Share

16. Melepaskan

Perlahan kubuka mata. Seluruh badan terasa remuk dan sakit. Sejak kapan aku tertidur di lantai dapur? Kuangkat kepala yang rasanya berat, lalu duduk bersandar di dinding. Ternyata sudah pukul tujuh pagi. Sudah terlalu terlambat untuk berangkat kerja. Aku mendesah. Aku akan meminta izin kepada Pak Wira nanti.

Kenapa hidupku jadi kacau begini? Teringat kembali peristiwa semalam, rasa sesak kembali hadir di dada. Sesakit inikah rasanya dikhianati? Dulu aku menganggap orang-orang yang patah hati terlalu berlebihan. Namun kini, aku sangat paham seperti apa rasanya.

Sedikit terhuyung aku beranjak, lantas berlalu ke kamar. Kubuka pintu pelan, takut akan membangunkan Vania. Ia pasti masih terlelap sekarang. Namun alangkah terkejutnya, saat tak kudapati sosoknya di sana. Kudapati kamar mandi dan seluruh ruangan dalam keadaan kosong.

"Vania!" panggilku lantang. Bahkan di halaman belakang pun tak kutemukan sosoknya.

Kucek pintu depan yang sudah dalam keadaan tak terkunci. Vania pergi? Sejak kapa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status