Share

Bab 61

Karena saking buru-burunya. Aku sampai kelupaan kalau belum membuka pagar rumahku.

Dengan segera aku membuka pagar rumah, dan dengan cepat aku mengendarai mobilku dengan kecepatan penuh. Karena Putra sekarang terlihat semakin lemah dan ubun-ubunnya terlihat cekung. Terpaksa kali ini aku harus menelepon Sari.

"Halo," kataku saat teleponku tersambung.

"Nanang, di mana Putra?!" teriak Sari.

"Ini aku mau antar Putra ke Rumah Sakit Kasih. Kita ketemu di sana," kataku singkat.

***

"Kamu benar-benar tega dengan Putra, Mas!" Sari memukul-mukul tubuhku. Aku hanya bisa diam dan tidak bisa berkata apa-apa.

Meski kelihatannya hatiku ini dingin seperti es tapi aku juga bisa merasakan apa yang Sari rasakan.

"Jawab, Mas! Kamu apakan Putra?" terus saja Sari memukul-mukul dadaku. Aku hanya bisa pasrah. Sekarang hatiku merasa bersalah kepada Sari dengan segera aku memeluk Sari mencoba untuk menenangkannya. Meski bagaimana pun dia masih istri sahku.

Aku merasa sedih karena akibat ulahku, Putra menjadi s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status