Share

19. Dua Pencuri

Wajah Vania pucat pasi. Sedangkan Mama salah tingkah dan tampak gelisah. Aku dan Kak Fitri menghalangi pintu kamar. Jangan sampai mereka coba-coba kabur. Beberapa detik kemudian, Mama menyembunyikan tangan di belakang badannya yang tambun.

"Apa yang kalian ambil?" tanyaku sambil memandang kedua orang itu tajam.

"A–apa? Vania cuma ambil baju, kok!" jawab Vania berkilah. Dia pikir aku bodoh. Kak Fitri tergelak.

"Baju? lantas apa yang disembunyikan Mama di tangannya?" Aku mendekat. Mama dengan cepat mundur, merapatkan badannya ke dinding.

"Ti–tidak ada apa-apa! Jangan mendekat kamu, Dani!" usir Mama. Aku tak menggubris.

"Kalau tidak mau diapa-apakan, cepat serahkan apa yang sudah Mama ambil!" titahku. Vania melirik Mama, lalu mengangguk. Wajahnya mengisyaratkan sesuatu.

"Tidak, tidak akan kuserahkan!" tolaknya.

"Oh, begitu? Mau kupaksa, Ma?" kataku sambil terus mendekat.

"Jangan kurang ajar kamu, Dani! Awas kalau berani menyentuhku, akan kulaporkan ke polisi!" ancam Mama.

Aku seketika te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status