Share

28. Memaksa Bertemu

Aku bersembunyi di balik gorden, tak ingin Vania melihat bayanganku dari balik jendela kaca. Dia berjalan dengan tenang memasuki halaman rumah. Sejenak langkahnya terhenti, saat melihat motorku terparkir di dekat teras. Ah, si*l! Sekarang dia tau kalau aku ada di rumah. Kenapa tadi aku tidak langsung masukkan saja kuda besi itu?

Jantungku berdetak lebih kencang, debarannya bertalu-talu seperti genderang yang ditabuh. Entah kenapa, aku menjadi takut untuk bertemu Vania. Seperti ada yang tidak beres dengannya. Sekarang dia sudah berdiri tepat di depan pintu. Aku menahan napas, jangan sampai suaraku terdengar sedikit pun olehnya. Beberapa detik kemudian, suara ketukan mulai terdengar.

“Bang, Bang Dani! Buka pintu Bang! Ini Vania!” teriaknya tanpa mengucap salam. Aku menutup mulut dengan telapak tangan. Suara ketukan di pintu terdengar berulang-ulang tanpa jeda.

“Abang, ini Vania, Bang! Vania mau bicara sama Abang!” Suaranya semakin ditinggikan.

Kuintip sekilas, Vania mulai merogoh tasnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status