Share

7. Pengaruh Buruk (1)

Wanita berambut pirang dan berbaju ketat di depanku tersenyum.

"Vanianya, ada?" tanya wanita itu. Aku masih melongo.

"Eh, i—iya ada. Ada perlu apa?" Aku balik bertanya.

"Saya mau ketemu aja!" jawabnya tiba-tiba judes.

"Ok, tunggu. Saya panggilkan!" Aku berlalu ke dalam.

Vania terlihat menyeka keringatnya. Menjemur pakaian bukanlah hal berat, tapi ia kelihatan letih sekali. Mungkin karena sudah lama ia tidak melakukan pekerjaan rumah.

"Ada yang mencarimu di depan," kataku sambil mendekatinya.

"Siapa?" sahutnya.

"Abang gak tau. Rambutnya pirang!" Mata Vania langsung berbinar mendengar jawabanku. Diletakkannya keranjang pakaian, lalu langsung berlari ke depan. Aku yang merasa penasaran, diam-diam mengekor.

"Bella!" teriak Vania girang. Kedua perempuan itu kemudian berpelukan seperti Teletubbies.

"Apa kabar, Van?" kata wanita yang ternyata bernama Bella.

"Ayo, duduk dulu. Aku baik-baik aja, Bell. Ya ampun, udah lama banget gak ketemu. Kamu tambah cantik aja!" puji Vania. Aku yang mendenga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status