Share

Bab 14

Aku menoleh ke arah Mas Haris, pria yang baru saja naik jabatan beberapa bulan itu tampak membasahi bibirnya. Aku tahu ia sangat shock mendengar ucapan putrinya, aku pun sama, prasangka buruk semakin menyiksaku saat ini.

Dada ini bergemuruh, tapi aku tidak ingin hati Sisil semakin hancur jika mengetahui hal yang sebenarnya. Meskipun ini adalah kesalahan Mas Haris, tapi aku tidak mau anak menjadi korban dari perbuatan papanya, hingga harus menanggung malu seperti itu.

"Kalau Sisil nggak mau sekolah, boleh kok, tapi kalau nanti sudah kepingin lagi, kita ke sekolah ya, Mama janji akan temani kamu," ungkapku sengaja mengalihkan pembicaraan. Meskipun dalam hati kecil menginginkan Mas Haris menjelaskan ini semua.

"Beneran ya, Mah. Kalau gitu, Sisil mau bobo siang dulu," ucapnya sambil menyergap tubuhku. Kemudian, aku menggendongnya dan memanggil Mbok Wati untuk mengajak Sisil ke kamar.

Kini tersisa aku dan Mas Haris. Dengan santai aku duduk di dekatnya. Laki-laki yang kini berada di dek
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status