Share

Bab 33. Boleh Berharap, kan?

Huuft ....

Aku membuang napas, mengurai sesak dalam hati ini.

"Mas Bowo adalah laki-laki yang sangat saya hormati. Hanya perempuan yang tidak normal yang tidak mengagumi Mas Bowo," jawabku dengan memandangnya sekilas dan melempar pandangan ke arah lain.

"Jadi Mbak Nisa ...."

"Saya tidak normal. Status saya, tidak normal. Saya masih mempunyai suami walaupun dia hilang entah dimana," jawabku.

"Maaf. Bukannya suami Mbak Nisa sudah dinyatakan kemungkinan besar meninggal? Maaf."

"Memang benar. Tetapi, batin saya menjawab bahwa Mas Ridwan masih hidup."

"Kalau masih hidup, bukankan seharusnya dia bisa kembali? Atau kasih kabar. Tetapi ini tidak ada kabar sama sekali, Mbak? Atau kita melacak di informasi orang hilang? Mbak Nisa harus ada kepastian, karena ini untuk kelanjutan hidup," ucap Mas Bowo.

Ucapannya ada benarnya. Selama ini, aku hidup dalam kenyakinan bahwa Mas Ridwan masih hidup.

"Iya, Mas. Saya mengerti. Tetapi, hati saya seperti berbisik lain. Saya yakin suatu saat, kami pasti be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status