Share

Bab 54

"Kenapa gitu?"

"Dia kan pelakor."

"Lalu, apa hubungannya dengan Kakak."

"Ish! Bisa jadi Mas Haris nanti direbut sama dia."

"Nad, Kakak dan Mas Haris itu sudah cerai. Sudah lah nggak usah bawa-bawa dia lagi. Kapan move on-nya kalau selalu bawa nama Mas Haris? Sudah enam bulan lebih kami berpisah."

"Eleh. Aku berani taruhan, Kakak masih ada rasa kok sama dia."

"Dih, nggak usah sok tahu!" jawabku sambil mengganti saluran televisi.

"Dih, salting."

"Apa, sih?" ucapku, kemudian berlalu menuju kamar. Tak ingin terus membahas Mas Haris. Hidup itu perlu berjalan maju, jadi kalau menengok ke belakang terus, kapan majunya? Iya, kan?

--

Esok hari.

Aku menemani Nadia pergi ke sebuah mall untuk mencari buku. Sesuai keputusan bersama, demi kebaikan Nadia juga, kami menolak rencana pertukaran pelajar itu meski Nadia sangat menginginkannya.

Meski dengan hati sedih, tapi anak itu tetap saja bangkit jiwa berbelanjanya. Apalagi, jika aku yang membayari, mantan lewat saja nggak lihat kayaknya.

Se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status