Share

Bab 28. Janganlah Sakit

"Yah, putus lagi!" teriak Mas Bowo dengan menghempaskan tubuhnya di sofa. Aku dan Umi yang sedang menonton televisi bersamaan menoleh ke arahnya.

"Putus cinta lagi?" teriak Umi.

"Memang kalau tidak jodoh, mana bisa dipaksakan!" ucapnya santai. Orang ini putus cinta kok tidak ada sedih-sedihnya. Aneh.

"Memang sudah jalan berapa bulan, Mas?" tanyaku penasaran.

"Dua minggu, Mbak!"

"Bowo itu semua orang dipacari, tetapi tidak ada yang sampai pelaminan. La wong, pacaran saja cuma mingguan! Kamu itu jadi laki-laki yang serius! Jangan suka mempermainkan hati wanita," ucap Umi kesal.

"Siapa yang mepermainkan hati wanita, Mi! Mereka malah yang tidak serius dengan Bowo. Masak gara-gara janjian, aku ngajak Alif dia ngambek."

"Lo, Mas! Ini gara-gara Alif!" teriakku kaget.

"Bukankah tadi saya sudah bilang, jangan ajak Alif. Mas Bowo saja yang ngeyel!" Aku mengerutkan dahiku, kesal.

"Santai saja lah, Mbak. Saya ...."

"Tidak bisa gitu dong, Mas. Jadinya Mas Bowo putus dengan pacarnya. Terus tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status