Share

Jodoh, Maut, Rezeki Sudah Diatur

"Tenang Ay, baca istighfar ayok, gak boleh marah-marah begitu dong. Dalam kehidupan bersosial, ucapan yang menyakiti seperti itu biasa, pasti selalu ada. Sabar ya!" ujar suamiku, saat kita sudah dalam perjalanan pulang dari masjid yang tadi.

Entah kenapa, ngedumel atau ngadu ke ustadz Husein itu bukannya meringankan masalah, justru malah bikin aku semakin kesal. Dia itu bilang ke aku untuk sabar, tapi dia nggak tahu seberapa kesalnya hati aku sekarang.

Kalau untuk ngomong sabar, anak kecil juga bisa bilang kayak gitu, coba dengan kata-kata yang lain, misalnya jangan di dengerin, lawan aja, atau apa kek!

"Akang nyuruh aku sabar terus loh, sedangkan sebenarnya aku itu marah. Jadi kalau misalkan bukan dari kalangan pesantren, aku nggak pantes buat kamu gitu?"

Husein sebetulnya pengen banget ketawa, tapi dia rasa timingnya gak tepat, jadi dia coba tahan tawa sambil mengusap rambutku supaya aku lebih tenang.

"Kata siapa? Semua orang itu sudah ditulis siapa jodohnya, seberapa banyak rezekin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status