Share

Layani Aku

Tak ku sangka kemarahan ini mengantarkan aku sampai di depan kamar.

Baru saja aku mau buka pintu kamar, sebuah suara lain sukses mengejutkan aku. Setelah aku menengok ke asal suara, ternyata itu adalah ibu mertuaku yang berdiri di seberang pintu. Dia melihatku dengan tatapan yang dingin.

Biasa aja kali, liat mantu kok kayak liat selingkuhan muda suaminya!

"Dari mana Rey, jam sepuluh baru pulang? Pakaian kamu?" tanyanya dengan mencekam. Santai, kayak mau terkam aku aja. Aku begini ulah kalian juga kan!

"Saya habis bertemu teman-teman Bu, mereka mau ucapin selamat buat pernikahan saya." Untung pinter acting.

"Harus ya sampai larut malam begini? Kamu gak kasihan, suamimu sampai nunggu di luar dari jam 8 sampai kamu pulang. Paham adab enggak?" Hah? Nunggu di luar? Buat apa, aku sama sekali gak tersentuh tuh! Wajar kali, namanya ke istri sendiri kan?

"Uhm..."

Aku dengar suara langkah kaki berlari.

"Buuu!!"

Aku spontan menoleh saat tiba-tiba di belakangku sudah ada Husein, dia terengah-engah menghampiri kami di ruang tengah rumahku.

"Rey sudah izin sama saya, saya di depan bukan menunggu Rey, tapi saya sedang latihan untuk tampil di pembukaan acara besok lusa. Jangan marahi dia lagi bu!" Ku lihat wajah ibunya berubah ekspresi saat dengar penjelasan Husein. Bagus deh, jadi aku gak perlu repot-repot membela diri.

Lagian baru beberapa hari jadi menantunya udah nuntut ini itu. Semua perubahan butuh proses bu, dan aku perlu waktu puluhan abad bahkan sampai kehidupan selanjutnya baru bisa berubah.

"Begitu ya? Tapi lain kali kamu jangan izinkan kalau ngeluyur nya sampai larut malam. Apa kata tetangga nanti, istri ustad kok pulang malam! Jangan lupa perhatikan pakaiannya juga Sein, masih kurang pantas."

Ibu mertuaku kesal banget kayaknya, selepas mengucapkan itu, dia langsung pergi meninggalkan kita berdua. Dengerin banget ya kata tetangga? Kasian hidupnya gak tenang.

Tapi bentar, kok dengernya nyesek ya? Sudah tau kurang pantas, kenapa maksa banget mau nikahin aku? Aku loh padahal ogah!

"Masuk Rey, istirahat. Sudah sholat magrib dan isya?"

Duh, iya ya. Kewajiban aku nambah nih. Akhirnya rukun islam kedua itu harus gue jalani.

"Belum!" ucapku sambil menggeleng.

"Mandi, ambil wudhu lalu sholat magrib dengan niat qodho. Setelah itu sholat isya. Jangan pernah meninggalkan sholat sesibuk apapun kamu, karena sholat merupakan...."

"Tiang agama kan? Udah ngerti, gak perlu panjang kali lebar."

Aku mendelikkan mata sebelum akhirnya meninggalkan dia kembali.

Ku lempar tasku ke lantai dan aku menjatuhkan tubuh di ranjang.

"Pengen nangis! Ayah, ibu, gak merasa apa anaknya gak bahagia, bisa-bisanya loh nikahin aku di saat aku belum siap." Tak terasa air mataku menetes. Bawaannya pengen nangis bombay terus kalau meratapi nasibku. Gak adil, Tuhan beserta takdir-takdirnya benar-benar gak adil buat aku.

Kesalahan aku apa sih, sampe dihukum segini beratnya.

Aku kangen casting, aku kangen pemotretan, aku juga kangen ngiklan, pokoknya kangen semuanya. "Ish, aku berharap ini adalah mimpi buruk."

Aku menangis tersedu-sedu di balik bantal yang menutupi wajah, sampai aku sedikit merasa ada yang bergerak lembut dan menindih ku dari atas.

"Rey, layani aku malam ini. Aku sudah sah menjadi suamimu."

Aku terpekik berat hingga rasanya jantungku tersendat untuk memompa aliran darah.

***

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rival Muhamad Yusup
mantap banget alur ceritanya
goodnovel comment avatar
syarief manan
cakeeeppp banget
goodnovel comment avatar
Author Siti
Gila seru banget sumpah...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status