Share

Bab 61

"Dih, biasa aja kali, nggak usah sewot!" ucapku.

--

Pagi hari.

Aku menjemur Arenda di depan rumah. Alhamdulillah, sudah sepuluh hari usianya. Badannya pun sudah lebih berisi daripada pertama lahir. Sekarang, lebih terlihat gemoy.

Bunda datang sambil membawa buah. Beliau memang paling tahu kalau aku sangat suka buah.

"Nadia ke mana, Bu?" tanyaku.

"Ke rumah temennya. Lusa udah berangkat lagi ke Jogja."

"Kasihan ya dia, Bu. Bolak-balik terus," ucapku.

"Ya gimana lagi, Rum? Akhir-akhir ini dia juga ga banyak mata kuliah, katanya."

"Bu, nanti kalau sudah enam bulan, nggak papa ya kalau Arum pindah ke rumah sana?" tanyaku.

"Loh, ya nggak papa. Memangnya siapa yang mau melarang? Lagi pula jaraknya dekat, nggak harus sampai naik bis, kan?" tanya Bunda sambil terkekeh, dan otomatis nular ke aku.

"Semoga saja ini akhir dari semuanya, ya, Bu. Setelah ini semoga Rumi sadar dan tidak aneh-aneh lagi. Arum juga mau tanya sama Kinos, kenapa dia bisa sama Arum? Apa yang sedang dia lakukan? Ken
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status