Share

Bab 33—Makan dulu baru nangis.

'Dilan?' Sanaya mengulang kalimatnya dalam hati, mengerjapkan bulu mata lentiknya sekali sambil mengatur napas yang mendadak memburu. Tatapan manik kelam Dilan seakan menggiringnya pada kenangan kejadian malam panas itu.

Atmosfer di dalam ruangan lift terasa memanas padahal jelas-jelas suhunya sudah begitu rendah. Dilan kemudian menjulurkan tangan kanannya untuk menyentuh sudut bibir Sanaya yang terluka. Tak perlu dia bertanya perihal luka tersebut, sudah pasti pelakunya adalah Leo. Tetapi, yang jadi pertanyaan Dilan saat ini ialah, mengapa Sanaya bisa berada di gedung apartemennya.

Apa yang ingin dilakukan Sanaya di sini, pikir Dilan.

"Ini pasti ulah si brengsek itu? Iya 'kan?" tanya Dilan setelah berhasil mengendalikan emosi agar tidak meluapkannya detik ini juga. Dadanya memanas, ketika dia harus melihat perempuan yang dia sayang mengalami hal yang menyakitkan.

"Bukan." Sanaya menampik, lalu melengos ke arah lain, menurunkan pandangan untuk menatap kaki Dilan yang tak berjarak s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status