Share

Bab 68

"Ha-hana," ucapku, sungguh tak kusangka jika adik bungsu suamiku itu tega sekali melakukan hal itu.

Aku mendekat pada mereka, hingga aku sadari, ada dua ekspresi di sini. Hana seakan tertekan, dan Wulan yang demikian senangnya.

Aku semakin mendekat, membuat jarak di antara kami kian mengikis. Adik bungsu suamiku itu menunduk, sementara Wulan mengangguk-anggukan kepala.

"Hana," ucapku.

Hana mendongak, kedua matanya membeliak lebar. Sementara Wulan, yang tengah meniti inci demi inci kalung itu, langsung menyembunyikan di sakunya. Tapi telat, karena aku sudah melihatnya sedari tadi. B*d*h sekali mereka yang bahkan tak menyadari ada aku di sini. Minimal, mereka harus melihat situasi, jika memang hal ini adalah sesuatu yang mereka sembunyikan.

"Kak Arum."

"Rum, ngapain di sini?" tanya Wulan. Aku tebak, wanita itu tengah gelisah bukan main.

Aku jadi tahu mental asli perempuan ular di hadapanku ini. Ia akan menjelma menjadi singa, di tempat yang dia kira bahwa dia lah penguasanya. Namu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status