Share

POV Adi (Beban Hidup)

POV Adi

"Kita ke rumah Eva," ucap Ibu.

"Mau apa lagi, Bu?" tanyaku benar-benar tak setuju.

"Untuk meminta uang pelicin persidangan, dan harta gono gini."

"Tidak. Cukup, jangan mengemis lagi, Bu."

"Diam. Jangan membantah."

Ruang tamu makin panas. Ditambah cuaca siang hari yang semakin terik. Ide gile ibu menambah resah. Api seakan membakar ubun-ubun. Aku tak mau mengemis lagi. Yang aku inginkan hanya kembali pada Eva. Ingin menjalani hidup normal seperti biasanya. Bukan melakukan siasat licik. Akan tetapi, ulah Nayla yang seenaknya menjual mobil, membuat ibu mengeluarkan ide gila ini.

Nayla benar-benar berubah. Dia sama sekali tidak perduli kepadaku dan keluarga. Dengan mudahnya menjual mobil, tanpa memberi sepersen pun kepada kami. Keluargaku sudah tidak punya tabungan. Mas Hendri tidak bisa diandalkan. Sudah lebih dari satu bulan, dia di PHK. karena perusahannya mengalami kerugian. Akhirnya, dia usul untuk meminjam uang dengan jaminan sertifikat rumah Mbak Ratna. Lalu mengguna
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status