Share

Bab 39. Hujatan

Aku menceritakan tentang keberangkatan Emak yang belum pasti. Kutumpahkan semua kegelisahanku, memang aku membutuhkan teman untuk mengurai sesak di dada ini.

"Serahkan semua kepada Allah, Mbak. Saya yakim, Mbak Fatimah sekarang masih mengusahakan. Di tunggu saja," ucapnya.

Kami melanjutkan dengan berbincang banyak hal. Terutama tentang masalahku di kampung. Bagaimana dan kenapa aku bisa terdampar sampai di sini. Perlakuan Mbak Rini dan dukungan Emak dan Bapak. Juga, keinginanku nantinya untuk mandiri. Bagaimanapun, aku tetap harus mempunyai rencana ke depan.

"Mbak, aku dukung rencananya. Nanti sekalian kita cari tempat kerja yang bisa di tinggali. Jadi, Mbak Nisa bisa di sana dan di sini. Walaupun, seperti Umi bilang, Mbak Nisa statusnya harus masih tetap di sini," jelas Mas Bowo.

Tring!

"Tuh, yang ditunggu sudah masuk!" teriaknya saat tanda pesan masuk berbunyi. Aku segera membuka dan membacanya dengan keras.

[Assalamualaikum, Nisa. Emak sudah di rumahku. Kami berangkat menggunakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status