Share

29. Raungan Vania

“Gak sopan kamu! Kalau Dani ingin bertemu, dia pasti sudah mencarimu. Pulanglah! Jangan bertingkah seperti wanita murahan yang mengejar laki-laki!” tegas Kak Fitri, tangannya sibuk membelai kepala Adelia. Keponakanku itu terlihat gelisah. Mungkin tidak nyaman dengan suasana di sekitarnya.

“Akan aku tunggu sampai ketemu Bang Dani!” Vania menghentakkan kaki, kemudian kembali duduk di kursi teras. Astaga, benar-benar urat malunya sudah putus.

“Kalau kamu masih bersikeras, akan saya panggilkan Pak RT dan tetangga sekitar untuk mengusir! Kamu sudah mulai meresahkan!” ancam Kak Fitri dengan nada serius.

“A-apa? Berani-beraninya!” Vania seketika berdiri. Matanya menatap garang ke arah Kak Fitri, dengan tangan mengepal erat.

“Silakan pilih. Pulang sendiri, atau diusir dengan tidak hormat?” Kak Fitri balas menatapnya tajam, intonasi suaranya mematikan.

Tampaknya pilihan itu membuat nyali Vania menciut. Ia segera mengambil tasnya yang tergeletak di atas meja, kemudian segera berlalu.

“Ingat bai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status