Share

Bab 55

Setelah kepulangan keluarga Haris, ayah dan Bunda menasehati. Berbagai macam wejangan beliau katakan seolah baru pertama kali aku akan menikah, hihi.

"Kami meminta pernikahannya nanti supaya kamu fokus pada kelahiranmu saja, Nak. Bukan apa-apa, ya, tapi demi kebaikan juga."

"Iya, Ayah, Arum ngerti kok. Lagi pula minggu depan sudah mau tujuh bulan, dua bulan lagi lahirannya. Arumi lagi ngumpulin mental dulu. Nanya-nanya ke orang yang sudah melahirkan, katanya sakit," ucapku sambil meringis kala mengingat ucapan teman-temanku.

"Lagian ngapain nanya? Kalau sakit, mana mungkin orang mempunyai anak lebih dari dua. Bahkan eyangmu saja anaknya enam, kok."

Iya juga, sih. Apa mereka hanya mencoba membuatku takut dan berakhir overthinking. Aku pun mengembuskan napas panjang. Mengusap perut yang semakin membesar.

"Jika begini, maka nazab anakku nanti sama siapa, Yah?" tanyaku.

"Ya sama papanya. Kan kamu hamil waktu masih sama Haris. Kamu cuma terlambat menyadari aja."

Aku mengangguk. Samb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
anne annisa
kok aku ikutan berbunga-bunga ya...btw aku seneng bgt lho cerita2 rujuk begini. krn klo ganti suami tuh sebenarnya cm ganti masalah aja dengan masalah baru. ini perjuangannya, ribut,bahkan cerai dulu pada akhirnya balikan. satu fase ujian RT terlewati.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status