Share

Bab 64

Aku pun masuk ke kamar, setelah mendekat, ternyata bukan ponselku yang berdering, melainkan ponsel milik Mas Haris. Aku termenung saat melihat nama si pemanggil di layar ponsel itu.

Wulan? Mau apa dia menelepon Mas Haris? Teringat lagi kejadian sebelum aku melahirkan. Mas Haris malah melepaskan Wulan begitu saja karena tak tega pada Tantenya. Aku sempat protes, tapi setelah melihat langsung Tante Marini saat ke sini, aku jadi terenyuh. Anaknya hanya wulan saja, beliau sudah tua, dan bahkan sudah duduk di kursi roda untuk menjalani aktivitasnya.

Namun, saat akan kuangkat teleponnya, malah keburu dimatikan. Aku jadi penasaran, kenapa di menelepon Mas Haris? Haruskah kubuka ponselnya? Tapi, apa Mas Haris takkan marah?

"Kenapa, Rum?" Aku tersentak saat mendengar suara Mas Haris yang memasuki kamar.

"Nggak papa, Mas. Mau ambil baju. Gerah, mau mandi dulu."

"Oh, kirain Mas kamu kenapa-napa? Ya sudah, sana mandi. Biar nanti Mas belikan makan. Mau makan apa?"

"Pengen yang seger-seger, Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status