Share

Bab 22—Tes Kehamilan.

"Ayah..." seru Sanaya, begitu kakinya melangkah masuk ke rumah masa kecilnya. Menghambur ke pelukan ayah yang menyambut kedatangan anak perempuannya dengan antusias. "Nay kangeeen," rengeknya, meluapkan rasa rindu kepada sang ayah.

Lelaki paruh baya dengan rambut separuh beruban itu pun terkekeh seraya menepuk-nepuk punggung Sanaya. "Makanya sering-sering main ke sini, tengokin ayah."

"Nay, kan sibuk, Yah...." jawab Sanaya, lalu mengurai pelukan. "Si Dilan liburnya lama banget. Udah hapenya gak aktif." Sanaya menggerutu, menyindir jatah cuti Dilan yang menurutnya terlampau lama.

Masa ada, orang cuti hampir sebulan? Aneh—pikir Sanaya.

"Sabar... Dilan itu lagi banyak urusan keluarga. Jadi, belum bisa masuk kerja dulu." Ayah meraih tangan Sanaya, lalu menuntunnya duduk di sofa, yang berada di ruang keluarga. "Restoran aman 'kan?" tanyanya kemudian.

Kepala Sanaya mengangguk lesu. "Aman. Tapi, Yah, kok, Ayah tahu kalo Dilan masih sibuk ngurusin urusan keluarga? Emang dia ada telepon Ay
Na_Vya

Aduuhhh... kira-kira gimana ya ...😁

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status