Share

Bertemu R Wulandari

"Percuma kesana, Rafika tak di sana lagi. Sudah sangat lama dia pergi," kata Bapak.

Aku melihat ke jalanan. Menerawang jauh, menghayal seandainya aku bisa bertemu dengan ibu kandungku. Ibu yang sudah melahirkanku di tengah kedukaannya saat Ayah kandungku meninggal. Membayangkannya membuat mataku panas.

"Ssruut srruut." Aku menyedot ingus yang ikut timbang rasa dengan air mata yang perlahan tapi pasti mengalir dari kelopak mataku.

"Kamu nangis?" tanya Bapak.

Pengen rasanya aku jawab, nggak Pak, Divya ketawa. Tapi urung kulakukan, diam saja lebih baik. Hatiku sedang melow sekarang. Toh Bapak bisa lihat kalau aku menangis. Kuambil tisu yang ada di atas dashboard. Kuusap air mata dulu baru hidungku yang berair.

"Divya ingin sekali bertemu Ibu kandung Divya, Pak," kataku.

Bapak menghembuskan nafasnya yang berat. "Nanti Bapak coba cari nomor sahabat Bapak itu. Sudah belasan tahun kami tak saling berhubungan. Nomornya hilang entah kemana. Dulu bukan seperti sekarang, pake hape. Dulu hany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status