Share

Bab 63

Aku mengangguk. Kupikir, sekarang tak ada tempat yang paling bagus selain yang disarankan oleh Ibu. Masuk panti, adalah pilihan pertama. Namun hari ini, Mas Haris datang lagi dengan membawa pilihan ke dua, yaitu pesantren.

Aku memang ingin lebih membenahi diri. Sudah sekian lama aku berdosa, aku bahkan sudah jarang melaksanakan salat wajib. Ya Allah, betapa berdosanya hamba.

"Mana yang kamu pilih?" tanya Mas Haris.

---

Seminggu kemudian.

Mas Haris dan keluarga mengantarkanku ke panti, minus Arum tentunya. Wanita yang baru saja melahirkan secara caesar itu tak diperbolehkan untuk berjalan jauh lebih dulu oleh bundanya.

"Maafkan Ibu ya, Rum? Ibu melakukan ini bukan karena nggak sayang sama kamu. Kamu anak yang baik, rajin, hanya saja caramu salah. Andai tak ada ilmu hitam di antara kalian, sudah pasti Ibu juga bahagia memiliki menantu sepertimu," ucap Ibu yang membuatku terharu.

"Bu, Ibu lupa sama menantu Ibu yang di rumah?" tanya Mas Haris, yang membuatku terkekeh.

"Aku tak akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status