Share

Bab 20

Sekarang wajah Mas Nanang sedikit pucat.

"Ah masak, aku nggak percaya, nggak ada ini bekas lipstiknya!"

"Ngaca saja sana kalau nggak percaya!" jawabku lagi.

"Kenapa, kamu jadi pucat, Mas? Santai sajalah," kataku enteng. Sekarang dia hanya diam saja. Entah apa yang dia pikirkan.

"Kalau sedang kayak gini selalu ingat dengan aku ya, Mas? Coba kalau waktu Mas lagi senang, pasti Mas Nanang lupa dengan aku!" kataku lagi.

"Siapa yang bilang seperti itu? Aku tiap hari susah senang selalu ingat kamu, Dek!" katanya merayu.

"Sudahlah, jangan merayu aku begitu! Aku sudah tahu semuanya!" jawabku sambil aku memutar bola mataku dengan sangat malas mendengar perkataan dari suamiku.

"Kamu sudah tahu apa, Dek?"

"Sudahlah lupain, nggak tega mau ngomong sama kamu karena wajah kamu tambah pucat kayak gitu takut kamu denger langsung pingsan," jawabku sewot.

"Sampai kapan dia akan selalu berbohong," batinku.

Sebetulnya aku sudah lelah kalau selalu dihadapkan situasi seperti ini. Jika aku keluar dari rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status