Share

Bertemu sahabat Bapak

"Pertanyaan kamu tuh kok ya aneh. Disana kan ada kebun Bapak, juga ada anak Bapak," kata Bapak membuatku nyengir.

Ternyata Bapak tetap menganggap Satria anaknya. Padahal Bapak tau, kalau Satria bukan anak kandungnya. Bapak yang memang tulus, atau … ada sesuatu di sebaliknya.

"Bapak nggak marah sama Satria?" Kucoba bertanya, ingin tau seperti apa jawaban Bapak.

"Marah buat apa?"

"Dia kan–" Mau meneruskan bilang kalau Satria kan bukan anak Bapak, kok rasanya nggak enak ya.

Kok kayak sentimen sama Satria. Bagaimanapun dia adekku, terlepas kami ada hubungan darah atau tidak. Kami sudah terikat sejak kecil, tak ada yang bisa mengubah itu. Meski aku akui, aku sendiri masih syok mengetahui kebenaran tentang diri kami. Ditambah pengakuan Satria yang bilang menyukaiku bukan sebagai kakaknya.

"Bukan anak Bapak," kata Bapak santai saja, sambil tetap menikmati makanannya.

"Kamu saja, bukan anak kandung Bapak." Aku jadi serba salah mendengar Bapak bilang gitu.

Kalau aku kan beda sama Satria.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status