punya istri dua."

"Ya istri kamu tetap satu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status