Share

Bab 17. Lagu Kenangan

"Mbak Nisa, kita mampir makan dulu ya. Aku lapar!" ucap Mas Bowo saat kami selesai belanja peralatan di pasar.

Kasihan juga dia, bolak-balik membawa peralatan dari dalam pasar ke mobil walaupun ada tukang angkat yang mengikutinya. Kakinya pasti penat, seharian mengikuti aku keliling pasar. Tidak hanya mencari peralatan yang aku butuhkan, tetapi juga membandingkan harga yang paling bagus.

"Alhamdulillah, dapat harga bagus. Yang toko tadi, sudah pelayannya judes, harganya tidak boleh di tawar. Untung kita ke tempat yang ini Mas. Dapat harga murah!" ucapku senang.

"Selisihnya cuma lima ribu, Mbak," celetuk Mas Bowo.

"Ya tetep lebih murah, Mas. Lima ribu kali berapa, lumayan bisa buat beli lainnya. Dapet bonus sutil, lagi!" Senyumku mengembang dengan sendirinya, memandang sutil yang aku pegang. Suatu kebanggaan tersendiri mendapat harga lebih murah ketika belanja.

"Cewek itu memang aneh. Dapet sutil gitu saja sudah senang," gerutu Mas Bowo lirih walaupun aku mendengar dengan jelas.

Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status