Share

BAB 02 - BUKET BUNGA

"Rissa, kok kamu ada di sini?" tanya Kang Alvin, mengelus pipi istrinya dengan lembut. Maklum saja, masih pengantin baru mereka memamerkan kemesraannya meski pada wanita yang kini menatap lekat. 

Siapa lagi jika bukan Bi Ratih yang sedari tadi mematung di depannya, wanita janda beranak satu itu memalingkan pandangannya mungkin karena canggung melihat terus dua sejoli yang saling menautkan jemari dengan erat. 

"Aku ... cuman mau ke dapur ambil air," jawab Rissa gelagapan. 

"Dapur kan di sana, Sayang. Kok malah ke sini?" ucapnya lembut. "Kamu masuk lagi ya, di sini dingin. Nanti kamu kena flu."

Saran Kang Alvin diangguki sang istri, nasihatnya dibenarkan jika dia memang tidak bisa berada di suhu rendah. Dia akan rentan sakit apalagi kalau tubuhnya terkena air dingin. Pria itu memang tahu apa yang tidak disukai atau sangat disukai sang istri. Kalau bisa dibilang, dia termasuk ke dalam kategori suami idaman. 

Namun, mengingat bercak noda di seprainya yang padahal masih baru, lalu memergoki kedekatan Kang Alvin dengan Bi Ratih, dan pembicaraan mereka yang mengaitkannya dengan seprai bernoda darah itu. Dia menggelengkan kepalanya pelan mencoba menjauhkan prasangka buruk mengenai suaminya. 

"Kamu dari tadi di sini, Sayang?" tanyanya pelan. 

"Baru aja tadi kok." Rissa berbohong, dia tidak mau merusak hari pengantinnya karena masalah seprai. Mengenai noda merah pekat yang mengotori kain berwarna putih itu bisa saja dari darah hewan. Wanita itu mencoba untuk berpikir positif lagipula mana mungkin Kang Alvin melakukan hal yang tidak-tidak. Dia pria baik yang dikenalnya sudah dua tahun lalu di kampus. 

Kang Alvin menghela napasnya pelan, mungkin dia merasa lega karena istrinya tidak mendengar percakapannya dengan Bi Ratih atau hanya menghirup udara di malam hari saja? Entahlah. 

"Kalau gitu kita masuk lagi yuk, Sayang." Pria itu membelai kedua pipi sang istri penuh cinta. 

"Bi Ratih kenapa belum tidur?" Sebelum pergi, Rissa memiringkan kepalanya bertanya pada asisten rumah tangganya yang masih saja mematung di tempat. 

"Eh? Iya, Nyonya. Mau tidur sekarang juga," jawabnya gelagapan. 

Gelagatnya terlihat aneh, langkahnya tergesa begitu dia memutuskan pergi lebih dulu ke kamarnya. Bukannya berprasangka buruk pada asisten rumahnya yang kini sudah berlalu meninggalkan mereka, tapi Rissa merasa jika Bi Ratih ada main dengan suaminya. Hubungan apa yang terjalin antara mereka?

"Ke kamar yuk, Sayang." Ajakan Kang Alvin menyadarkan istrinya. Rissa merasa tersentak begitu suaminya mengeratkan genggaman tangannya. 

Sepasang pengantin baru itu pun kembali masuk ke dalam kamarnya. Seprainya juga kini sudah diganti dengan motif bunga matahari. Rissa melepaskan genggaman suaminya, lalu dia membaringkan tubuhnya bersebelahan dengan Kang Alvin. 

"Kenapa, Sayang?" tanya Kang Alvin, meraih dagu istrinya dengan jemari lentiknya. 

Rissa menggelengkan kepalanya, seulas senyum terbingkai manis dari parasnya. Gadis itu mencoba untuk bersikap biasa, menjauhkan pemikiran buruk mengenai suaminya. 

Pria beralis tebal itu melingkarkan tangan kanannya di pinggang sang istri dengan mesra. Namun, perlakuannya tidak digubris Rissa. Dia menepis tangan suaminya pelan, seolah tidak ingin dirinya disentuh. 

"Kenapa, Sayang? Malam ini kan akan menjadi momen terindah bagi kita. Bukankah begitu, Sayang?" tanya Kang Alvin pelan. 

Rissa bukannya tidak ingin menunaikan nafkah batinnya pada pria yang kini sudah halal baginya, tapi dia seolah enggan memberikannya begitu terlintas pemikiran buruk terhadap Kang Alvin. 

Apa Kang Alvin berselingkuh di belakangnya? Melakukan sesuatu yang tidak diinginkan di malam pertama mereka? 

"Aku capek, Mas." 

Wanita itu membalikkan tubuhnya membelakangi sang suami. Dia memang tahu jika seorang istri tidak boleh memalingkan wajahnya, tapi dadanya terasa sesak dan kedua matanya mulai memanas. Dia tidak kuasa menahan bendungan air mata yang sedari tadi mendesak keluar. 

Tidak lagi terdengar panggilan dari Kang Alvin, mungkin pria itu memahaminya jika seharian ini mereka menjadi Raja dan Ratu dalam sehari. Berdiri berjam-jam sembari menyalami para tamu undangan yang memberikan selamat. 

Rissa memejamkan kedua matanya, bersamaan air matanya keluar berjatuhan membasahi bantal. Hatinya terasa sakit melihat kedua mata Kang Alvin yang seperti menyembunyikan suatu hal besar. Dia yakin jika pria itu mengetahui sesuatu. 

"Selamat tidur, Sayang." Kang Alvin akhirnya bersuara, Rissa kira suaminya sudah tertidur pulas. Dia juga mengecup puncak kepala sang istri dengan lembut.

Perlakuan pria itu memang sangat manis, tapi kenapa seperti ada yang mengganjal hatinya? Seperti ketidakpercayaan terhadap sesuatu, tapi dia belum bisa membenarkannya karena tidak ada bukti dalam genggamannya. 

***

Sinar matahari mulai menyelinap ke dalam jendela kaca yang dibiarkan terbuka sedikit. Beberapa kali Rissa mengerjapkan kedua matanya, begitu netranya dibuka sempurna dia dihadapkan dengan satu buket bunga mawar berwarna merah. 

Posisi wanita itu sudah berada di hadapan tempat suaminya tidur semalam. Namun, keberadaan pria itu tidak ada di sana terganti dengan buket bunga yang membuat keningnya mengernyit bingung. 

"Ke mana, Kang Alvin?" tanya Rissa lirih, dia mengedarkan pandangannya ke segala arah, tapi tetap saja tidak ditemukan. 

Rissa menyambar buket bunga itu dengan bibir yang mengembang membentuk senyuman. Tidak salah lagi jika buket bunga itu pasti dari suaminya. Dia memutuskan keluar kamarnya, mencari suaminya. 

Kedua matanya menyisir sekitar, hingga tatapannya terhenti di satu titik. Pria yang tengah dicarinya tengah menggendong putra Bi Ratih. Namanya Zidan, usianya masih sekitaran dua tahun. 

"Kang ...," panggilnya pelan membuat pria yang merasa dirinya terpanggil menoleh ke arahnya. 

"Eh, Sayang. Gimana suka kan buketnya?" 

Rissa menganggukkan kepalanya pelan, mencoba mengulum senyum meski dirinya masih mematung di tempat terus memandangi kedekatan suaminya dengan putra asisten rumah tangganya. 

"Bagus ya? Itu Bi Ratih lho yang pilih."

Ucapan Kang Alvin membuat hati Rissa terasa terbakar. Sebenarnya hubungan apa yang terjalin antara keduanya? 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status